Memperbaiki Hati, Salah Satu Cara Meraih Surga Allah Ta'ala
loading...
A
A
A
Surga yang Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hamba-Nya diwujudkan dalam beberapa tingkatan. Artinya Allah menciptakan surga beserta nama-nya, tidak hanya satu. Kenikmatan yang Allah Ta’ala siapkan di surga sungguh tiada terkira.
Syariat pun menyebutkan berbagai sifat atau kenikmatan yang akan didapatkan di surga sebagai motivasi bagi para hamba-Nya untuk bersemangat melaksanakan berbagai macam amal ketaatan.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu :
أُصِيبَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ وَهُوَ غُلاَمٌ، فَجَاءَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَرَفْتَ مَنْزِلَةَ حَارِثَةَ مِنِّي، فَإِنْ يَكُنْ فِي الجَنَّةِ أَصْبِرْ وَأَحْتَسِبْ، وَإِنْ تَكُ الأُخْرَى تَرَى مَا أَصْنَعُ، فَقَالَ: «وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ»
“Pada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?’
Rasulullah menjawab, ‘Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.’” (HR. Bukhari)
(Baca juga : Jadilah Calon Istri yang Sesuai Panduan Rasulullah )
Surga adalah tempat yang telah Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Setiap orang beriman pasti menginginkan agar dapat menuju surga-Nya kelak di hari kiamat. Nah, dari sekian sifat mukminin yang akan menjadi penghuni surga, salah satu adalah yang memilih hati yang bersih.
Hati adalah jendela jiwa . Suara hati yang terdalam itulah rasa kita yang sebenarnya. Bahasa hati adalah bahasa kebenaran. Bahasa hati adalah bahasa kearifan.
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah pernah berkata bahwa Nabi Adam 'alaihis salam, beliau dikeluarkan dari surga (oleh Allah) disebabkan satu dosa yang dilakukan oleh beliau.
Satu kesalahan Nabi Adam, sudah menggelincirkan dari surga. Sedangkan manusia (muslimin) saat ini, melakukan berbagai dosa-dosa dan memperbanyaknya, tetapi (bersamaan dengan itu pula) justru menginginkan meraih surga dengan membawa dosa-dosa tersebut.(Baca juga : Ketika Suami Tidak Saleh, Bagaimana Sebaiknya Sikap Istri? )
Pantaskah manusia membawa banyak dosanya di hadapan Allah Ta'ala lantas meminta surga? Tidak malukah kepada Allah?
Sejatinya, l-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah memberi nasehat dan teguran yang sangat lembut untuk kita semua, yang tentunya bercita-cita dan berharap meraih surga, tetapi amalannya masih penuh dosa dan maksiat, tanpa diiringi taubat dan istighfar, memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla.
Atau bagi kita yang enggan bertaubat dan beristighfar, karena kesombongannya, terlalu yakin bahwa Allah Azza wa Jalla pasti mengampuni dosa-dosanya, tetapi juga masih meremehkan dosa-dosa itu hingga terus-menerus mengulangi melakukannya.
Oleh sebab itu, yang sepantasnya dilakukan ketika muslimin terjatuh pada perbuatan dosa dan kekhilafan maka segeralah mengingat Allah Azza wa Jalla kemudian bertaubat kepada-Nya, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Baca juga : Kata Fahira Idris soal Benteng Pertahanan Lawan Covid-19 )
AllahTa'ala berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135)
AllahTa'ala juga berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah : "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 57)
Syariat pun menyebutkan berbagai sifat atau kenikmatan yang akan didapatkan di surga sebagai motivasi bagi para hamba-Nya untuk bersemangat melaksanakan berbagai macam amal ketaatan.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu :
أُصِيبَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ وَهُوَ غُلاَمٌ، فَجَاءَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَرَفْتَ مَنْزِلَةَ حَارِثَةَ مِنِّي، فَإِنْ يَكُنْ فِي الجَنَّةِ أَصْبِرْ وَأَحْتَسِبْ، وَإِنْ تَكُ الأُخْرَى تَرَى مَا أَصْنَعُ، فَقَالَ: «وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ»
“Pada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?’
Rasulullah menjawab, ‘Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.’” (HR. Bukhari)
(Baca juga : Jadilah Calon Istri yang Sesuai Panduan Rasulullah )
Surga adalah tempat yang telah Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Setiap orang beriman pasti menginginkan agar dapat menuju surga-Nya kelak di hari kiamat. Nah, dari sekian sifat mukminin yang akan menjadi penghuni surga, salah satu adalah yang memilih hati yang bersih.
Hati adalah jendela jiwa . Suara hati yang terdalam itulah rasa kita yang sebenarnya. Bahasa hati adalah bahasa kebenaran. Bahasa hati adalah bahasa kearifan.
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah pernah berkata bahwa Nabi Adam 'alaihis salam, beliau dikeluarkan dari surga (oleh Allah) disebabkan satu dosa yang dilakukan oleh beliau.
Satu kesalahan Nabi Adam, sudah menggelincirkan dari surga. Sedangkan manusia (muslimin) saat ini, melakukan berbagai dosa-dosa dan memperbanyaknya, tetapi (bersamaan dengan itu pula) justru menginginkan meraih surga dengan membawa dosa-dosa tersebut.(Baca juga : Ketika Suami Tidak Saleh, Bagaimana Sebaiknya Sikap Istri? )
Pantaskah manusia membawa banyak dosanya di hadapan Allah Ta'ala lantas meminta surga? Tidak malukah kepada Allah?
Sejatinya, l-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah memberi nasehat dan teguran yang sangat lembut untuk kita semua, yang tentunya bercita-cita dan berharap meraih surga, tetapi amalannya masih penuh dosa dan maksiat, tanpa diiringi taubat dan istighfar, memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla.
Atau bagi kita yang enggan bertaubat dan beristighfar, karena kesombongannya, terlalu yakin bahwa Allah Azza wa Jalla pasti mengampuni dosa-dosanya, tetapi juga masih meremehkan dosa-dosa itu hingga terus-menerus mengulangi melakukannya.
Oleh sebab itu, yang sepantasnya dilakukan ketika muslimin terjatuh pada perbuatan dosa dan kekhilafan maka segeralah mengingat Allah Azza wa Jalla kemudian bertaubat kepada-Nya, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Baca juga : Kata Fahira Idris soal Benteng Pertahanan Lawan Covid-19 )
AllahTa'ala berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135)
AllahTa'ala juga berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah : "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 57)