Amanah, Tanda-tanda Iman Seorang Mukmin
loading...
A
A
A
Sebagai muslim, kita diajarkan untuk menjaga amanah yang kita terima dari orang lain. Bahkan, Islam mewajibkan kita untuk memelihara amanah, yaitu dengan bersikap jujur dan bisa dipercaya .
Amanah sendiri merupakan salah satu sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ajaran untuk bersifat amanah ini sejalan dengan perintah Allah dalam firmannya :
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang Memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”. Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah bersabda tentang amanah, yang diriwayatkan oleh Ahmad, “Tidak ada iman yang sempurna bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah, dan tidak ada agama yang sempurna bagi orang yang tidak menepati janji ”. (QS An-Nisa 58)
(Baca juga : Pesan Imam Al Ghazali : Berikanlah Hak Anak untuk Bermain )
Rasulullah sendiri mengaitkan amanah ini dengan iman, seperti dalam sabdanya :
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Dan seorang mukmin adalah orang yang memegang amanah, karena munafik adalah orang yang suka mengkhianati amanah. Dan akhlak ini tidak dapat diremehkan, sangat penting dalam Islam, disebutkan dalam kitabullah , ini merangkum semua urusan-urusan agama.
(Baca juga : Keluar Angin dari Vagina, Apakah Membatalkan Wudhu? )
Dalam kajian Islam 'Mencetak Generasi Rabani' kemarin di jaringan kanal muslim, Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary,MA, kemarin menjelaskan, kejujuran adalah bagian dan sekaligus penyempurna dari sifat amanah ini. Orang yang telah menanamkan sifat jujur pada dirinya, maka secara otomatis akan lahir sifat amanah itu. Sehingga sifat amanah disebutkan beriringan dengan sifat jujur. Nabi SAW menjadikan jujur dan amanah sebagai tanda-tanda iman dan meniadakannya merupakan sifat-sifat kemunafikan.
Rasulullah berkata:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga; jika berbicara dia berdusta.”
Tidak punya sifat jujur. Dan karena tidak adanya sifat jujur pada dirinya, maka melahirkan tanda yang selanjutnya:
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
“Jika dia berjanji dia mengingkari.”
Lalu:
وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Dan apabila dia diberi amanah, dia berkhianat.”
(Baca juga : Memandang Lelaki Dibalik Jilbab, Bolehkah? )
Apapun amanah itu, apakah itu jabatan, harta, atau yang lainnya. Dan amanah yang terbesar yang diberikan Allah kepada kita adalah amanah keluarga. "Kita punya anak istri yang mana itu adalah amanah yang kita ambil dengan kalimat Allah. Kita halalkan mereka dengan kalimat Allah, maka itu adalah amanah yang besar yang harus kita pikul. Di situ ada amanah kepemimpinan, amanah harta, amanah anak-anak, maka kita wajib memiliki sifat ini pada diri kita. Dan tiadanya sifat amanah ini merupakan salah satu tanda-tanda munafik,"ungkap Ustadz Abu Ihsan.
Maka tentu sifat ini seharusnya kita tanamkan sejak dini pada anak-anak kita. Pada hadis yang lain Nabi mengatakan:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا
“Ada empat hal yang jika keempat-empatnya ada pada diri seseorang, maka ia menjadi seorang munafik sejati”
(Baca juga : AHY Dorong Pemerintah Buka Komunikasi Dua Arah Soal UU Ciptaker )
Salah satunya adalah:
إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Jika dia diberi amanah dia mengkhianati amanah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menanamkan SIfat Amanah pada Anak
Oleh karena itu wajib kita menanamkan sifat amanah ini pertama tentunya pada diri kita dan juga pada anak-anak kita. Dan tentunya dengan menjauhi sifat khianat.
Sifat ini adalah sifat yang diketahui oleh semua umat manusia. Bahwa amanah itu adalah suatu kebaikan dan khianat itu adalah keburukan. Bangsa manapun dalam agama apapun -apalagi dalam Islam- sifat amanah itu adalah sifat yang mulia dan terhormat. Adapun sifat khianat adalah sifat tercela.
(Baca juga : Yahoo Groups Berencana Disuntik Mati 15 Desember )
Tidak ada manusia yang membenarkan atau memuji khianat, manusia pasti membencinya. Apalagi di dalam Islam, yang mana Islam adalah yang tertinggi di dalam akhlak. Tentunya ini adalah sesuatu yang sangat buruk di dalam Islam. Bahkan Nabi memasukkan ini sebagai salah satu tanda orang-orang munafik. Maka dari itu kita jangan sampai terlambat menanamkan sifat amanah ini pada anak kita.
Mungkin latihan-latihan kecil, kita lihat tanggung jawabnya, kita lihat kejujurannya. Karena amanah ini tegak dengan pilar-pilar di antaranya adalah tanggung jawab, jujur, disiplin, itu yang akan melahirkan sifat amanah tadi. Dia akan menjaga hak-hak orang lain, sehingga dia tidak mudah mengkhianati apa yang sudah diamanahkan kepadanya.
(Baca juga : Nah, Pengusaha Tagih Rencana Hibah Rp3,3 T untuk Sektor Pariwisata )
Sehingga sekiranya anak menemukan sesuatu di tengah jalan, meskipun terlihat remeh ataupun sepele, maka ia terlatih untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Ini amanah. Yang mana kalau ini ditanamkan sejak kecil, mungkin setelah dewasa dia betul-betul memegang amanah apabila diberi jabatan, tidak korupsi, tidak melakukan kecurangan di dalam menjalankan jabatan atau pekerjaannya. Hal ini karena dia sudah terlatih untuk amanah, tidak mengambil atau menyembunyikan sesuatu yang bukan miliknya.
(Baca juga : Merger Bank Syariah BUMN Ditarget Terwujud Februari 2021 )
Amanah serta kejujuran adalah akhlak dasar yang menjadi karakter Nabi sejak kecil hingga beliau diangkat diutus menjadi Nabi. Sampai-sampai orang-orang Musyrik menggelari beliau dengan Ash-Shadiqul Amin (orang yang jujur lagi terpercaya). Yang mana orang-orang Musyrik hingga ketika diangkat menjadi Rasul, mereka menitipkan barang-barang berharga mereka kepada Nabi apabila mereka ingin pergi bersafar.
Walaupun mereka tidak menyukai dakwah Nabi, mereka tidak menyukai apa yang diserukan oleh Rasulullah , namun hati tidak bisa dibohongi. Yaitu bahwa di Makkah, orang yang paling amanah itu adalah Nabi. Ini tidak bisa ditolak oleh hati nurani mereka, bahwasanya di Mekah tidak ada orang yang sangat amanah selain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Baca juga : Aksi 1310, Polisi Tangkap 500 Perusuh dari Kelompok Anarko )
Fakta ini bisa dijadikan motivasi bagi setiap muslim agar meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.Sejak kecil Nabi menggembalakan kambing milik penduduk Mekah karena beliau adalah orang yang bisa dipercaya. Sejak kecil sudah nampak sifat amanah itu pada diri beliau, dan ini menumbuhkan kepercayaan manusia kepada anak tersebut. Dan tentunya ini akan membantunya di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik tugas-tugas dunia maupun tugas-tugas akhirat.
Wallahu A'lam
Amanah sendiri merupakan salah satu sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ajaran untuk bersifat amanah ini sejalan dengan perintah Allah dalam firmannya :
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang Memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”. Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah bersabda tentang amanah, yang diriwayatkan oleh Ahmad, “Tidak ada iman yang sempurna bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah, dan tidak ada agama yang sempurna bagi orang yang tidak menepati janji ”. (QS An-Nisa 58)
(Baca juga : Pesan Imam Al Ghazali : Berikanlah Hak Anak untuk Bermain )
Rasulullah sendiri mengaitkan amanah ini dengan iman, seperti dalam sabdanya :
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Dan seorang mukmin adalah orang yang memegang amanah, karena munafik adalah orang yang suka mengkhianati amanah. Dan akhlak ini tidak dapat diremehkan, sangat penting dalam Islam, disebutkan dalam kitabullah , ini merangkum semua urusan-urusan agama.
(Baca juga : Keluar Angin dari Vagina, Apakah Membatalkan Wudhu? )
Dalam kajian Islam 'Mencetak Generasi Rabani' kemarin di jaringan kanal muslim, Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary,MA, kemarin menjelaskan, kejujuran adalah bagian dan sekaligus penyempurna dari sifat amanah ini. Orang yang telah menanamkan sifat jujur pada dirinya, maka secara otomatis akan lahir sifat amanah itu. Sehingga sifat amanah disebutkan beriringan dengan sifat jujur. Nabi SAW menjadikan jujur dan amanah sebagai tanda-tanda iman dan meniadakannya merupakan sifat-sifat kemunafikan.
Rasulullah berkata:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga; jika berbicara dia berdusta.”
Tidak punya sifat jujur. Dan karena tidak adanya sifat jujur pada dirinya, maka melahirkan tanda yang selanjutnya:
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
“Jika dia berjanji dia mengingkari.”
Lalu:
وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Dan apabila dia diberi amanah, dia berkhianat.”
(Baca juga : Memandang Lelaki Dibalik Jilbab, Bolehkah? )
Apapun amanah itu, apakah itu jabatan, harta, atau yang lainnya. Dan amanah yang terbesar yang diberikan Allah kepada kita adalah amanah keluarga. "Kita punya anak istri yang mana itu adalah amanah yang kita ambil dengan kalimat Allah. Kita halalkan mereka dengan kalimat Allah, maka itu adalah amanah yang besar yang harus kita pikul. Di situ ada amanah kepemimpinan, amanah harta, amanah anak-anak, maka kita wajib memiliki sifat ini pada diri kita. Dan tiadanya sifat amanah ini merupakan salah satu tanda-tanda munafik,"ungkap Ustadz Abu Ihsan.
Maka tentu sifat ini seharusnya kita tanamkan sejak dini pada anak-anak kita. Pada hadis yang lain Nabi mengatakan:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا
“Ada empat hal yang jika keempat-empatnya ada pada diri seseorang, maka ia menjadi seorang munafik sejati”
(Baca juga : AHY Dorong Pemerintah Buka Komunikasi Dua Arah Soal UU Ciptaker )
Salah satunya adalah:
إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Jika dia diberi amanah dia mengkhianati amanah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menanamkan SIfat Amanah pada Anak
Oleh karena itu wajib kita menanamkan sifat amanah ini pertama tentunya pada diri kita dan juga pada anak-anak kita. Dan tentunya dengan menjauhi sifat khianat.
Sifat ini adalah sifat yang diketahui oleh semua umat manusia. Bahwa amanah itu adalah suatu kebaikan dan khianat itu adalah keburukan. Bangsa manapun dalam agama apapun -apalagi dalam Islam- sifat amanah itu adalah sifat yang mulia dan terhormat. Adapun sifat khianat adalah sifat tercela.
(Baca juga : Yahoo Groups Berencana Disuntik Mati 15 Desember )
Tidak ada manusia yang membenarkan atau memuji khianat, manusia pasti membencinya. Apalagi di dalam Islam, yang mana Islam adalah yang tertinggi di dalam akhlak. Tentunya ini adalah sesuatu yang sangat buruk di dalam Islam. Bahkan Nabi memasukkan ini sebagai salah satu tanda orang-orang munafik. Maka dari itu kita jangan sampai terlambat menanamkan sifat amanah ini pada anak kita.
Mungkin latihan-latihan kecil, kita lihat tanggung jawabnya, kita lihat kejujurannya. Karena amanah ini tegak dengan pilar-pilar di antaranya adalah tanggung jawab, jujur, disiplin, itu yang akan melahirkan sifat amanah tadi. Dia akan menjaga hak-hak orang lain, sehingga dia tidak mudah mengkhianati apa yang sudah diamanahkan kepadanya.
(Baca juga : Nah, Pengusaha Tagih Rencana Hibah Rp3,3 T untuk Sektor Pariwisata )
Sehingga sekiranya anak menemukan sesuatu di tengah jalan, meskipun terlihat remeh ataupun sepele, maka ia terlatih untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Ini amanah. Yang mana kalau ini ditanamkan sejak kecil, mungkin setelah dewasa dia betul-betul memegang amanah apabila diberi jabatan, tidak korupsi, tidak melakukan kecurangan di dalam menjalankan jabatan atau pekerjaannya. Hal ini karena dia sudah terlatih untuk amanah, tidak mengambil atau menyembunyikan sesuatu yang bukan miliknya.
(Baca juga : Merger Bank Syariah BUMN Ditarget Terwujud Februari 2021 )
Amanah serta kejujuran adalah akhlak dasar yang menjadi karakter Nabi sejak kecil hingga beliau diangkat diutus menjadi Nabi. Sampai-sampai orang-orang Musyrik menggelari beliau dengan Ash-Shadiqul Amin (orang yang jujur lagi terpercaya). Yang mana orang-orang Musyrik hingga ketika diangkat menjadi Rasul, mereka menitipkan barang-barang berharga mereka kepada Nabi apabila mereka ingin pergi bersafar.
Walaupun mereka tidak menyukai dakwah Nabi, mereka tidak menyukai apa yang diserukan oleh Rasulullah , namun hati tidak bisa dibohongi. Yaitu bahwa di Makkah, orang yang paling amanah itu adalah Nabi. Ini tidak bisa ditolak oleh hati nurani mereka, bahwasanya di Mekah tidak ada orang yang sangat amanah selain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Baca juga : Aksi 1310, Polisi Tangkap 500 Perusuh dari Kelompok Anarko )
Fakta ini bisa dijadikan motivasi bagi setiap muslim agar meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.Sejak kecil Nabi menggembalakan kambing milik penduduk Mekah karena beliau adalah orang yang bisa dipercaya. Sejak kecil sudah nampak sifat amanah itu pada diri beliau, dan ini menumbuhkan kepercayaan manusia kepada anak tersebut. Dan tentunya ini akan membantunya di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik tugas-tugas dunia maupun tugas-tugas akhirat.
Wallahu A'lam
(wid)