Indahnya Islam, Setiap Senyuman Pun Berbuah Pahala
loading...
A
A
A
Banyak hal kecil yang dianggap remeh namun bernilai pahala di sisi Allah Ta'ala. Salah satunya menebar senyum dan menampakkan wajah ceria kepada saudaranya.
Itulah indahnya Islam , tidak cuma menekankan ibadah vertikal (hablumminallah), tetapi juga mengajarkan berkasih sayang kepada sasama. Dalam satu hadis yang mahsyur, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ (رواه مسلم)
Dari Abu Dzar ra berkata, bahwa Nabi SAW bersabda kepadaku: "Janganlah kamu menganggap remeh perbuatan baik sedikitpun, meskipun hanya menampilkan wajah ceria kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu." (HR. Muslim, Hadits No 4760). ( )
Menurut Ustaz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta), amal shaleh itu sangat luas jangkauannya dan sangat variatif ragamnya. Tidak semua perbuatan kebaikan itu berat atau sulit untuk dilakukan. Bahkan kebanyakan amal saleh itu justru sangat mudah dan amat ringan untuk dilamalkan, salah satunya 'menampilkan wajah ceria, atau memberikan senyuman terhadap saudara sesama muslim, sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas.
"Sekadar memberikan senyuman saja, keutamannya dapat mendatangkan pahala seperti bersedekah. Subhanallah, betapa mulianya ajaran Rasulullah SAW ," kata Ustaz Rikza. ( )
Bahkan dalam riwayat Imam Tirmudzi, Nabi SAW menggambarkannya dengan bahasa (تبسمك) yang artinya, "senyumanmu", yaitu riwayat berikut:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَة... (رواه الترمذي)
Sari Abu Dzarr RA berkata Rasulullah SAW bersabda: "Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah bagimu." (HR. Tirmidzi, Hadits No 1879).
Nabi SAW pun dalam banyak riwayat digambarkan bahwa beliau selalu tersenyum. Dalam sebuah kesempatan, Abdullah bin Mas'ud RA berkata:
فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ
"Sungguh aku melihat Rasulullah SAW tersenyum hingga gigi geraham beliau terlihat." (HR. Muslim, Hadits Nno 273).
Dalam riwayat lainnya juga disebutkan, Dari Jarir bin Abdillah RA berkata: "Bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam , dan beliau tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku.' (HR. Muslim)
Ada hal yang perlu menjadi catatan kita terkait dengan senyuman, yaitu:
1. Bahwa meskipun kita dianjurkan untuk selalu tersenyum, namun sesungguhnya kita juga dilarang untuk tertawa hingga terbahak-bahak. Dan Nabi SAW sendiri tidak pernah tertawa hingga terbahak-bahak. Dari Sayyidah Aisyah istri Nabi SAW bahwa ia berkata, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, karena biasanya beliau hanya tersenyum." (HR. Muslim, No 1497). Karena tertawa terbahak-bahak berpotensi matikan hati, sebagaimana sabda beliau: "Dan janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa itu akan mematikan hati." (HR. Tirmidzi, hadits No 2227).
2. Hendaknya setiap senyuman dilakukan ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah Ta'ala dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW . Jangan sampai misalnya, kita tersenyum hanya untuk sekadar menebar pesona, atau untuk menggoda lawan jenis, atau hanya karena SOP dalam pekerjaan semata yang menuntut kita "harus" tersenyum terhadap customer misalnya. Namun senyuman hendaknya dari hati, ikhlas karena Allah dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW . Insya Allah, senyuman seperti inilah yang akan berbuah pahala seperti bersedekah.
( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Itulah indahnya Islam , tidak cuma menekankan ibadah vertikal (hablumminallah), tetapi juga mengajarkan berkasih sayang kepada sasama. Dalam satu hadis yang mahsyur, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ (رواه مسلم)
Dari Abu Dzar ra berkata, bahwa Nabi SAW bersabda kepadaku: "Janganlah kamu menganggap remeh perbuatan baik sedikitpun, meskipun hanya menampilkan wajah ceria kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu." (HR. Muslim, Hadits No 4760). ( )
Menurut Ustaz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta), amal shaleh itu sangat luas jangkauannya dan sangat variatif ragamnya. Tidak semua perbuatan kebaikan itu berat atau sulit untuk dilakukan. Bahkan kebanyakan amal saleh itu justru sangat mudah dan amat ringan untuk dilamalkan, salah satunya 'menampilkan wajah ceria, atau memberikan senyuman terhadap saudara sesama muslim, sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas.
"Sekadar memberikan senyuman saja, keutamannya dapat mendatangkan pahala seperti bersedekah. Subhanallah, betapa mulianya ajaran Rasulullah SAW ," kata Ustaz Rikza. ( )
Bahkan dalam riwayat Imam Tirmudzi, Nabi SAW menggambarkannya dengan bahasa (تبسمك) yang artinya, "senyumanmu", yaitu riwayat berikut:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَة... (رواه الترمذي)
Sari Abu Dzarr RA berkata Rasulullah SAW bersabda: "Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah bagimu." (HR. Tirmidzi, Hadits No 1879).
Nabi SAW pun dalam banyak riwayat digambarkan bahwa beliau selalu tersenyum. Dalam sebuah kesempatan, Abdullah bin Mas'ud RA berkata:
فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ
"Sungguh aku melihat Rasulullah SAW tersenyum hingga gigi geraham beliau terlihat." (HR. Muslim, Hadits Nno 273).
Dalam riwayat lainnya juga disebutkan, Dari Jarir bin Abdillah RA berkata: "Bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam , dan beliau tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku.' (HR. Muslim)
Ada hal yang perlu menjadi catatan kita terkait dengan senyuman, yaitu:
1. Bahwa meskipun kita dianjurkan untuk selalu tersenyum, namun sesungguhnya kita juga dilarang untuk tertawa hingga terbahak-bahak. Dan Nabi SAW sendiri tidak pernah tertawa hingga terbahak-bahak. Dari Sayyidah Aisyah istri Nabi SAW bahwa ia berkata, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, karena biasanya beliau hanya tersenyum." (HR. Muslim, No 1497). Karena tertawa terbahak-bahak berpotensi matikan hati, sebagaimana sabda beliau: "Dan janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa itu akan mematikan hati." (HR. Tirmidzi, hadits No 2227).
2. Hendaknya setiap senyuman dilakukan ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah Ta'ala dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW . Jangan sampai misalnya, kita tersenyum hanya untuk sekadar menebar pesona, atau untuk menggoda lawan jenis, atau hanya karena SOP dalam pekerjaan semata yang menuntut kita "harus" tersenyum terhadap customer misalnya. Namun senyuman hendaknya dari hati, ikhlas karena Allah dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW . Insya Allah, senyuman seperti inilah yang akan berbuah pahala seperti bersedekah.
( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)