5 Tips Meraih Kelezatan dalam Ibadah : Nomor 3 Soal Makanan
loading...
A
A
A
Ketika seseorang melakukan ibadah , tapi dia memikirkan sesuatu selain Allah Ta'ala dan rasul-Nya dalam ibadahnya, maka dijamin dia tidak akan menemukan kelezatan atau kenikmatan dalam ibadah nya. Dirinya mengaku cinta Allah dan rasul-Nya, tapi saat bersamaan dia berlebih-lebihan dalam mencintai hartanya, mencintai profesinya, berlebihan memikirkan kecintaan pada keluarganya, dan lain sebagainya.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Akanmerasakanmanisnyaiman, seorang yangridhaAllah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul.”(HR. Muslim).
Hadis tersebut menegaskan bahwa hanya kecintaan pada Allah dan rasul-Nya lah yang akan memunculkan rasa lezat dan manisnya ibadah.
Al-Imam Ibnul Qayyimrahimahullahpernah menukil perkataan gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahrahimahullahdalam kitab Madarijus Saalikin, bahwa jika seseorang tidak mendapatkan kelezatan dan kebahagiaan pada amalan yang dia kerjakan maka orang itu harus curiga (dengan amalanmu), karena Rabb (Allah) Ta’ala itu adalah yang Maha Mensyukuri.
Maksudnya, adalah Allah pasti memberi bagi orang yang beramal dengan balasan di dunia dari kenikmatan-kenikmatan yang ia dapat temukan di dalam hatinya, besarnya kebahagian dan kesejukan pandangan. Dan sekiranya ia belum mendapatkan semua itu, maka pasti ada kekurangan pada amalannya.
Dengan kata lain, jika seseorang benar ibadahnya maka Allah pasti memberikan kelezatan pada ibadahnya. Karena Allah menjanjikan banyak kebaikan di dalamnya.
Allah berfirman :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An Nahl : 97)
Ayat tersebut menjadi penegas bahwa di antara karunia Allah atas hamba-hamba-Nya yang mau beribadah di dunia ini adalah kelezatan, kenikmatan, kebahagiaan dan kenyamanan hati yang dirasakan oleh mereka saat beribadah dan beramal shaleh.
Dalam kitab Al Waabilu Asy Shayyib, seorang ulama salaf berkata bahwa orang-orang miskin di dunia itu adalah orang-orang yang meninggalkan dunia ini namun tidak pernah merasakan sesuatu yang paling lezat.” Ditanyakan, “Apa sesuatu yang paling lezat di dunia itu?” “Mencintai Allah, mengenal-Nya, berdzikir kepada-Nya atau yang sepertinya.”
Secara ringkas ada beberapa cara untuk meraih kelezatan atau kenikmatan dalam ibadah , yakni :
Allah berfirman yang artinya :
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(QS. Al A’raf : 31)
Wallahu'alam.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Akanmerasakanmanisnyaiman, seorang yangridhaAllah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul.”(HR. Muslim).
Hadis tersebut menegaskan bahwa hanya kecintaan pada Allah dan rasul-Nya lah yang akan memunculkan rasa lezat dan manisnya ibadah.
Al-Imam Ibnul Qayyimrahimahullahpernah menukil perkataan gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahrahimahullahdalam kitab Madarijus Saalikin, bahwa jika seseorang tidak mendapatkan kelezatan dan kebahagiaan pada amalan yang dia kerjakan maka orang itu harus curiga (dengan amalanmu), karena Rabb (Allah) Ta’ala itu adalah yang Maha Mensyukuri.
Maksudnya, adalah Allah pasti memberi bagi orang yang beramal dengan balasan di dunia dari kenikmatan-kenikmatan yang ia dapat temukan di dalam hatinya, besarnya kebahagian dan kesejukan pandangan. Dan sekiranya ia belum mendapatkan semua itu, maka pasti ada kekurangan pada amalannya.
Dengan kata lain, jika seseorang benar ibadahnya maka Allah pasti memberikan kelezatan pada ibadahnya. Karena Allah menjanjikan banyak kebaikan di dalamnya.
Allah berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An Nahl : 97)
Ayat tersebut menjadi penegas bahwa di antara karunia Allah atas hamba-hamba-Nya yang mau beribadah di dunia ini adalah kelezatan, kenikmatan, kebahagiaan dan kenyamanan hati yang dirasakan oleh mereka saat beribadah dan beramal shaleh.
Dalam kitab Al Waabilu Asy Shayyib, seorang ulama salaf berkata bahwa orang-orang miskin di dunia itu adalah orang-orang yang meninggalkan dunia ini namun tidak pernah merasakan sesuatu yang paling lezat.” Ditanyakan, “Apa sesuatu yang paling lezat di dunia itu?” “Mencintai Allah, mengenal-Nya, berdzikir kepada-Nya atau yang sepertinya.”
Secara ringkas ada beberapa cara untuk meraih kelezatan atau kenikmatan dalam ibadah , yakni :
1) Bermujahadah.
Yaitu bersungguh-sungguh melawan diri dari kemalasan dalam mengerjakan ketaatan hingga ketaatan itu semakin ringan dan menjadi biasa.2). Menjauhi maksiat.
Kemaksiatan adalah sesuatu yang akan menghalangi hati dari kelezatan beribadah karena maksiat akan membuat hati menjadi keras dan kering.3). Tidak berlebih-lebihan dalam hal makanan, minuman, berbicara dan melihat.
Hendaknya seorang muslim makan dan minum untuk memenuhi kebutuhannya dalam menunaikan ibadah dan bekerja, serta tidak berlebih-lebihan.Allah berfirman yang artinya :
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(QS. Al A’raf : 31)
4). Merasa Allah Ridha.
Yakni selalu menghadirkan bahwa ibadah yang dilakukannya itu merupakan ketaatan yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Ibadah-ibadah itu akan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.5). Menyadari bahwa ibadah akan langgeng
Meyakini ibadah ini akan langgeng dan tidak akan binasa sebagaimana segala keindahan dunia berupa harta benda, kedudukan dan semua kelezatannyaWallahu'alam.
(wid)