Al-Qur'an dan Hadis Koreksi Penyelewengan Kisah Nabi Yunus di Taurat

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 08:02 WIB
loading...
Al-Quran dan Hadis Koreksi Penyelewengan Kisah Nabi Yunus di Taurat
Ilustrasi/Ist
A A A
KISAH Nabi Yunus AS juga terdapat dalam Taurat . Hanya saja, kisah itu berbeda dengan yang dituturkan hadis dan Al-Qur'an . "Barangsiapa membaca kisah Yunus dalam Taurat setelah dia mengetahui kisah yang benar di dalam Al-Qur'an dan hadis yang sahih, maka dia mengetahui bahwa kisahnya telah diselewengkan dan diubah," ujar Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" ( )

“Yang tersisa dari kebenaran hanyalah sedikit, ibarat puing-puing yang tersisa dari kota mati. Orang yang mengenalnya dengan baik hampir tidak mengenalinya kecuali dengan usaha keras dan penuh kesulitan,” lanjutnya.

Kisah dalam Taurat
Taurat menyatakan bahwa Yunus adalah salah seorang Nabi Bani Israil . Kisah ini terdapat di dalam Taurat dalam satu Safar lengkap yang khusus menjelaskannya. Dalam Taurat Yunus disebut dengan nama Safar Yunan bin Amatan bukan Yunus bin Matta. ( )

Nama asli Yunan menurut orang-orang Yahudi adalah Yunatsan, yang berarti pemberian Allah, atau sebagaimana dikatakan oleh para penjelas Taurat, "Yehova memberi" (yakni, Allah memberi). Yehova menurut mereka adalah Allah.

Taurat menyatakan bahwa dia berasal dari kota Palestina yang bernama Jat Hafir (Safar Muluk kedua, Ishah 14 poin 25). Kota ini terletak dekat dengan kota Nashira, sejauh tiga mil darinya.

Salah satu suku Bani Israil bernama Zablun (Safar Yasyu’, Ishah 19 poin 10-16). Oleh karena itu, para penjelas Taurat menguatkan bahwa Yunan berasal dari suku ini. ( )

Taurat mengklaim bahwa Allah mengutus Yunus dari kotanya di Palestina kepada penduduk Ninaway ketika keburukan dan kejahatan merajalela di kalangan mereka, agar dia memperingatkan mereka terhadap azab dan siksa Allah. Ninaway adalah kota besar dekat kota Maushil di Irak .

Tuhan berfirman kepada Yunan bin Amatan, "Bangkitlah, pergilah ke Ninaway, kota yang besar, serukan padanya karena keburukan mereka telah sampai di hadapan-Ku."

Yunan menolak pergi ke kota itu. Ia takut terhadap keburukan penduduknya. Yunan lari dari Allah Taala. Dia naik perahu dari kota Yafa ke kota yang jauh bernama Tarsyisy. Para penafsir Taurat menyatakan bahwa kota ini barada di Maroko atau Spanyol.

Ketika perahu sampai di tengah lautan, lautan bergolak dan bergejolak sampai perahu hampir pecah. Maka para penumpang membuang barang bawaan mereka agar perahu tidak karam. (Baca Juga: Benarkah 'Nun' Ikan yang Telan Nabi Yunus Masih Hidup Hingga Sekarang?
Yunan sendiri masuk ke lambung perahu, dia tidur nyenyak. Nakhoda mendatanginya dan berkata, "Mengapa kamu hanya tidur? Bangun dan berdoalah kepada Tuhanmu, semoga Tuhan menarik badai ini sehingga kita semua tidak celaka."

Sebagian penumpang berkata kepada sebagian yang lain, "Kita membuat undian supaya kita mengetahui siapa penyebab kesulitan ini." Mereka membuat undian. Maka Yunanlah yang meraih undian.

Mereka berkata kepadanya, "Katakanlah apa penyebab semua ini? Apa yang kamu lakukan? Darimana kamu datang? Apa kotamu? Dari bangsa mana kamu ini?"

Yunan menjawab, "Aku orang Ibrani. Aku takut kepada Tuhan langit yang menciptakan langit dan bumi."

Maka para penumpang ketakutan. Mereka berkata kepada Yunan, "Mengapa kamu melakukan ini?" Orang-orang mengetahui bahwa dia berlari dari wajah Tuhan karena dia memberitahukan kepada mereka. Mereka berkata, "Apa yang mesti kami lakukan kepadamu agar laut ini bisa tenang?"

Pada waktu itu laut semakin bergejolak. Yunan berkata, "Lemparkan aku ke laut, niscaya laut menjadi tenang, karena aku tahu dirikulah penyebab datangnya badai besar ini kepada kalian." ( )

Para penumpang berusaha membelokkan perahu ke daratan, akan tetapi mereka tidak berhasil karena laut semakin bergolak. Mereka berdoa kepada Tuhan, "Ya Rabbi, kami tidak mau celaka disebabkan oleh jiwa laki-laki ini. Janganlah Engkau menjadikan atas kami darah yang bebas, karena Engkau, ya Rabbi, melakukan apa yang Engkau kehendaki."

Kemudian mereka membuang Yunan ke laut, maka laut berhenti bergejolak. Orang-orang sangat takut kepada Tuhan. Mereka menyembelih untuk Tuhan dan bernazar untuk-Nya. Tuhan menyiapkan ikan besar yang menelan Yunan. Maka Yunan berada di dalam perut ikan besar selama tiga hari tiga malam.

Dalam Ishah kedua tertulis, "Yunan berdoa kepada Tuhannya di dalam perut ikan. Dia berkata, 'Aku berdoa dari kesulitanku, ya Tuhan, maka perkenankanlah. Aku berteriak dari perut ikan besar maka Engkau mendengar suaraku. Karena Engkau telah melemparkanku ke kedalaman di dasar lautan, aku diliputi oleh sungai, di atasku bergejolak seluruh arus dan gelombang-Mu, maka aku berkata, 'Aku telah diusir dari hadapan mata-Mu, akan tetapi aku kembali melihat kepada bentuk kesucian-Mu. Air telah meliputiku mencekik nafas, arus deras meliputiku, rumput laut mengelilingi kepalaku.

Aku turun gunung yang paling bawah, bumi tertutup atasku untuk selama-lamanya. Kemudian, ya Rabbi, Tuhanku, hidupku naik dari tempat rendah ketika nafasku semakin sulit bagiku.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3102 seconds (0.1#10.140)