Amalan Kecil Tapi Istiqamah, Lebih Dicintai Allah Ta'ala

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 17:31 WIB
loading...
Amalan Kecil Tapi Istiqamah,...
Berzikir, amalan ringan namun pahalanya akan melebihi amalan besar asal dilakukan secara istiqamah dan kontinyu. Amalan ringan yang rutin ini pun lebih dicintai Allah Taala. Foto ilustrasi/ist
A A A
Seorang perempuan muslimah dituntut untuk selalu memperbaiki amalan-amalan yang bernilai ibadah. Bahkan, beramal secara rutin meski sedikit tapi istiqamah sangat baik nilainya di hadapan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.

Tentang pentingnya beramal, para muslimah perlu memerhatikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِى وَفِى الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِى طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinyu dalam beramal, sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Hanzhalah, lakukanlah amalan sedikit demi sedikit. Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim).(Baca juga : Perempuan dan Kewajiban Menuntut Ilmu Syar'i )

Kandungan hadis tersebut adalah :

1. Hanzhalah Al-Usayyidiy pernah mengutarakan apa yg dirasakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata :

“Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan denga n istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.” Maka Nabi bersabda seperti hadis tersebut.

2. Tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila amalan tersebut membuahkan amalan ketaatan berikutnya.

Di antara bentuknya adalah apabila amalan tersebut dilakukan secara istiqamah. Sebaliknya tanda tertolaknya suatu amalan adalah amalan tersebut malah membuahkan kejelekan setelah itu.

3. Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya

Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan, namun malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan. (Baca juga : Bagaimana Peran dan Dakwah Muslimah di Zaman Now? )

4. Di antara keunggulan suatu amalan dari amalan lainnya adalah amalan yang rutin dilakukan

Amalan yang istiqamah walaupun sedikit- itu akan mengungguli amalan yang tidak rutin, meskipun jumlahnya banyak. Amalan inilah yang lebih dicintai oleh Allah Ta’ala.

Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim).

5. Amalan yang sedikit tetapi istiqamah akan mencegah masuknya virus ”futur” (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun rutin, maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. (Baca juga : UGM Terima 4.370 Calon Mahasiswa Baru Jalur Seleksi Mandiri )

Para muslimah, itulah mengapa muslimah dianjurkan untuk beramal yang penting kontinyu walaupun jumlahnya sedikit. Kadang kita memang mengalami masa semangat dan kadang pula futur (malas) beramal. Sehingga agar amalan kita terus menerus ada pada masa-masa tersebut, maka dianjurkanlah kita beramal yang rutin walaupun itu sedikit.

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

وَلِكُلِّ عَمِلٍ شِرَّةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ ، فَمَنْ يَكُنْ فَتْرَتُهُ إِلَى السُّنَّةِ ، فَقَدِ اهْتَدَى ، وَمَنْ يَكُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ ، فَقَدْ ضَلَّ

”Setiap amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti ada masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang.” (HR. Thabrani) (Baca juga : Asyiikk, Menkeu Mau Beri Pulsa Gratis untuk Anak Sekolah dan Mahasiswa )

Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1949 seconds (0.1#10.140)