Abu Ja’far Al-Mansur: Pembangun Imperium Abbasiyah yang Sebenarnya
loading...
A
A
A
Taktik yang dilakukan Abu Ja’far al-Mansur dalam menghadapi serangan kedua pamannya adalah dengan mengadu kekuatan antara Abdullah bin Ali dan Shaleh bin Ali yang dikenal Singa Padang Pasir dengan Abu Muslim alKhurasani yang dikenal sebagai Jenderal yang beringas.
Abu Muslim diperintahkan khalifah al-Mansur untuk menghacurkan pemberontakan kedua pamannya itu. Abdullah bin Ali telah mengadakan pertemuan di Damaskus dengan mengundang tokoh-tokoh terkemuka dengan menyatakan kepada mereka bahwa dia telah dijanjikan Abu Abbas sebagai khalifah atas jasanya membunuh Marwan II, maka Palestina, Syria (wilayah kekuasannya ) dan Mesir, Afrika Utara (wilayah kekuasaan saudaranya, Shaleh bin Ali), menyatakan bai’at kepadanya dan menyusun kekuatan besar untuk melawan al-Mansur.
Di Nasibin, kedua pasukan itu bertemu. Abu Muslim menyatakan kedatangannya bukan untuk memerangi mereka, tetapi bertujuan ke tanah Palestina dan Syiria, karena dia diangkat menjadi wali daerah itu. Dengan taktik ini banyak pasukan Abdullah meninggalkan Nasibin kembali ke Palestina dan Syiria, karena untuk melindungi keluarga mereka yang tinggal di wilayah itu.
Sekalipun Abdullah meyakinkan mereka bahwa hal itu hanya taktik Abu Muslim belaka, mereka tetap pulang. Akibatnya pasukan Abdullah mengalami kekalahan dan beliau bersama saudaranya ditangkap dan dipenjarakan, dan pada akhirnya mati dalam penjara tujuh tahun kemudian. Kemudian pasukan Muslim kembali ke Khurasan. (*)
Abu Muslim diperintahkan khalifah al-Mansur untuk menghacurkan pemberontakan kedua pamannya itu. Abdullah bin Ali telah mengadakan pertemuan di Damaskus dengan mengundang tokoh-tokoh terkemuka dengan menyatakan kepada mereka bahwa dia telah dijanjikan Abu Abbas sebagai khalifah atas jasanya membunuh Marwan II, maka Palestina, Syria (wilayah kekuasannya ) dan Mesir, Afrika Utara (wilayah kekuasaan saudaranya, Shaleh bin Ali), menyatakan bai’at kepadanya dan menyusun kekuatan besar untuk melawan al-Mansur.
Di Nasibin, kedua pasukan itu bertemu. Abu Muslim menyatakan kedatangannya bukan untuk memerangi mereka, tetapi bertujuan ke tanah Palestina dan Syiria, karena dia diangkat menjadi wali daerah itu. Dengan taktik ini banyak pasukan Abdullah meninggalkan Nasibin kembali ke Palestina dan Syiria, karena untuk melindungi keluarga mereka yang tinggal di wilayah itu.
Sekalipun Abdullah meyakinkan mereka bahwa hal itu hanya taktik Abu Muslim belaka, mereka tetap pulang. Akibatnya pasukan Abdullah mengalami kekalahan dan beliau bersama saudaranya ditangkap dan dipenjarakan, dan pada akhirnya mati dalam penjara tujuh tahun kemudian. Kemudian pasukan Muslim kembali ke Khurasan. (*)
(mhy)