Umbar Foto di Medsos Picu Munculnya Penyakit Mental?
loading...
A
A
A
Banyaknya foto-foto yang dibagikan di media sosial tentu memberikan kesan yang berbeda-beda pada setiap orang yang melihatnya. Mulai dari yang positif sampai yang negatif. Yang ironi, membagi foto diri di medsos sudah seperti candu. Hampir setiap hari, bahkan hampir setiap waktu terus membuat status atau meng-upload gambar-gambar berupa foto diri, keluarga atau aktivitas hariannya di medsos.
Padahal, mestinya muslimah berhati-hati men-share foto atau video diri, keluarga atau anak di sosial media. Hendaknya setiap muslimah bijak dalam memposting hal apapun ke media sosial, terutama foto dan video. Rasa kagum yang dibarengi dengan rasa benci atau iri saat seseorang melihat foto-foto yang dibagikan di media sosial, bisa memberikan dampak negatif pada orang yang ada di dalam foto tersebut, atau yang biasa dikenal dengan penyakit ‘ain .
(Baca juga : Raihlah Berkah dari Ibrah Ibunda Para Rasul )
Secara sederhana, penyakit ‘ain adalah penyakit yang disebabkan oleh rasa dengki ataupun kagum pada seseorang. Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh setan untuk mengirimkan panah hasad pada orang yang di benci atau dikagumi tersebut. Sehingga menimbulkan penyakit bagi orang tersebut. Baik penyakit fisik maupun penyakit psikis.
Penyakit ain tidak dapat ditangani dengan menggunakan obat-obatan karena bukan merupakan penyakit medis. Namun, penyakit ini dapat mengganggu kesehatan secara mental. Intinya, penyakit ‘ain adalah penyakit (baik pada badan maupun jiwa) yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub atau kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
(Baca juga: Kebodohan, Asal Mula dari Segala Keburukan )
‘Ain juga disebut penyakit atau gangguan yang disebabkan pandangan mata. Disebutkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan:
إصابة العائن غيرَه بعينه
“Seorang yang memandang, menimbulkan gangguan pada yang dipandangnya” (dari kitab Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid).
Ibnul Atsir rahimahullah berkata, “Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit.” Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada.
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابِقُ الْقَدْرَ لَسَبَقَتْهُ الْعَيْنُ … ( رواه مسلم وأحمد والترمذي وصححه )
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya …” (HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi)
(Baca juga : elar-gelar bagi Perempuan yang Menjaga Kemaluannya )
Walaupun sudah berhijab syar’i, tidak nampak dari diri kecuali kedua mata, bukan suatu alasan kita boleh memperlihatkan diri di medsos.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اِسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ … ( رواه الترمذي )
“wanita itu aurat maka bila dia keluar rumah maka setan mengikutinya …” (HR: At-Tirmidzi).
Dikatakan pada hadis itu “wanita”, maka apapun keadaannya wanita itu tetaplah aurat. Di zaman yang sangat maju ini, tanpa keluar rumah pun wanita bisa memperlihatkan dirinya kepada dunia. Ingatlah, setan juga ada di setiap gambar diri yang bertebaran di media sosial.
(Baca juga : DPR: Kemenkes Jadi Klaster Baru karena Sering Testing dan Tracing )
Dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:
Padahal, mestinya muslimah berhati-hati men-share foto atau video diri, keluarga atau anak di sosial media. Hendaknya setiap muslimah bijak dalam memposting hal apapun ke media sosial, terutama foto dan video. Rasa kagum yang dibarengi dengan rasa benci atau iri saat seseorang melihat foto-foto yang dibagikan di media sosial, bisa memberikan dampak negatif pada orang yang ada di dalam foto tersebut, atau yang biasa dikenal dengan penyakit ‘ain .
(Baca juga : Raihlah Berkah dari Ibrah Ibunda Para Rasul )
Secara sederhana, penyakit ‘ain adalah penyakit yang disebabkan oleh rasa dengki ataupun kagum pada seseorang. Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh setan untuk mengirimkan panah hasad pada orang yang di benci atau dikagumi tersebut. Sehingga menimbulkan penyakit bagi orang tersebut. Baik penyakit fisik maupun penyakit psikis.
Penyakit ain tidak dapat ditangani dengan menggunakan obat-obatan karena bukan merupakan penyakit medis. Namun, penyakit ini dapat mengganggu kesehatan secara mental. Intinya, penyakit ‘ain adalah penyakit (baik pada badan maupun jiwa) yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub atau kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
(Baca juga: Kebodohan, Asal Mula dari Segala Keburukan )
‘Ain juga disebut penyakit atau gangguan yang disebabkan pandangan mata. Disebutkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan:
إصابة العائن غيرَه بعينه
“Seorang yang memandang, menimbulkan gangguan pada yang dipandangnya” (dari kitab Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid).
Ibnul Atsir rahimahullah berkata, “Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit.” Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada.
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابِقُ الْقَدْرَ لَسَبَقَتْهُ الْعَيْنُ … ( رواه مسلم وأحمد والترمذي وصححه )
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya …” (HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi)
(Baca juga : elar-gelar bagi Perempuan yang Menjaga Kemaluannya )
Walaupun sudah berhijab syar’i, tidak nampak dari diri kecuali kedua mata, bukan suatu alasan kita boleh memperlihatkan diri di medsos.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اِسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ … ( رواه الترمذي )
“wanita itu aurat maka bila dia keluar rumah maka setan mengikutinya …” (HR: At-Tirmidzi).
Dikatakan pada hadis itu “wanita”, maka apapun keadaannya wanita itu tetaplah aurat. Di zaman yang sangat maju ini, tanpa keluar rumah pun wanita bisa memperlihatkan dirinya kepada dunia. Ingatlah, setan juga ada di setiap gambar diri yang bertebaran di media sosial.
(Baca juga : DPR: Kemenkes Jadi Klaster Baru karena Sering Testing dan Tracing )
Dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata: