Belajar dari Para Sahabat Nabi dalam Mengamalkan Ilmu

Minggu, 11 Oktober 2020 - 07:05 WIB
loading...
Belajar dari Para Sahabat Nabi dalam Mengamalkan Ilmu
Al-Habib Quraisy Baharun, pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat. Foto/Ist
A A A
Banyak riwayat menceritakan kisah para Sahabat Nabi dalam mengamalkan ilmu yang disampaikan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Ketika menerima petuah dari Nabi , para sahabat menjadikannya sebagai amalan istimewa yang dikerjakan secara istiqamah. (Baca Juga: Arti Cinta Bagi Para Sahabat Nabi, Yuk Ambil Hikmahnya!)

Di antara kisah-kisah tersebut diceritakan oleh Al-Habib Quraisy Baharun dalam tausiyahnya. Seperti kisah Fatimah radhiyallahu'anha putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Ketika Fatimah curhat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم untuk meminta pembantu, lantas Nabi memberinya petuah:

أولا أدلك على ما هو خير لك من خادم؟! إذا أويت إلى فراشك تسبحين الله تعالى ثلاثاً وثلاثين، وتحمدينه ثلاثاً وثلاثين، وتكبرينه أربعاً وثلاثين

"Maukah kamu saya beritahu suatu hal yang lebih baik dari pembantu? Jika kamu beranjak tidur bertasbihlah 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali. Setelah mendengar pesan ini, Sayyidina Ali radhiyallahu'anhu (suami Sayyidah Fathimah) mengatakan:

فما تركتها منذ سمعتها من رسول الله صلى الله عليه وسلم

Semenjak saya mendengarnya dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم tak pernah sekalipun saya tinggalkan.

Sampai ketika malam hari perang Sifin, yaitu peperangan yang sangat terkenal, yang tentu saja kondisi sedang berkecamuk. Namun, Ali tidak melupakan pesan Nabi yang mulia ini. Sayyidina Ali berkata:

ولا ليلة الصفين

"Sampaipun malam hari perang Sifin, dzikir ini tidak aku tinggalkan!"

Kisah berikutnya diriwayatkan oleh Dawud bin Abu Hindun, dari Nu'man bin Salim, dari Amr bin Aus beliau menceritakan: 'Anbasah bin Abu Sufyan menyampaikan sebuah hadis saat beliau mengalami sakit yang beliau meninggal dunia karena penyakit tersebut. "Aku mendengar Ummu Habibah berkata, Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً في يوم وليلة بني لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

"Siapa yang mengerjakan salat sebanyak 12 rakaat (salat sunnah Rawatib), maka akan Allah bangunkan untuknya rumahnya di surga."

Mendengar pesan agung ini, Ummu Habibah mengatakan, "Semenjak aku mendengar pesan ini dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم, tak pernah sekalipun aku tinggalkan!" ( )

Kemudian sikap Ummu Habibah dicontoh oleh 'Anbasah. "Sejak aku mendengar pesan ini dari Ummu Habibah, tak pernah sekalipun aku tinggalkan!"

Terus diikuti oleh para perawi setelah beliau, Amr bin Aus: "Semenjak aku mendengar pesan ini dari 'Anbasah, tak pernah sekalipun aku tinggalkan!"

Nu'man bin Salim mengatakan, "Sejak aku mendengar pesan ini dari Amr bin Salim, tak pernah sekalipun aku tinggalkan!"(HR. Muslim)

Kisah senada dari sahabat Abu Darda' radhiyallahu'anhu, berliau pernah berkata:

أوصاني حبيحبي صلى الله عليه وسلم بثلاث لن أدعهن ما عشت

"Kekasihku shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku 3 hal, yang tak akan aku tinggalkan selama hidupku. Kemudian beliau menyebutkan wasiat-wasiat itu. (HR. Muslim)

Kisah lain diceritakan oleh Habib Quraisy yaitu sahabat belia yang bernama Umar bin Abi Salamah radhiyallahu'anhu, beliau sendiri bercerita:

كنت غلاما في حجر رسول الله صلى الله عليه وسلم, وكانت يدي تطيش في الصحفة, فقال لي : يا غلام سم الله وكل بيمينك وكل مما يليك

"Saat aku masih kanak-kanak, aku berada di asuhan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Ketika itu saat aku makan, tanganku berkelana kemana-mana di nampan. Kemudian Nabi menasehatiku, "Ucapkan Bismillah nak… makanlah dengan tangan kananmu kemudian makanlah makanan yang terdekat denganmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Al-Bukhari ditambahkan:

فما زالت تلك طعمتي بعد

"Sejak itu, cara makanku seperti yang dinasehatkan Nabi."

Coba perhatikan di sini, biasanya anak-anak tak cukup sekali duakali untuk bisa menerima arahan. Namun, sahabat belia ini cukup sekali nasihat langsung beliau kerjakan. "Sejak itu, cara makanku seperti yang dinasehatkan Nabi".

Kisah ini menunjukkan betapa besarnya perhatian sahabat terhadap petuah dan nasihat Nabi صلى الله عليه وسلم. Mereka mengamalkannya ikhlas dan istiqamah. Semoga kita juga bisa mengamalkannya dan diberi taufik oleh Allah agar senantiasa mencintai sunnah-sunnah Nabi.

(Baca Juga: Kisah Julaibib, Sahabat Nabi yang Jadi Rebutan Bidadari)

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1902 seconds (0.1#10.140)