Kisah Nabi Ayyub, Penghibur Bagi Orang yang Ditimpa Musibah

Kamis, 05 Maret 2020 - 05:15 WIB
Kisah Nabi Ayyub, Penghibur Bagi Orang yang Ditimpa Musibah
Kisah Nabi Ayyub, Penghibur Bagi Orang yang Ditimpa Musibah
A A A
Satu-satunya Nabi yang diuji dengan ujian cukup berat ialah Nabiyullah Ayyub 'alaihissalam (AS). Allah Ta'ala mengujinya dengan empat macam cobaan. Di antaranya kehilangan kekayaannya, kematian anak-anaknya, kehancuran tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya seorang istrinya yang setia dan dua laki-laki saudaranya.

Beliau diutus di dataran Hauran (1540-1420 SM). Sebutan kaumnya adalah bangsa Arami dan Amori di daerah Syria dan Yordania (Syam). Selain kehilangan harta, keluarga dan anak, beliau menderita penyakit yang menjijikkan (sejenis kusta dan lepra) hingga orang-orang menjauh dan mengusirnya. Badannya mengeluarkan bau busuk dan dikerumuni ulat belatung, tetapi beliau tak pernah membunuh ulat-ulat itu.

18 Tahun Menderita
Dulu Nabi Ayyub seorang yang sehat, gagah dan tampan. Lalu beliau sakit dan jatuh miskin, kemudian ditinggal wafat keluarga dan anaknya. Beliau pun menjalani semua itu dengan kesabaran, tidak mengeluh dan tidak pula meratap.

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda, "Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ditimpa musibah selama 18 tahun. Orang dekat dan orang jauh menolaknya, kecuali dua orang laki-laki saudaranya yang selalu menjenguknya setiap pagi dan petang hari. Suatu hari salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, 'Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang manusia di dunia ini.'

Temannya menanggapi, "Apa itu?" Dia menjawab, "Sudah 18 tahun Allah tidak merahmatinya dan tidak mengangkat ujian yang menimpanya." Manakala keduanya pergi kepada Ayyub , salah seorang dari keduanya tidak kuasa menahan dan akhirnya mengatakan hal itu kepada Ayyub.

Maka Ayyub berkata, "Aku tidak mengerti apa yang kalian berdua katakan. Hanya saja, Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bersengketa dan keduanya menyebut nama Allah. Lalu aku pulang ke rumah dan bersedekah untuk keduanya karena aku khawatir nama Allah disebut kecuali dalam kebenaran."

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Ayyub pergi buang hajat. Jika dia buang hajat, istrinya menuntunnya sampai di tempat buang hajat. Suatu hari Nabi Ayyub terlambat dari istrinya dan Allah mewahyukan kepada Ayyub, "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (QS. Shad: 42)

Istrinya menunggunya cukup lama. Dia melihat dan memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya dan beliau lebih tampan dari sebelumnya. Ketika istrinya melihatnya, dia berkata, "Semoga Allah memberimu berkah, apakah kamu melihat Nabiyullah, orang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu sangat mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sehat." Nabi Ayyub berkata, "Sesungguhnya akulah Ayyub."

Nabi Ayyub memiliki dua tempat untuk mengeringkan hasil bumi. Yang pertama untuk gandum dan yang kedua untuk jewawut. Lalu Allah mengirim dua awan. Ketika awan yang pertama tiba di atas tempat pengeringan gandum, ia memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang lainnya menumpahkan di tempat pengeringan jewawut sampai melimpah pula."

Doa Nabi Ayyub Dikabulkan Allah

Ketika Nabi Ayyub menghadap Tuhannya, beliau bermunajat dengan doa memohon agar ujiannya diangkat. "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS. Al-Anbiya: 83). "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan." (QS. Shad: 41)

Allah Ta'ala menjawab doanya dan mengangkat ujian yang menimpanya. Jika Allah menghendaki, tak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mampu menghalangi-Nya. Ketika Nabi Ayyub menjejakkan kakinya ke tanah, maka memancarlah air. Beliau pun minum dan mandi dengan air itu. Air itu menghilangkan semua penyakit di tubuhnya. Nabi Ayyub kembali sehat dan bugar. Wajahnya kembali tampan dan gagah. Sebagaimana Allah mengembalikan kesehatan dan kekuatannya, Allah juga mengembalikan hartanya yang hilang sebanyak dua kali lipat. Kemudian menganugerahkan anak-anak kepadanya dua kali lipat pula. Nabi Ayyub wafat dalam usia 120 tahun dan dikaruniai 26 anak. Masya Allah.
Rasulullah SAW mengabarkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan An-Nasa'i dari Abu Hurairah, belua SAW bersabda: "Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh kepadanya, maka Ayyub memunguti dan menyimpannya di bajunya. Maka Tuhannya memanggilnya, 'Wahai Ayyub, bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang kamu lihat?'

Ayyub menjawab, "Benar, ya Rabb, akan tetapi aku selalu memerlukan keberkahan-Mu."

Ketika membayangkan keadaan Nabi Ayyub melompat dalam keadaan telanjang, mengumpulkan dan memunguti belalang emas, lalu meletakkannya di bajunya. Maka Allah memanggilnya lagi, "Bukankah Aku telah membuatmu kaya sebagaimana kamu lihat?" (Yakni, melalui dua awan yang menuangkan emas dan perak di tempat penyimpanan hasil buminya). Ayyub menjawab, "Siapa yang tidak memerlukan keberkahan-Mu, ya Rabbi?"

Demikian kisah Nabi Ayyub yang diceritakan oleh Syeikh Umar Sulaiman Al-Asyqor (Guru Besar Universitas Islam Yordania) dalam Kitab "Kisah-kisah Shahih Seputar Para Nabi dan Rasul". Nabi Ayyub adalah hamba saleh dan teladan kesabaran. Beliau adalah imam bagi orang-orang sabar. Kisahnya diceritakan untuk menghibur orang-orang yang ditimpa musibah.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4363 seconds (0.1#10.140)