Kisah Pejuang Palestina Tawfiq Chaovali: Meninggal setelah 40 Tahun Dipenjara Austria

Selasa, 17 September 2024 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Salah satu penyerang yang selamat dari serangan di Roma juga kehilangan ayahnya dalam pembantaian Sabra dan Shatila.

Pada malam tanggal 27 Desember 1985, seorang penelepon anonim menghubungi sebuah stasiun radio Spanyol, mengklaim bahwa Organisasi Abu Nidal, atau Dewan Revolusi Fatah, bertanggung jawab atas serangan di Wina dan Roma. Kelompok tersebut kemudian secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan nama "Sel-Sel Fedayeen Arab".

Ini bukanlah serangan pertama yang dilakukan oleh kelompok Abu Nidal di Wina. Pada tanggal 1 Mei 1981, Heinz Nittal, kepala Masyarakat Persahabatan Austria-Israel, sebuah kelompok lobi Zionis, tewas dalam operasi serupa.



Didirikan oleh Abu Nidal pada tahun 1974 setelah ia berpisah dari PLO, Organisasi Abu Nidal beroperasi di kamp-kamp pelatihan di Lebanon dan Libya. Jurnalis Inggris Patrick Seale, dalam bukunya tentang Abu Nidal, menceritakan sebuah insiden di Wina pada tahun 1988, saat ia bertemu dengan seorang wanita yang selamat dari serangan bandara:

“Saya menghadiri sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Friends of Palestine dan terpesona oleh seorang wanita yang berbicara dengan penuh semangat tentang perjuangan Palestina. Seorang mantan menteri luar negeri Austria, yang juga hadir, memberi tahu saya bahwa ia adalah seorang penumpang di bandara Wina saat serangan itu terjadi," ungkapnya.

"Sebuah granat mendarat di kakinya tetapi gagal meledak. Meskipun demikian, ia tetap menjadi pendukung setia Palestina, dengan mengatakan, 'Mereka melakukan hal-hal ini karena putus asa. Saya semakin mendukung mereka sekarang.'”

Pada tahun 1987, Chaovali dan Ben Saadaoui dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Austria. Ben Saadaoui dibebaskan pada tahun 2008 setelah menjalani hukuman 22 tahun dan dilarang masuk kembali ke Austria selama sepuluh tahun.



Sementara itu, Chaovali menerima hukuman tambahan 19 tahun karena mencoba melarikan diri pada tahun 1995 dan keterlibatannya dalam insiden penyanderaan di penjara Graz-Karlau pada tahun 1996.

Abu Nidal sendiri meninggal dalam keadaan misterius di Baghdad pada tahun 2002, dengan beberapa laporan yang menyatakan bahwa ia dibunuh oleh dinas rahasia diktator Irak yang didukung Barat, Saddam Hussein.

Setelah 38 tahun di penjara Austria, Chaovali meninggal pada usia 64 tahun di penjara Stein, Austria Hilir, pada pagi hari Jumat, 13 September 2024.

Press TV melaporkan teman-teman dan pendukungnya mengatakan bahwa Chaovali dikenal karena keberaniannya dan komitmennya yang teguh terhadap perjuangan Palestina. Ia meninggal tanpa pernah melepaskan klaimnya atas kebebasan dan pembebasan Palestina dari pendudukan Israel.
(mhy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2082 seconds (0.1#10.140)