Menyembunyikan Amalan Saat Berpuasa (1)

Selasa, 05 Mei 2020 - 17:45 WIB
loading...
A A A
Oleh karena itulah, Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam ibadah bahwa hal yang terpenting landasan sebuah ibadah adalah niat seorang hamba itu:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنَّيَاتِ وَلِكُلِّ اْمْرِءٍ مَا نَوَى

"Segala amal perbuatan tergantung pada niat dan setiap orang tergantung apa yang ia niatkan."

Jika niatnya "Lillahi ta'ala" semata, maka nilainya ikhlas. Jika keinginanya pengakuan atau pujian dari manusia, maka tentu dianggap sebagai amal riya yang kelak di pengadilan akhirat amalnya dilemparkan oleh Allah ke mukanya sebagai bentuk kehinaan baginya.

Imam Ibnu Abas mengatakan:

إِنَّمَا يَحْفَظُ الرِّجَلُ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ

"Seseorang haruslah menjaga kadar niatnya.."

Sebab, إِنَّماَ يُعْطَى النَّاسُ عَلَى قَدْرِ نِيَّاتِهِمْ

"Manusia mendapatkan ganjaran pahala sekedar atas kadar niat mereka.."

Menurut tokoh sufi kenamaan, Az-Zunun al-Masry mengatakan:

ثَلاَثٌ مِنْ عَلاَمَاتِ الإِخْلاَصِ: اسْتِوَاءُ الْمَدْحِ وَالذَّمِ مِنَ العَامَّةِ ، وَنِسْيَانُ رُؤْيَةِ الأَعْمَالِ فِي الأَعْمَالِ ، وَاقْتِضَاءُ ثَوَابِ الْأعْمَالِ فِي الآخِرَةِ.

"Ada tiga pertanda ikhlas itu: (1) sama saja baginya pujian dan celaan secara umum, (2) dia melupakan melihat amal kebaikannya dari apa yang telah aku lupakan, (3) dia hanya mengharapkan pahala amal kebaikannya semata di akhirat."

Semoga kita mampu menggapai derajat keikhlasan dalam melakukan semua amal kebaikanya.
(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)