Klaim Gagasan Israel Raya dari Alkitab Ibrani: Rencana Oded Yinon dan Allon

Selasa, 15 Oktober 2024 - 05:27 WIB
loading...
A A A
Ia mengusulkan fragmentasi permanen Lebanon menjadi negara-negara yang lebih kecil dan homogen secara etnis, sehingga mengurangi kapasitasnya untuk bertindak secara kohesif. Ini terjadi jauh sebelum Hizbullah muncul.

4. Disintegrasi Suriah: Menurut Rencana Yinon, Suriah harus dibagi menjadi beberapa wilayah berbeda berdasarkan garis etnis dan agama—Alawi, Sunni, Druze, dan Kurdi.

Suriah yang terpecah-pecah akan kurang mampu menantang ambisi teritorial Israel, khususnya terkait Dataran Tinggi Golan.

5. Mesir: Yinon menyarankan bahwa Mesir juga dapat menghadapi ketidakstabilan internal, yang akan menguntungkan Israel.

Mesir yang melemah akan membatasi pengaruhnya sebagai kekuatan regional, sehingga mengurangi kemungkinannya untuk memainkan peran utama dalam koalisi Arab melawan Israel.

Dorongan Israel untuk mendominasi kawasan dan memperluas wilayah juga tercermin dalam Rencana Allon, yang dikembangkan oleh pemimpin militer Israel Yigal Allon pada tahun 1967.



Rencana ini bertujuan untuk membentuk "perbatasan" masa depan entitas Zionis melalui retensi strategis atas wilayah-wilayah penting.

Elemen-elemen utama dari Rencana Allon:

1. Zona penyangga keamanan: Aspek utama dari rencana tersebut adalah mempertahankan bagian-bagian strategis Tepi Barat yang diduduki, khususnya Lembah Yordan dan wilayah pegunungan, untuk berfungsi sebagai penyangga keamanan antara entitas Zionis dan Yordania.

2. Pengembalian wilayah Arab yang berpenduduk padat: Rencana tersebut mengusulkan pengembalian sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki dengan populasi Palestina yang tinggi ke pemerintahan Yordania atau di bawah kendali Palestina setempat untuk menghindari penggabungan populasi Arab yang besar ke wilayah Palestina yang diduduki.



3. Jalur Gaza: Rencana Allon menganjurkan aneksasi Jalur Gaza ke rezim Israel, bersamaan dengan proposal untuk memukimkan kembali populasi pengungsi Gaza yang besar ke negara-negara Arab lain atau di bawah pemerintahan Yordania.

4. Dataran Tinggi Golan dan Semenanjung Sinai: Rencana tersebut menyiratkan retensi Dataran Tinggi Golan yang diduduki, sementara Semenanjung Sinai, yang direbut dari Mesir, lebih dipandang sebagai alat tawar-menawar yang potensial untuk negosiasi perdamaian di masa mendatang dengan Mesir.
(mhy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1684 seconds (0.1#10.140)