Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai
loading...
A
A
A
Lalai termasuk penyakit hati yang ganas, karena lalai dapat memalingkan manusia dari berbagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala mencela sifat lalai dan memperingatkan Nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya untuk tidak menjadi orang-orang yang lalai dan berteman dengan orang yang lalai karena akan membuat rugi di akhirat nanti.
Allah Ta’ala pun memperingatkan tentang kelalaian dengan peringatan yang keras, sebagaimana firmanNya,
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُولٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ
“Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS. Al-A’raf : Ayat 179)
(Baca juga : Inilah Perkara yang Dapat Menghilangkan Pahala Sedekah )
Muslimah, saat ini fenomena lalai sudah terlihat di antara kita sebagai muslim. Misalnya, lalai dari dari mempelajari agama, lalai dari mempelajari kitabulloh, membacanya dan mengajarkannya, lalai dari zikrulloh, lalai dari mengikhlaskan niat, lalai dari amalan-amalan sunnah. (Al-Ghoflah, Syaikh Sholih al Munajjid; 24-36).
Tanda-tandanya, yakni banyak orang malas melakukan ketaatan, meremehkan dosa-dosa, senang dengan kemaksiatan, dan menyia-nyiakan waktu tanpa faedah.
Karena itu, lalai dikategorikan sebagai penyakit berbahaya bila seseorang telah terjangkit dan penyakit tersebut bercongkol pada dirinya. Maka ia tidak akan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, berzikir mengingat-Nya, dan beribadah kepada-Nya, akan tetapi menyibukkan diri dengan berbagai perkara harta dunia yang sia-sia dan jauh dari zikir mengingat Allah Ta’ala.
(Baca juga : Bacakan Al-Mu’awwidzaat agar Anak Senantiasa Dilindungi Allah Ta'ala )
Sedangkan orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Ta’ala dengan sebab segala urusan dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
فِى بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْأَاصَالِ
“(Cahaya itu) di rumah-rumah (masjid) yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang,” (QS. An-Nur : Ayat 36)
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلٰوةِ وَإِيتَآءِ الزَّكٰوةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصٰرُ
“orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),” (QS. An-Nur : Ayat 37)
(Baca juga : Mencari Calon Istri yang Saleha? Inilah Ciri-cirinya! )
Jenis-jenis Lalai
Ustadz Ali Sulis, dari pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram, dalam uraian ceramahnya di laman facebooknya menyebutkan, lalai ada dua macam, yakni pertama lalai yang terpuji yaitu lalai dari berbuat maksiat dan segala sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah Ta’ala.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرْمُونَ ٱلْمُحْصَنَٰتِ ٱلْغَٰفِلَٰتِ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ لُعِنُوا۟ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah (berbuat zina) lagi beriman, mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” [Qs. An-Nur: 23].
(Baca juga : PCINU China: Umat Islam Jangan Tak Terprovokasi Isu Penghancuran Masjid di Xinjiang )
Kedua, lalai yang tercela yaitu lalai dari menaati Allah, mengingat-Nya, dari hari kiamat, hisab dan pembalasan amal. Lalai yang tercela terbagi beberapa macam:
1. Lalai yang datangya sewaktu-waktu
Lalai jenis ini sering menimpa orang-orang saleh, yakni lalai yang datang pada saat-saat tertentu namun mereka segera sadar kembali. Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” [QS. al-A'raf : 201].
(Baca juga : Hingga Gelombang IV, Pemerintah Sudah Salurkan 10 Juta Subsidi Upah )
2. Lalai yang terus menerus.
Penyebab dari lalai ini adalah, ambisi dengan dunia, tidak merasa berdosa dengan kelalaian tesebut, mMengikuti Hawa Nafsu, terlalu sibuk dengan mencari nafkah, sibuk dengan permainan dan olahraga, bergaul dengan orang-orang yang lalai, dan terlena dengan kelezatan hidup instan dan mewah.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang memburu buruan maka ia akan lalai” [HR. Abu Dawud 2859]. al Hafidz berkata: “Hadits ini dimaksudkan kepada orang yang rutin melakukannya sehingga ia melupakan maslahat agama yang lain.” [Fathul Baary 9/662].
(Baca juga : Saatnya Menjadi Tuan Rumah Industri Halal )
Untuk itu, agar kita terhindar dari sifat lalai tercela ini, hendaknya kita rutin membaca al Qur’an dan menghadiri majelis ilmu, menjaga dan tetap berzikir di setiap keadaan, menjaga salat lima waktu dengan berjama’ah
Wallahu A’lam
Allah Ta’ala pun memperingatkan tentang kelalaian dengan peringatan yang keras, sebagaimana firmanNya,
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُولٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ
“Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS. Al-A’raf : Ayat 179)
(Baca juga : Inilah Perkara yang Dapat Menghilangkan Pahala Sedekah )
Muslimah, saat ini fenomena lalai sudah terlihat di antara kita sebagai muslim. Misalnya, lalai dari dari mempelajari agama, lalai dari mempelajari kitabulloh, membacanya dan mengajarkannya, lalai dari zikrulloh, lalai dari mengikhlaskan niat, lalai dari amalan-amalan sunnah. (Al-Ghoflah, Syaikh Sholih al Munajjid; 24-36).
Tanda-tandanya, yakni banyak orang malas melakukan ketaatan, meremehkan dosa-dosa, senang dengan kemaksiatan, dan menyia-nyiakan waktu tanpa faedah.
Karena itu, lalai dikategorikan sebagai penyakit berbahaya bila seseorang telah terjangkit dan penyakit tersebut bercongkol pada dirinya. Maka ia tidak akan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, berzikir mengingat-Nya, dan beribadah kepada-Nya, akan tetapi menyibukkan diri dengan berbagai perkara harta dunia yang sia-sia dan jauh dari zikir mengingat Allah Ta’ala.
(Baca juga : Bacakan Al-Mu’awwidzaat agar Anak Senantiasa Dilindungi Allah Ta'ala )
Sedangkan orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Ta’ala dengan sebab segala urusan dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
فِى بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْأَاصَالِ
“(Cahaya itu) di rumah-rumah (masjid) yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang,” (QS. An-Nur : Ayat 36)
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلٰوةِ وَإِيتَآءِ الزَّكٰوةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصٰرُ
“orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),” (QS. An-Nur : Ayat 37)
(Baca juga : Mencari Calon Istri yang Saleha? Inilah Ciri-cirinya! )
Jenis-jenis Lalai
Ustadz Ali Sulis, dari pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram, dalam uraian ceramahnya di laman facebooknya menyebutkan, lalai ada dua macam, yakni pertama lalai yang terpuji yaitu lalai dari berbuat maksiat dan segala sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah Ta’ala.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرْمُونَ ٱلْمُحْصَنَٰتِ ٱلْغَٰفِلَٰتِ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ لُعِنُوا۟ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah (berbuat zina) lagi beriman, mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” [Qs. An-Nur: 23].
(Baca juga : PCINU China: Umat Islam Jangan Tak Terprovokasi Isu Penghancuran Masjid di Xinjiang )
Kedua, lalai yang tercela yaitu lalai dari menaati Allah, mengingat-Nya, dari hari kiamat, hisab dan pembalasan amal. Lalai yang tercela terbagi beberapa macam:
1. Lalai yang datangya sewaktu-waktu
Lalai jenis ini sering menimpa orang-orang saleh, yakni lalai yang datang pada saat-saat tertentu namun mereka segera sadar kembali. Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” [QS. al-A'raf : 201].
(Baca juga : Hingga Gelombang IV, Pemerintah Sudah Salurkan 10 Juta Subsidi Upah )
2. Lalai yang terus menerus.
Penyebab dari lalai ini adalah, ambisi dengan dunia, tidak merasa berdosa dengan kelalaian tesebut, mMengikuti Hawa Nafsu, terlalu sibuk dengan mencari nafkah, sibuk dengan permainan dan olahraga, bergaul dengan orang-orang yang lalai, dan terlena dengan kelezatan hidup instan dan mewah.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang memburu buruan maka ia akan lalai” [HR. Abu Dawud 2859]. al Hafidz berkata: “Hadits ini dimaksudkan kepada orang yang rutin melakukannya sehingga ia melupakan maslahat agama yang lain.” [Fathul Baary 9/662].
(Baca juga : Saatnya Menjadi Tuan Rumah Industri Halal )
Untuk itu, agar kita terhindar dari sifat lalai tercela ini, hendaknya kita rutin membaca al Qur’an dan menghadiri majelis ilmu, menjaga dan tetap berzikir di setiap keadaan, menjaga salat lima waktu dengan berjama’ah
Wallahu A’lam
(wid)