Pastor Hans Kung: Apakah Penggambaran Al-Qur'an tentang Yesus Tepat?

Jum'at, 06 September 2024 - 06:37 WIB
loading...
Pastor Hans Kung: Apakah...
Muhammad tidak mempunyai alasan apa pun untuk menyangkal Yesus: Seruan Yesus adalah juga seruan Muhammad. lustrasi: SINDOnews
A A A
Sangat masyhur diketahui bahwa dalam beberapa hal al-Qur'an membicarakan Yesus dari Nazareth, dan selalu dengan nada positif. "Ini mengherankan ketika seseorang memandang sejarah berabad-abad yang dipenuhi kebencian dan kutukan antara Kristen dan Islam ," tulis Hans Kung dalam tulisannya berjudul "Sebuah Model Dialog Kristen-Islam" yang dimuat dalam buku berjudul "Jurnal Pemikiran Islam Paramadina".

Bagaimana kita bisa menilai bagian-bagian ini secara teologis?

Menurutnya, suatu penyelidikan yang lebih teliti terhadap "teks-teks al-Qur'an yang relevan dengan Kristen", yang diterjemah-ulang dan dijelaskan secara rinci oleh Claus Schedel di bawah judul Muhammad und Jesus, menunjukkan bahwa semua bahan yang berkaitan dengan Yesus di dalam al-Qur'an terintegrasi (terpadu) dengan suatu cara yang sepenuhnya koheren secara utuh ke dalam seluruh konsepsi teologis al-Qur'an.

Dari tradisi apa pun kesaksian tentang Yesus ini berasal --dan kita akan menjelaskannya lebih dekat lagi-- seluruhnya secara mencolok dipenuhi dengan pengalaman profetik hebat Muhammad dengan Tuhan Yang Esa.



Dengan alasan ini, Muhammad tidak mempunyai alasan apa pun untuk menyangkal Yesus: Seruan Yesus adalah juga seruan Muhammad.

Persoalan virgin birth (kelahiran Yesus dari seorang perawan) dan mukjizat-mukjizat diakui al-Qur'an tanpa iri hati, dengan satu pengecualian: Yesus tidak mungkin dibuat menjadi tuhan, dan tidak mungkin diletakkan berdampingan dengan Tuhan yang esa sebagai seorang (Tuhan) yang kedua. "Bagi Islam, itu adalah sesuatu yang paling dibenci," ujar Hans Kung.

Posisi Yesus dalam al-Qur'an tidak ambigius (tidak meragukan). Dialog oleh karenanya tidak didukung secara efektif oleh orang-orang Kristen bermaksud baik masa kini yang lebih menafsirkan al-Qur'an ketimbang apa yang dikandungnya, yang mengklaim bahwa dalam al-Qur'an Yesus adalah firman Tuhan.

Akan tetapi bukan Firman Tuhan dalam pengertian pada prolog Injil Yohanes, di mana logos ketuhanan yang pra-eksisten menjadi daging.

Adapun mengenal virgin birth (kelahiran Yesus dari seorang perawan) dalam al-Qur'an, itu adalah tanda kemahakuasaan Tuhan, bukan justru karena ketuhanan Yesus.



Dengan kata lain, menurut al-Qur'an Yesus adalah seorang nabi, seorang nabi yang lebih besar daripada Ibrahim, Nuh dan Musa --tetapi tentu saja tidak lebih daripada seorang nabi.

Dan persis seperti diterangkan dalam Perjanjian Baru, Yohanes (Yahya) sang Pembaptis adalah pendahulu (pratanda) Yesus, begitu pun dalam al-Qur'an Yesus adalah pendahulu (pratanda), dan tidak diragukan contoh yang memberi dorongan bagi, Muhammad.

Menurut al-Qur'an Yesus diciptakan langsung dari Tuhan sebagai Adam kedua (inilah sebenarnya arti virgin birth tersebut), tak seperti Muhammad. Yesus adalah, oleh karena itu, ciptaan Tuhan yang paling hebat.

Oleh karena alasan ini, orang-orang Kristen harus menyingkirkan keinginan untuk membuat "orang-orang Kristen anonim" dari Muhammad dan orang-orang Muslim, sebagaimana beberapa teolog, menentang keseluruhan konsepsi orang-orang Muslim tentang diri mereka sendiri, sekali-sekali berusaha melakukan itu.

Pada gilirannya hal ini akan dengan segera memunculkan pertanyaan apakah orang-orang Muslim harus menciptakan "seorang Muslim anonim" dari Kristus.



"Apabila kita yang mewakili Kristen peduli terhadap penilaian kembali Muhammad berdasarkan sumber-sumber Islam, khususnya al-Qur'an, kita juga berharap suatu hari ada kesiapan Islam untuk memulai penilaian kembali Yesus dari Nazareth berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada, berdasarkan Injil-Injil itu sendiri-sebagaimana yang telah dilakukan banyak orang dalam Yahudi," ujar Hans Kung.

Menurutnya, potret Yesus dalam al-Qur'an terlalu berat sebelah, terlalu monoton, dan untuk sebagian besar kekurangan dalam isi, terlepas dari monoteisme, seruan untuk bertobat, dan berbagai cerita tentang mukjizat-mukjizat.

Pokoknya, ini berbeda sekali dengan potret Yesus dalam sejarah, yang tidak saja menegakkan hukum, seperti direkam al-Qur'an, tetapi cenderung menentang seluruh legalisme dengan cinta radikal yang bahkan meluas untuk musuh-musuhnya sekalipun.

Itulah sebabnya kenapa ia dieksekusi, walaupun Qur'an gagal mengakui hal ini. Dalam hal ini, perbedaan-perbedaan substansial muncul antara Yesus dan Muhammad. "Keliru besar menganggap sepi hal-hal ini. Walau begitu, hambatan teologis utama terhadap sebuah pemahaman tidaklah untuk ditemukan di sini," ujar Hans Kung.

Pastor Hans Kung adalah seorang teolog Swiss terkemuka, dan penulis yang produktif. Sejak 1995 ia menjadi Presiden dari Yayasan untuk Etika Global (Stiftung Weltethos). Küng adalah seorang pastor Katolik Roma, tetapi Vatikan telah mencabut haknya untuk mengajar teologi Katolik .

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1509 seconds (0.1#10.140)