Inilah Kabar Gembira dan Ancaman Terkait Anak Yatim

Jum'at, 04 September 2020 - 06:19 WIB
loading...
Inilah Kabar Gembira...
Penyantun anak yatim dan memberi makan yatim beserta orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abror (saleh atau taat kepada Allah). Foto ilustrasi/ist
A A A
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan umat Islam untuk memuliakan anak-anak yatim. Kita bisa memuliakan mereka dengan akhlak yang mulia yaitu menyantuni anak yatim. Semoga kita semua bisa meraih keutamaan dari menyantuni anak yatim dengan motivasi yang pernah disampaikan RasulullahShallallahu alaihi wa sallam.

عَنْ سَهَل بْنِ سَعَد رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا. وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً. (رواه البخاري)

"Dari Sahl bin Sa’ad radhyiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di Surga seperti ini”, kemudian beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya." (HR.Bukhari)

(Baca juga : Syarat Sempurnanya Iman, Bersikap Lembut Dalam Rumah Tangga )

Dalam Al-Qur’an, kata yatim disebutkan sebanyak 23 kali. Yakni 8 kali disebut dalam bentuk tunggal, 14 kali dalam bentuk jamak dan 1 kali dalam bentuk dua (mutsanna). Al-Qur’an secara tegas mengatakan, anak yatim adalah sosok-sosok yang harus dikasihi, dipelihara dan diperhatikan.

Allah berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” (QS. Al-Baqarah: 220).

Banyak sekali keutamaan-keutamaan menyayangi dan memuliakan anak yatim. Antara lain seperti yang disebutkan pada hadis di atas yaitu akan meraih peluang dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Dengan kata lain, pemelihara anak yatim dijamin masuk surga. Jika mereka, para pemelihara anak yatim tidak bisa menjadi teman Rasulullah di surga karena suatu hal tertentu, namun ia akan tetap dijamin masuk surga.

(Baca juga : Salah Satu Tanda Orang Beruntung : Mendapat Hidayah dari Allah Ta'ala )

“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

Penyantun anak yatim dan memberi makan yatim beserta orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abror (saleh atau taat kepada Allah).

Firman Allah Ta'ala :

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (QS. Al-Insan: 5)

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا

(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Insan: 6)

(Baca juga : Pengusaha Wisata Bandung Tolak Rencana Bandara Husein Jadi Domestik )

Allah dan Rasul-Bya telah menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang menyantuni anak yatim. Islam menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat istimewa .

Secara khusus dalam Al-Qur'an tercatat lebih dari 20 ayat tentang anak yatim, antara lain; QS. Al-An'an ayat 152, QS. Al-Isra' ayat 34, QS. Al-Fajr ayat 17, QS. Ad-Duha ayat 6 dan 9, QS. Al-Ma'un ayat 2, QS. Al-Insan ayat 8, QS. Al-Balad ayat 15, QS. Al-Kahfi ayat 82, QS. Al-Baqarah ayat 83, 177, 215, dan 220, QS. An-Nisa' ayat 2,3,6,8,10,36 dan 127, QS. Al-Anfal ayat 41, dan QS. Al-Hasyr ayat 7.

Ulama memberi penegasan, yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa. Keutamaan menyantuni anak yatim adalah yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya hubungan keluarga dengannya tapi lebih diistimewakan yang ada hubungan dengan kekeluargaan .

Firman Allah Ta'ala :

وَمَا أَدْرَاكَ مَاالْعَقَبَةُ ۞ فَكُّ رَقَبَةٍ ۞ أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ ۞ يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ ۞ أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ ۞

"Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang yang miskin yang sangat fakir. (QS. Al-Balad: 12-16).

Sebaliknya, jika keras, bakhil, dan kasar terhadap anak yatim maka akan diancam dengan azab. Para pembenci anak yatim disebut sebagai orang yang mendustakan hari pembalasan. Mereka adalah orang tidak punya kasih sayang pada anak yatim dan orang miskin. Masih ada sifat lainnya yang disebutkan dalam surat Al-Maa’uun.

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ ۞ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ۞ وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ ۞ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ ۞ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ۞ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ۞ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ۞

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7)

(Baca juga : Hadiri Konferensi FAO, Mentan SYL Tegaskan Komitmen Ketahanan Pangan RI )

Akan ada ancaman keras memakan harta anak yatim karena secara dzalim.

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوٰلَ الْيَتٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا ۞

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. An-Nisaa': 10).

Jadi, berbuat baik kepada anak yatim adalah amalan sangat utama. (QS Al-Baqarah: 177). Sebelum Islam datang, anak yatim tak mendapatkan perhatian apalagi santunan yang layak. Lalu, Islam memuliakannya dan melarang untuk mengeksploitasinya. (QS Al-An'am: 152-153, al-Isra: 34).

(Baca juga : Diancam Barcelona, Lionel Messi Pilih Selesaikan Kontrak )

Memakan harta anak yatim merupakan salah satu dosa besar dan penyebab masuk neraka. Rasul SAW bersabda, "Jauhilah tujuh dosa besar, yakni menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina wanita mukmin yang lalai." (HR Bukhari dan Muslim).

Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2641 seconds (0.1#10.140)