Kisah Ibnu Hajar Al-Haitami dan Istri yang Memilih Hidup Miskin

Kamis, 22 Oktober 2020 - 08:05 WIB
loading...
Kisah Ibnu Hajar Al-Haitami dan Istri yang Memilih Hidup Miskin
Ulama besar Imam Ibnu Hajar Al-Haitami memperlihatkan karamahnya kepada sang istri yang terlena dengan harta. Foto ilustrasi/dok dakwah islamiyyah
A A A
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah‎ (909-973 Hijriyah) adalah ulama besar yang memiliki karamah luar biasa. Lahir di Mahallah Abi Al-Haitam, Mesir bagian Barat pada Rajab 909 Hijriyah dan wafat di Makkah pada bulan Rajab 973 Hijriyah. Beliau adalah seorang ulama ahli fikih mazhab Syafi'i, ahli kalam dan tasawuf.

Ibnu Hajar Al-Haitami telah hafal Al-Qur'an di waktu kecil. Guru-gurunya mengizinkannya berfatwa dan mengajar dan pada waktu usianya belum mencapai 20 tahun. Nama lengkapnya Al-Imam al-Faqih al-Mujtahid Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Hajar as Salmunti al-Haitami al-Azhari al-Wa'ili as-Sa'di al-Makki al-Anshari asy-Syafi'i. ( )

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami hidup dalam kemiskinan selama 4 tahun. Beliau tak pernah makan daging karena tak punya uang untuk membelinya, walaupun sesungguhnya dia sangat menginginkannya.

Istrinya sejak lama ingin mandi di pemandian umum khusus air panas, akan tetapi Imam Ibnu Hajar tidak mampu membelikan tiket masuknya. Istrinya Ibnu Hajar sangat ingin ke pemandian umum khusus air panas, Ibnu Hajar berkata kepadanya: "Bersabarlah wahai istriku, saya kumpulkan uang dulu untuk ongkos masuk ke sana."

Biasanya ketika Allah Ta'ala membukakan rezeki kepada Beliau, maka disisakan sedikit sampai terkumpul setengah Riyal, lalu di berikan kepada istrinya. Setelah uangnya terkumpul, istrinya pergi ke pemandian air panas, ketika sampai di sana dia meminta penjaganya untuk membukakan pintu untuknya tapi ditolak.

Penjaga berkata: "Hari ini saya tidak akan membukakan pintu ini untuk siapapun, karena istrinya Syaikh Al 'Alim Al-Faqih Muhammad Ar-Romli sedang berada di dalam bersama para sahabatnya. Beliau berpesan untuk tidak membukakan pintu ini untuk siapapun pada hari ini dan Beliau telah memberi kepada kami semua ongkos yang biasa masuk kepada kami setiap harinya, yaitu 25 Riyal. Jika engkau ingin masuk ke pemandian datanglah besok pagi, kalau hari ini tidak bisa."

Istrinya pulang menemui suaminya sambil mengembalikan uang setengah riyal dia berkata: "Sekarang ini yang mempunyai ilmu adalah Syeikh Muhammad Ar-Romli yang istrinya hari ini masuk ke pemandian air panas dengan membayar 25 Riyal dan tidak mengizinkan seorangpun untuk masuk kesana.

"Lalu mana ilmumu? sudah fakir, kesulitan, susah payah sendiri dan tidak mendapat sesuatupun dari ilmumu. Ambillah uangmu yang kau kumpulkan berhari-hari ini," kata istrinya. ( )

Ketika Imam Ibnu Hajar mendengar ucapan istrinya, Beliau berkata:"Aku ini tidak menghendaki dunia dan ridho atas apa yang Allah tetapkan kepadaku di dalamnya, sedangkan engkau jika menginginkan dunia, mari kita ke sumur zamzam".

Keduanya pergi kesumur zamzam, ketika sampai di sana, Imam Ibnu Hajar menimba sekali, ternyata satu timba isinya penuh dengan uang dinar. Beliau berkata: "Apakah segini cukup?"

Istrinya berkata: "kurang."

Ibnu Hajar menimba untuk kedua kalinya, ternyata isinya penuh dengan uang dinar lagi. Beliau berkata: "Apakah segini cukup?"Istrinya berkata: "Aku ingin tiga timba."

Beliau menimba untuk yang ketiga kalinya dan isinya juga sama dengan sebelumnya. Imam Ibnu Hajar berkata kepada istrinya:"Aku suka keadaan fakir berdasarkan pilihanku sendiri, kupilih untuk diriku sendiri apa yang ada di sisi Allah. Adapun dunia maka semuanya sama bagiku, dunia lewat, umurnya pendek dan kehidupannya hina, dan sekarang ini aku punya dua pilihan untukmu:'Kembalikan semua uang emas ini ke dalam sumur zamzam dan engkau masih bersamaku, atau kau bawa semua uang emas ini, kau pulang ke rumah keluargamu dan kau ambil talakmu dariku, karena aku tidak menginginkan dunia."

Istrinya berkata: "Bagaimana kalau kita nikmati saja semua uang ini seperti yang dilakukan oleh orang-orang."

Beliau berkata: "Tidak mau, kau kembalikan semua emasnya ke dalam sumur atau kau ambil semuanya, bawa pulang ke rumah keluargamu dan ambil talakmu."

Istrinya berkata: "Bagaimana kalau kita kembalikan satu timba saja ke dalam sumur."

Beliau berkata: "Tidak mau, kau kembalikan semua emasnya ke dalam sumur atau kau ambil semuanya, bawa pulang ke rumah keluargamu dan ambil talakmu.

Istrinya berkata: "Bagaimana kalau kita kembalikan dua timba dan yang satu timba kita simpan".

Imam Ibnu Hajar kembali berkata: "Tidak mau, kau kembalikan semua emasnya ke dalam sumur atau kau ambil semuanya, bawa pulang ke rumah keluargamu dan ambil talakmu."

Istrinya berkata: "Kita ambil satu dinar saja untuk bersenang-senang hari ini."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1381 seconds (0.1#10.140)