Inilah Nasib Orang yang Bakhil
loading...
A
A
A
Salah satu hal yang perlu diwaspadai dan dijauhi adalah penyakit bakhil atau kikir (pelit). Dari Jabir radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda"
"Apakah ada penyakit yang lebih berbahaya daripada sifat bakhil?!" (HR Thabrani)
Bakhil adalah penyakit yang biasa menjangkiti sebagian kaum perempuan, sehingga tangannya merasa berat mengeluarkan harta untuk amal kebaikan . Namun untuk masalah dunia, baik itu yang mahal maupun murah, tangannya begitu dermawan. Dia bakhil terhadap Dien-nya padahal itulah yang akan mengangkat derajatnya, menambah amal kebaikannya dan menghapus segala keburukannya.
(Baca juga : Jadikan Anak 'Periwayat' yang Baik Amalan Orang Tuanya )
Menurut Ustadz Dr Firanda Andirja, MA, sesungguhnya bakhil atau pelit itu ada dua tingkatan , pelit terhadap orang lain, dan yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri. Dia pelit tidak mau keluar uang agar bisa mengumpulkan harta dan menjadi orang kaya, namun pada hakekatnya ia telah terjerumus dalam kemiskinan hidup yang ia ingin lari darinya, dan ia telah terjauhkan dari kekayaan yang justru sedang ia kejar.
Bahkan yang tersiksa bukan hanya dirinya sendiri, anak-anak dan istrinya pun harus menjalani gaya hidup “faqir” nya tersebut. Di akhirat iapun harus menjalani hisab yang panjang karena hartanya yang ia tumpuk.
(Baca juga : Nikmat Sakit dan Adab Menjalaninya )
Sebagaimana dikatakan tentang si bakhil ini :
يَعِيْشُ فِي الدُّنْيَا عَيْشَ اْلفُقَرَاءِ وَيُحَاسَبُ فِي الآخِرَةِ حِسَابَ الأَغْنِيَاء
(Ia hidup di dunia seperti hidupnya kaum faqir sementara ia dihisab dengan hisab orang-orang kaya)
Sesungguhnya yang Allah kehendaki adalah kehidupan yang sedang, tidak pelit dan tidak juga boros.
(Baca juga : Bawaslu Usul Penetapan dan Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada Via Daring )
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ إِذَا أَنْعَمَ على عَبْدٍ نِعْمَةً يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ على عَبْدِه
“Sesungguhnya Allah jika memberi kepada hambaNya sebuah kenikmatan maka Allah suka melihat dampak nikmat tersebut pada hambaNya”
Maka jangan sampai orang yg diberi kecukupan menampaKkan seakan-akan ia hidup dalam kekurangan, tapi jangan pula berlebihan dan boros yang menjerumuskan dalam kesombongan.
Sifat pelit atau kikir ini juga menimbulkan bahaya. Misalanya akan terjadi kezaliman, terputusnya tali silaturahmi, dan melahirkan kejahatan.
(Baca juga : Rekor, Sehari 4.176 Orang Positif Corona )
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu'anhu, ia berkata :
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَمَرَهُمْ بِالظُّلْمِ فَظَلَمُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا، وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَ ةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُحْشَ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ
"Apakah ada penyakit yang lebih berbahaya daripada sifat bakhil?!" (HR Thabrani)
Bakhil adalah penyakit yang biasa menjangkiti sebagian kaum perempuan, sehingga tangannya merasa berat mengeluarkan harta untuk amal kebaikan . Namun untuk masalah dunia, baik itu yang mahal maupun murah, tangannya begitu dermawan. Dia bakhil terhadap Dien-nya padahal itulah yang akan mengangkat derajatnya, menambah amal kebaikannya dan menghapus segala keburukannya.
(Baca juga : Jadikan Anak 'Periwayat' yang Baik Amalan Orang Tuanya )
Menurut Ustadz Dr Firanda Andirja, MA, sesungguhnya bakhil atau pelit itu ada dua tingkatan , pelit terhadap orang lain, dan yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri. Dia pelit tidak mau keluar uang agar bisa mengumpulkan harta dan menjadi orang kaya, namun pada hakekatnya ia telah terjerumus dalam kemiskinan hidup yang ia ingin lari darinya, dan ia telah terjauhkan dari kekayaan yang justru sedang ia kejar.
Bahkan yang tersiksa bukan hanya dirinya sendiri, anak-anak dan istrinya pun harus menjalani gaya hidup “faqir” nya tersebut. Di akhirat iapun harus menjalani hisab yang panjang karena hartanya yang ia tumpuk.
(Baca juga : Nikmat Sakit dan Adab Menjalaninya )
Sebagaimana dikatakan tentang si bakhil ini :
يَعِيْشُ فِي الدُّنْيَا عَيْشَ اْلفُقَرَاءِ وَيُحَاسَبُ فِي الآخِرَةِ حِسَابَ الأَغْنِيَاء
(Ia hidup di dunia seperti hidupnya kaum faqir sementara ia dihisab dengan hisab orang-orang kaya)
Sesungguhnya yang Allah kehendaki adalah kehidupan yang sedang, tidak pelit dan tidak juga boros.
(Baca juga : Bawaslu Usul Penetapan dan Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada Via Daring )
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ إِذَا أَنْعَمَ على عَبْدٍ نِعْمَةً يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ على عَبْدِه
“Sesungguhnya Allah jika memberi kepada hambaNya sebuah kenikmatan maka Allah suka melihat dampak nikmat tersebut pada hambaNya”
Maka jangan sampai orang yg diberi kecukupan menampaKkan seakan-akan ia hidup dalam kekurangan, tapi jangan pula berlebihan dan boros yang menjerumuskan dalam kesombongan.
Sifat pelit atau kikir ini juga menimbulkan bahaya. Misalanya akan terjadi kezaliman, terputusnya tali silaturahmi, dan melahirkan kejahatan.
(Baca juga : Rekor, Sehari 4.176 Orang Positif Corona )
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu'anhu, ia berkata :
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَمَرَهُمْ بِالظُّلْمِ فَظَلَمُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا، وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَ ةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُحْشَ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ