Syahidnya Yahya Sinwar: Ingat 3 Sahabat Nabi, Bertempur Habis-habisan sampai Napas Terakhir
loading...
A
A
A
Syahidnya Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar , dalam baku tembak dengan tentara Zionis Israel mengingatkan kita akan peristiwa di zaman Rasulullah SAW . Kala itu, sejumlah pahlawan Islam juga syahid dalam memerangi pasukan kafir.
"Sinwar naik terus maju dan tidak mundur, terlibat di garis depan, bergerak di antara posisi tempur," kata Khalil al-Hayya, kepala cabang Hamas di Gaza saat mengumumkan syahidnya pahlawan Islam itu.
Di zaman Rasulullah SAWtak sedikitpahlawan Islam yang bertempur habis-habisan sampai napas terakhir. Mereka juga komandan dalam perang itu. Sebut saja di antara mereka adalah Zaid bin Harithah , Ja'far bin Abi Thalib , dan Abdullah bin Rawahah.
Peristiwa heroik yang memilukan ini terjadi pada perang Mu'tah . Mereka bertiga adalah Panglima Perang Mut'ah yang syahid menghadapi pasukan negara adidaya Byzantium .
Kala itu, pasukan muslim yang berjumlah 3.000 orang berhadapan dengan 200.000 orang pasukan Byzantium.
Ini adalah pertempuran perdana antara Muslim dengan Byzantium yang Nasrani. Perang terjadi di Mu'tah pada 629 M, tepatnya pada tanggal 5 Jumadil Awal 8 Hijriah.
Mu‘tah adalah sebuah desa yang terletak di perbatasan Syam. Desa yang ada di tepi Sungai Jordan ini, kini masuk dalam Provinsi Kerak, Yordania.
Ibnu Katsir dalam "al-Bidayah wan Nihayah" mengisahkan, pertempuran ini sungguh sangat menakjubkan. Dua pasukan bertarung, saling bermusuhan dalam agama.
Pihak pertama pasukan yang berjuang di jalan Allah Azza wa Jalla, dengan kekuatan 3.000 orang. Dan pihak lainnya, prajurit kafir yang berjumlah 200.000 orang terdiri 100 ribu orang dari Romawi dan 100 ribu orang dari Nashara Arab.
Mereka saling bertarung dan menyerang. "Meski demikian sengitnya, hanya 12 orang yang terbunuh dari pasukan kaum muslimin. Padahal, jumlah korban tewas dari kaum musyirikin sangat banyak," tulis Ibnu Katsir.
Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. ( QS Al-Baqarah 2 :249)
Khalid bin Walid berkata, “Telah patah sembilan pedang di tanganku, tidak tersisa kecuali pedang buatan Yaman." (HR Imam Bukhari)
Menurut sejarawan Imam Ibnu Ishaq, syuhada perang Mu’tah hanya berjumlah 8 sahabat saja. Secara terperinci yaitu Ja’far bin Abi Thalib, dan mantan budak Rasulullah SAW Zaid bin Haritsah al-Kalbi, Mas’ud bin al-Aswad bin Haritsah bin Nadhlah al-‘Adawi, Wahb bin Sa’d bin Abi Sarh ra.
Sementara dari kalangan kaum Anshar, ‘Abdullah bin Rawahah, ‘Abbad bin Qais al-Khozarjayyan, al-Harits bin an-Nu’man bin Isaf bin Nadhlah an-Najjari, Suraqah bin ‘Amr bin Athiyyah bin Khansa al-Mazini.
Penyebab Perang
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" mengatakan ahli-ahli sejarah masih berbeda pendapat mengenai penyebab terjadinya ekspedisi Mu'tah. Sebagian mengatakan bahwa dibunuhnya sahabat Nabi di Dhat't-Talh yang menyebabkan adanya penyerbuan sebagai hukuman atas mereka yang telah berkhianat.
Sedangkan pendapat lainnya, bahwa ketika Nabi mengirim seorang utusan kepada gubernur Heraklius di Bushra (Bostra), utusan itu dibunuh oleh orang Badwi, dari Ghassan, atas nama Heraklius.
Lalu Nabi Muhammad SAW mengirim pasukan untuk memberi hukuman kepada penguasa itu dan siapa saja yang membantunya.
"Sinwar naik terus maju dan tidak mundur, terlibat di garis depan, bergerak di antara posisi tempur," kata Khalil al-Hayya, kepala cabang Hamas di Gaza saat mengumumkan syahidnya pahlawan Islam itu.
Di zaman Rasulullah SAWtak sedikitpahlawan Islam yang bertempur habis-habisan sampai napas terakhir. Mereka juga komandan dalam perang itu. Sebut saja di antara mereka adalah Zaid bin Harithah , Ja'far bin Abi Thalib , dan Abdullah bin Rawahah.
Peristiwa heroik yang memilukan ini terjadi pada perang Mu'tah . Mereka bertiga adalah Panglima Perang Mut'ah yang syahid menghadapi pasukan negara adidaya Byzantium .
Kala itu, pasukan muslim yang berjumlah 3.000 orang berhadapan dengan 200.000 orang pasukan Byzantium.
Ini adalah pertempuran perdana antara Muslim dengan Byzantium yang Nasrani. Perang terjadi di Mu'tah pada 629 M, tepatnya pada tanggal 5 Jumadil Awal 8 Hijriah.
Mu‘tah adalah sebuah desa yang terletak di perbatasan Syam. Desa yang ada di tepi Sungai Jordan ini, kini masuk dalam Provinsi Kerak, Yordania.
Ibnu Katsir dalam "al-Bidayah wan Nihayah" mengisahkan, pertempuran ini sungguh sangat menakjubkan. Dua pasukan bertarung, saling bermusuhan dalam agama.
Pihak pertama pasukan yang berjuang di jalan Allah Azza wa Jalla, dengan kekuatan 3.000 orang. Dan pihak lainnya, prajurit kafir yang berjumlah 200.000 orang terdiri 100 ribu orang dari Romawi dan 100 ribu orang dari Nashara Arab.
Mereka saling bertarung dan menyerang. "Meski demikian sengitnya, hanya 12 orang yang terbunuh dari pasukan kaum muslimin. Padahal, jumlah korban tewas dari kaum musyirikin sangat banyak," tulis Ibnu Katsir.
Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. ( QS Al-Baqarah 2 :249)
Khalid bin Walid berkata, “Telah patah sembilan pedang di tanganku, tidak tersisa kecuali pedang buatan Yaman." (HR Imam Bukhari)
Menurut sejarawan Imam Ibnu Ishaq, syuhada perang Mu’tah hanya berjumlah 8 sahabat saja. Secara terperinci yaitu Ja’far bin Abi Thalib, dan mantan budak Rasulullah SAW Zaid bin Haritsah al-Kalbi, Mas’ud bin al-Aswad bin Haritsah bin Nadhlah al-‘Adawi, Wahb bin Sa’d bin Abi Sarh ra.
Sementara dari kalangan kaum Anshar, ‘Abdullah bin Rawahah, ‘Abbad bin Qais al-Khozarjayyan, al-Harits bin an-Nu’man bin Isaf bin Nadhlah an-Najjari, Suraqah bin ‘Amr bin Athiyyah bin Khansa al-Mazini.
Penyebab Perang
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" mengatakan ahli-ahli sejarah masih berbeda pendapat mengenai penyebab terjadinya ekspedisi Mu'tah. Sebagian mengatakan bahwa dibunuhnya sahabat Nabi di Dhat't-Talh yang menyebabkan adanya penyerbuan sebagai hukuman atas mereka yang telah berkhianat.
Sedangkan pendapat lainnya, bahwa ketika Nabi mengirim seorang utusan kepada gubernur Heraklius di Bushra (Bostra), utusan itu dibunuh oleh orang Badwi, dari Ghassan, atas nama Heraklius.
Lalu Nabi Muhammad SAW mengirim pasukan untuk memberi hukuman kepada penguasa itu dan siapa saja yang membantunya.