Kisah Dzakhwan bin Kaisan Lepas dari Jebakan Rezim

Selasa, 08 September 2020 - 11:07 WIB
loading...
A A A
Dia menjawab, “Waktu saya pergi, beliau adalah seorang yang zalim dan jahat, taat kepada makhluk dan membangkang terhadap sang Khaliq.”



Wajah Hajjaj merah padam karena malu mendengar perkataan orang tersebut. Lalu dia berkata, “Bagaimana engkau bisa mengatakan demikian sedangkan engkau tahu kedudukan dia di sisiku (yakni saudaranya)?”

Dia menjawab, “Apakah Anda mengira bahwa kedudukan dia di sisi Anda lebih mulia daripada kedudukan saya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala? Sedangkan saya bertamu di rumah-Nya sebagai haji, saya beriman kepada nabi-Nya, dan saya melaksanakan agama-Nya.”

Hajjaj bin Yusuf pun bungkam, tak mampu bicara apa-apa.



Kemudian orang itu beranjak dan pergi tanpa minta izin. Thawus bangun mengikutinya sambil bergumam, “Dia adalah orang yang shalih. Aku akan mengikutinya, sebelum dia lenyap di tengah kerumunan orang banyak…”

Thawus mendapatkan dia mendekati kain penutup Ka’bah dan menempelkan pipinya di dindingnya seraya berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dan di sisi-Mu-lah aku menyandarkan diri. Ya Allah berilah aku ketetapan hati atas kemurahan-Mu dan kerelaan atas jaminan-Mu yang lebih luas dari sikap-sikap kikir. Berilah aku kekayaan dari apa yang berada di tangan orang-orang kikir yang suka mengutamakan dirinya. Ya Allah aku meminta jalan keluar dari segala kesulitan dengan kebijaksanaan-Mu yang sejak dulu dan kelanggengan kebaikan-Mu, ya Rabb-ul Alamin.”



Sayang, akhirnya dia terbawa arus manusia dan lenyap dari pandangan Thawus. “Aku merasa yakin tak punya harapan lagi untuk bertemu dengannya,” ujar Thawus berkisah.

Namun, senja di hari Arafah (hari wukuf di Arafah), ia melihat orang itu yang tengah berbaur bersama orang-orang. Aku mendekat dan mendengar dia tengah berdoa, “Ya Allah jika Engkau tidak menerima hajiku dengan segala jerih payah dan kelelahanku, maka jangan pula Kau haramkan aku dari pahala atas musibahku dengan menelantarkan diriku…”



Kembali dia menghilang di antara kerumunan orang-orang dan kegelapan telah menghalangi pandangan Thawus terhadapnya. Setelah berputus asa untuk menemukan kembali, Thawus berdoa: “Ya Allah, terimalah dan kabulkanlah doanya dan juga doaku, penuhilah harapannya dan harapanku, kokohkanlah langkahnya dan langkahku di hari di mana banyak kaki akan tergelincir. Satukanlah kami di telaga Kautsar, Ya Akramal Akramin.”
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4239 seconds (0.1#10.140)