Romawi Merebut Kembali Aleksandria di Era Utsman bin Affan: Amr bin Ash Tampil Kembali

Rabu, 16 Oktober 2024 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Kala itu, pasukan Romawi sedang menjelajahi seluruh Mesir Hilir tanpa menemui perlawanan. Kendati begitu mereka tidak membiarkan orang-orang Mesir hidup damai. Kebalikannya, segala yang ada pada mereka dirampas paksa dan mereka diperlakukan dengan penghinaan yang sangat keji.

Dalam pada itu Amr bin Ash sedang mengatur pasukan dan persiapan perangnya di Babilon. Setelah diketahuinya bahwa pasukan Romawi sudah mendekati Naqyus ia keluar dan sudah siap hendak menghadang mereka. Ia memimpin 15.000 orang dengan kepercayaan bahwa jika mereka tak dapat mengalahkan pasukan Romawi mereka akan terpukul mundur kembali ke Semenanjung Arab dengan membawa malu yang tercoreng di kening karena lari.



Kedua pasukan pun bertemu di bawah tembok-tembok benteng Naqyus di tepi sungai. Setiap prajurit dari kedua pihak - Romawi dan Muslimin - sudah tidak ragu bahwa medan hari ini adalah sangat menentukan. Siapa pun dari kedua kubu itu yang menang berarti yang akan menguasai Mesir dengan segala kemakmuran dan kekayaannya.

Oleh karena itulah pertempuran itu berjalan sengit luar biasa, kedua pihak sudah bertempur mati-matian, kalah menang silih berganti. Melihat sengitnya pertempuran yang sudah begitu memuncak, Amr bin Ash terjun ke tengah-tengah barisan itu; kuda dikendalikannya dan dengan pedang di tangannya ia membabati setiap kepala prajurit Romawi yang dijumpainya.

Sementara dia dalam keadaan itu tiba-tiba kudanya terkena sasaran anak panah, maka dia pun turun dan berjalan kaki sambil terus bertempur dengan semangat tinggi bersama-sama pasukan infanteri. Dia sudah memasang niat, menang atau mati syahid.

Semangat pasukan Romawi dan komandannya tidak pula kurang dari semangat pasukan muslim dan pemimpinnya itu. Kala itu, pasukan muslim sudah mulai kewalahan dan sebagian ada yang lari. Melihat perbuatan mereka itu tekad Amr bin Ash bertambah keras, makin berani dia dan makin gigih untuk menang atau mati syahid.

Melihat apa yang dilakukan pemimpin mereka itu, anak buahnya yang berada di sekitarnya makin berani terjun ke dalam kancah pertempuran yang sudah makin membara itu. Pada saat-saat genting semacam itu kedua pihak memperlihatkan berbagai macam kemampuan dan puncak keberaniannya, sehingga apa yang dicatat oleh sejarah sudah seperti cerita dongeng. (*)

(mhy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5286 seconds (0.1#10.140)