Perintah Tawakkal dalam Ayat-Ayat Al-Qur'an
loading...
A
A
A
Secara istilah kata tawakkal dapat diartikan sebagai sikap menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala tatkala menghadapi suatu kepentingan. Tawakkal juga diartikan sikap bersandar dan mempercayakan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Tawakkal merupakan implikasi langsung iman seorang hamba kepada Allah, maka tidak ada tawakkal tanpa iman demikian juga sebaliknya.
Di dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang menyebutkan tentang tawakkal ini. Kata tawakkal yang menjelaskan tentang penyerahan diri kepada Allah Ta'ala tersebut dapat dijumpai pada beberapa surah dan ayat dari firman Allah Ta'ala ini. Di antaranya sebagai berikut :
1. Tawakkal terhadap nasib (QS Yusuf : 67)
Dalam hal nasib kehidupan , manusia bertawakal denganmeyakini sepenuhnya bahwa apapun yang kita dapatkan, banyak atau sedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati yang lega.
(Baca juga : Inilah Buah dan Keutamaan Sikap Tawakkal )
Misalnya ketika kita ingin menjadi pejabat atau memiliki pekerjaan dengan berpenghasilan besar, kemudian kita berupaya keras dengan memenuhi syarat berupa pendidikan atau lainnya. Setelah ini, baru kita bertawakkal dengan percaya sepenuhnya bahwa terkabul atau tidaknya harapan itu semata-mata AllahSubhanahu wa ta'ala yang menentukan.
Simakfirman Allah Ta'ala berikut ini:
وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
"Ya’qub berkata, “Hai anak-anakku, janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Meskipun demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah: kepada-Nya lah Aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal, berserah diri.” (QS Yusuf : 67)
(Baca juga : Haruskah Menyiapkan Investasi Sebelum Mati? )
Hikmah dari perkataan Nabi Ya’qub kepada putra-putra nya adalah bahwa mereka harus berusaha sepenuh hati dalam mengejar keinginannya. Namun, hal ini juga harus diikuti kesadaran penuh bahwa kendali semuanya itu ditangan Allah swt. Sebagai bukti bahwa kita adalah hamba Allah yang beriman, kita harus pasrah dan menerima apapun keputusan-Nya kepada kita. Kita tidak boleh sakit hati dan merasa kesal meskipun mungkin yang terjadi tidak sesuai yang diinginkan.
2. Tawakal mendatangkan kesabaran (QS An-Nahl : 41-42)
Islam mengajarkan kepada kita bahwa salah satu cara untuk mendapatkan sifat sabar adalah dengan cara bertawakkal kepada Allah. Seperti firman Allah Ta'ala :
“Orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (QS an-Nahl : 41-42)
(Baca juga : Ummu Fadhl, Ibu Pemberani yang Melahirkan Anak-anak Saleh dan Pandai )
Ayat ini turun pada saat kaum muslimin di Makkah banyak mendapatkan penganiayaan dari kaum kafir Quraisy. Mereka mendapatkan ujian baik lahir maupun batin. Lahir berupa ketahanan fisik menghadapi siksaan, kekurangan pangan atau penganiayaan. Sedangkan batin, berupa kekuatan akidah karena cemoohan, celaan, dan tantangan-tantangan terhadap siapa mereka akan berlindung, dan apakah Allah dapat melindungi mereka.
Sedangkan pada saat itu, keimanan mereka masih baru, sehingga mudah goyah. Oleh sebab itu, turunlah ayat untuk berhijrah. Sebuah solusi untuk terhindar dari penganiayaan kaum kafir. Hijrah ini sebagai ikhtiar, usaha menghindarkan diri dari kerusakan, penganiayaan. Selanjutnya, hanya dengan bertawakal kepada Allah Ta'ala, memasrahkan diri hanya kepada Allah. Kepasrahan ini menanamkan kesabaran di dalam diri setiap muslim. Sabar bahwa ini semua adalah ujian. Keadaan ketika dianiaya ini adalah cobaan yang sedang dilalui. Allah pasti akan memberikan ganjaran bagi mereka yang tetap teguh menghadapi ujian itu. Mereka akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
(Baca juga : Terbongkar, KPPU Temukan e-Katalog Pengadaan Barang Pemerintah Hambat UMKM )
3. Tawakal dalam perselisihan (QS Asy-Syura : 10 )
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا ٱخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَىْءٍ فَحُكْمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّى عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (QS Asy Syura : 10)
4. Tawakal dalam perdamaian (QS.Al-Anfal : 61)
Firman Allah Ta'ala :
وَإِن جَنَحُوا۟ لِلسَّلْمِ فَٱجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS Al-Anfal : 61)
(Baca juga : Anies dan Airlangga Jangan Berdebat Politik Terus, Kembali ke Kebijakan Kemanusiaan )
5. Tawakal dalam berdakwah
- Firman Allah dalam surah At-Taubah : 128-129
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”(QS At-Taubah : 128-129)
- Juga dalam surah Yunus : 71-72
“Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya).”
(Baca juga : Piala Asia U-19 Ditunda, Garuda Muda Jajaki Latihan di Turki dan Spanyol )
- Dan firman Allah dalam QS. ar-Ra’d : 30
كَذَٰلِكَ أَرْسَلْنَٰكَ فِىٓ أُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهَآ أُمَمٌ لِّتَتْلُوَا۟ عَلَيْهِمُ ٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِٱلرَّحْمَٰنِ ۚ قُلْ هُوَ رَبِّى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ
“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Katakanlah: “Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.”
6. Tawakal dalam menghadapi fitnah (QS Yunus : 84-85)
Firman Allah Ta'ala :
" Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.” (85) Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah Kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan Kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim,”
7. Tawakal dalam menghadapi gangguan (QS Ibrahim : 12)
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى ٱللَّهِ وَقَدْ هَدَىٰنَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
“Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri.”
(Baca juga : Satpol PP Tunggu Arahan Gubernur DKI Soal Aturan PSBB Total )
8. Tawakal dalam peperangan (QS Al-Imran : 121-122)
Allah Ta'ala berfirman :
“Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”(QS Ali Imran : 121-122)
Perang merupakan sesuatu yang sedapat mungkin dihindari oleh manusia, karenanya RasullullahShallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya lebih memilih hijrah ke Madinah ketimbang menimpali permusuhan orang-orang kafir di Mekah. Namun, ketika sudah berhijrah ternyata orang-orang kafir itu tetap ingin berperang. Bila sudah demikian, kaum muslimin harus mau berperang, bahkan Allah mewajibkannya. Oleh karena itu, kesiapan berperang harus dilakukan oleh kaum muslimin, baik persiapan yang bersifat fisik, mental, pendanaan, maupun keterampilanan berperang serta dibarengi dengan permohonan kepada Allah Ta'ala agar memperoleh kemenangan.
Demikianlah beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan kita sebagai hambanya bertawakkal dalam setiap keadaan dan masalah yang dihadapi.
Wallahu A'lam
Di dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang menyebutkan tentang tawakkal ini. Kata tawakkal yang menjelaskan tentang penyerahan diri kepada Allah Ta'ala tersebut dapat dijumpai pada beberapa surah dan ayat dari firman Allah Ta'ala ini. Di antaranya sebagai berikut :
1. Tawakkal terhadap nasib (QS Yusuf : 67)
Dalam hal nasib kehidupan , manusia bertawakal denganmeyakini sepenuhnya bahwa apapun yang kita dapatkan, banyak atau sedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati yang lega.
(Baca juga : Inilah Buah dan Keutamaan Sikap Tawakkal )
Misalnya ketika kita ingin menjadi pejabat atau memiliki pekerjaan dengan berpenghasilan besar, kemudian kita berupaya keras dengan memenuhi syarat berupa pendidikan atau lainnya. Setelah ini, baru kita bertawakkal dengan percaya sepenuhnya bahwa terkabul atau tidaknya harapan itu semata-mata AllahSubhanahu wa ta'ala yang menentukan.
Simakfirman Allah Ta'ala berikut ini:
وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
"Ya’qub berkata, “Hai anak-anakku, janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Meskipun demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah: kepada-Nya lah Aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal, berserah diri.” (QS Yusuf : 67)
(Baca juga : Haruskah Menyiapkan Investasi Sebelum Mati? )
Hikmah dari perkataan Nabi Ya’qub kepada putra-putra nya adalah bahwa mereka harus berusaha sepenuh hati dalam mengejar keinginannya. Namun, hal ini juga harus diikuti kesadaran penuh bahwa kendali semuanya itu ditangan Allah swt. Sebagai bukti bahwa kita adalah hamba Allah yang beriman, kita harus pasrah dan menerima apapun keputusan-Nya kepada kita. Kita tidak boleh sakit hati dan merasa kesal meskipun mungkin yang terjadi tidak sesuai yang diinginkan.
2. Tawakal mendatangkan kesabaran (QS An-Nahl : 41-42)
Islam mengajarkan kepada kita bahwa salah satu cara untuk mendapatkan sifat sabar adalah dengan cara bertawakkal kepada Allah. Seperti firman Allah Ta'ala :
“Orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (QS an-Nahl : 41-42)
(Baca juga : Ummu Fadhl, Ibu Pemberani yang Melahirkan Anak-anak Saleh dan Pandai )
Ayat ini turun pada saat kaum muslimin di Makkah banyak mendapatkan penganiayaan dari kaum kafir Quraisy. Mereka mendapatkan ujian baik lahir maupun batin. Lahir berupa ketahanan fisik menghadapi siksaan, kekurangan pangan atau penganiayaan. Sedangkan batin, berupa kekuatan akidah karena cemoohan, celaan, dan tantangan-tantangan terhadap siapa mereka akan berlindung, dan apakah Allah dapat melindungi mereka.
Sedangkan pada saat itu, keimanan mereka masih baru, sehingga mudah goyah. Oleh sebab itu, turunlah ayat untuk berhijrah. Sebuah solusi untuk terhindar dari penganiayaan kaum kafir. Hijrah ini sebagai ikhtiar, usaha menghindarkan diri dari kerusakan, penganiayaan. Selanjutnya, hanya dengan bertawakal kepada Allah Ta'ala, memasrahkan diri hanya kepada Allah. Kepasrahan ini menanamkan kesabaran di dalam diri setiap muslim. Sabar bahwa ini semua adalah ujian. Keadaan ketika dianiaya ini adalah cobaan yang sedang dilalui. Allah pasti akan memberikan ganjaran bagi mereka yang tetap teguh menghadapi ujian itu. Mereka akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
(Baca juga : Terbongkar, KPPU Temukan e-Katalog Pengadaan Barang Pemerintah Hambat UMKM )
3. Tawakal dalam perselisihan (QS Asy-Syura : 10 )
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا ٱخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَىْءٍ فَحُكْمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّى عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (QS Asy Syura : 10)
4. Tawakal dalam perdamaian (QS.Al-Anfal : 61)
Firman Allah Ta'ala :
وَإِن جَنَحُوا۟ لِلسَّلْمِ فَٱجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS Al-Anfal : 61)
(Baca juga : Anies dan Airlangga Jangan Berdebat Politik Terus, Kembali ke Kebijakan Kemanusiaan )
5. Tawakal dalam berdakwah
- Firman Allah dalam surah At-Taubah : 128-129
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”(QS At-Taubah : 128-129)
- Juga dalam surah Yunus : 71-72
“Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya).”
(Baca juga : Piala Asia U-19 Ditunda, Garuda Muda Jajaki Latihan di Turki dan Spanyol )
- Dan firman Allah dalam QS. ar-Ra’d : 30
كَذَٰلِكَ أَرْسَلْنَٰكَ فِىٓ أُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهَآ أُمَمٌ لِّتَتْلُوَا۟ عَلَيْهِمُ ٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِٱلرَّحْمَٰنِ ۚ قُلْ هُوَ رَبِّى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ
“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Katakanlah: “Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.”
6. Tawakal dalam menghadapi fitnah (QS Yunus : 84-85)
Firman Allah Ta'ala :
" Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.” (85) Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah Kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan Kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim,”
7. Tawakal dalam menghadapi gangguan (QS Ibrahim : 12)
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى ٱللَّهِ وَقَدْ هَدَىٰنَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
“Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri.”
(Baca juga : Satpol PP Tunggu Arahan Gubernur DKI Soal Aturan PSBB Total )
8. Tawakal dalam peperangan (QS Al-Imran : 121-122)
Allah Ta'ala berfirman :
“Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”(QS Ali Imran : 121-122)
Perang merupakan sesuatu yang sedapat mungkin dihindari oleh manusia, karenanya RasullullahShallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya lebih memilih hijrah ke Madinah ketimbang menimpali permusuhan orang-orang kafir di Mekah. Namun, ketika sudah berhijrah ternyata orang-orang kafir itu tetap ingin berperang. Bila sudah demikian, kaum muslimin harus mau berperang, bahkan Allah mewajibkannya. Oleh karena itu, kesiapan berperang harus dilakukan oleh kaum muslimin, baik persiapan yang bersifat fisik, mental, pendanaan, maupun keterampilanan berperang serta dibarengi dengan permohonan kepada Allah Ta'ala agar memperoleh kemenangan.
Demikianlah beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan kita sebagai hambanya bertawakkal dalam setiap keadaan dan masalah yang dihadapi.
Wallahu A'lam
(wid)