Inilah Buah dan Keutamaan Sikap Tawakkal
loading...
A
A
A
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah Ta'ala. Dengan bertawakkal kepada Allah setiap perbuatan akan diridhai-Nya. Bahkan, Allah Ta'ala akan memberikan rezeki kepada orang yang bertawakkal.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi)
Muslimah, perilaku tawakkal yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para shahabatnya benar-benar menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan Beliau menerapkan perilaku tawakkal ini karena ia sendiri melakukan hal sama. Dalam kehidupannya, Rasulullahselalu berserah diri kepada Allah, ia tidak pernah gelisah dan resah dalam menghadapi berbagai persoalan.
(Baca juga : Haruskah Menyiapkan Investasi Sebelum Mati? )
Tawakkal sendiri memiliki pengertian menyerahkan segala permasalahan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dengan sepenuh hati dan berpegang teguh kepada-Nya serta tetap berusaha semaksimal mungkin sehingga tidak merasa sedih dan kecewa terhadap apa pun keputusan yang diberikan-Nya.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan , bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Ada banyak keutamaan dari sikap tawakkal ini. Disarikan dari berbagai sumber, inilah keutamaan orang yang tawakkal, antara lain :
1. Dapat membuktikan keimanan yang benar karena salah satu ciri orang beriman adalah bertawakal kepada Allah Ta'ala.
(Baca juga : Inilah Batasan dan Adab Komunikasi dengan Lawan Jenis )
2. Memperoleh kecukupan dari apa yang dibutuhkan
Orang yang bertawakkal kepada Allah akan dicukupkan apa yang menjadi keperluannya dalam hidup. Bila dari sisi jumlah tidak cukup, paling tidak dengan bertawakkal itu dia akan merasa cukup dengan apa yang diperolehnya. Allah Ta'ala berfirman :
“….Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)nya….” (ath-Thalaaq : 3)
3. Tidak dikuasai setan
Orang yang bertawakal tidak bisa digoda apalagi dikuasai oleh setan. Sebab, bagaimana mungkin setan dapat menggoda orang-orang yang begitu dekat dan terikat kepada Allah swt sebagaimana dalam firmanNya :
إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.” (QS an-Nahl : 99)
(Baca juga : Ummu Fadhl, Ibu Pemberani yang Melahirkan Anak-anak Saleh dan Pandai )
4. Menghargai usaha yang dilakukan
Saat seseorang berusaha lalu tidak mencapai hasil yang diharapkannya kadang dia merasa sia-sia atau percuma saja berusaha bila hasilnya hanya demikian. Sikap ini disebabkan oleh tidak bertawakkalnya dia kepada Allah Ta'ala. Bila dia bertawakkal, maka dia akan menerima apa yang sudah diperolehnya dan mensyukurinya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi)
Muslimah, perilaku tawakkal yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para shahabatnya benar-benar menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan Beliau menerapkan perilaku tawakkal ini karena ia sendiri melakukan hal sama. Dalam kehidupannya, Rasulullahselalu berserah diri kepada Allah, ia tidak pernah gelisah dan resah dalam menghadapi berbagai persoalan.
(Baca juga : Haruskah Menyiapkan Investasi Sebelum Mati? )
Tawakkal sendiri memiliki pengertian menyerahkan segala permasalahan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dengan sepenuh hati dan berpegang teguh kepada-Nya serta tetap berusaha semaksimal mungkin sehingga tidak merasa sedih dan kecewa terhadap apa pun keputusan yang diberikan-Nya.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan , bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Ada banyak keutamaan dari sikap tawakkal ini. Disarikan dari berbagai sumber, inilah keutamaan orang yang tawakkal, antara lain :
1. Dapat membuktikan keimanan yang benar karena salah satu ciri orang beriman adalah bertawakal kepada Allah Ta'ala.
(Baca juga : Inilah Batasan dan Adab Komunikasi dengan Lawan Jenis )
2. Memperoleh kecukupan dari apa yang dibutuhkan
Orang yang bertawakkal kepada Allah akan dicukupkan apa yang menjadi keperluannya dalam hidup. Bila dari sisi jumlah tidak cukup, paling tidak dengan bertawakkal itu dia akan merasa cukup dengan apa yang diperolehnya. Allah Ta'ala berfirman :
“….Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)nya….” (ath-Thalaaq : 3)
3. Tidak dikuasai setan
Orang yang bertawakal tidak bisa digoda apalagi dikuasai oleh setan. Sebab, bagaimana mungkin setan dapat menggoda orang-orang yang begitu dekat dan terikat kepada Allah swt sebagaimana dalam firmanNya :
إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.” (QS an-Nahl : 99)
(Baca juga : Ummu Fadhl, Ibu Pemberani yang Melahirkan Anak-anak Saleh dan Pandai )
4. Menghargai usaha yang dilakukan
Saat seseorang berusaha lalu tidak mencapai hasil yang diharapkannya kadang dia merasa sia-sia atau percuma saja berusaha bila hasilnya hanya demikian. Sikap ini disebabkan oleh tidak bertawakkalnya dia kepada Allah Ta'ala. Bila dia bertawakkal, maka dia akan menerima apa yang sudah diperolehnya dan mensyukurinya.