Ya Nabi Salam 'Alayka! Semua Malaikat Turun Bertasbih dan Berhala Pun Tumbang

Rabu, 28 Oktober 2020 - 18:30 WIB
loading...
Ya Nabi Salam Alayka!...
Satu-satunya peristiwa paling agung yang dinanti-nanti alam semesta adalah lahirnya Nabi nan Agung, Sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Segala puji bagi Allah yang menjadikan kita bagian dari umatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Satu-satunya peristiwa paling agungyang dinanti-nanti alam semesta ialah lahirnya Nabi nan Agung, Al-Musthofa Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Para ulama sepakat bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم lahir pada hari Senin menjelang datangnya waktu Fajar. Itulah waktu terbaik di muka bumi yang dipilih oleh Allah subhanahu wa Ta'ala.

Mengenai tanggal lahirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم, ada yang menyatakan tanggal 9 Rabi'ul Awal, namun di Indonesia mengikuti pendapat yang menyatakan tanggal 12 Rabi'ul Awal. ( )

Syeikh Fikri Thoriq , Dai lulusan Hadhramaut Yaman dalam kajiannya di Masjid Raya Bintaro, Tangerang Selatan, menegaskan bahwa kelahiran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah Yaumul Itsnain (Hari Senin) sebagaimana hadis:

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Dari Abu Qatadah radhiyallaahu 'Anhu, sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم ditanya tentang puasa Hari Senin, maka Beliau Menjawab: "Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus, atau hari mulai diturunkannya wahyu." (HR. Muslim)

Disebutkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم lahir bertepatan tahun Tahun Gajah, karena orang dulu jarang menghitung tahun. Biasanya tahun yang digunakan adalah tahun yang paling heboh (peristiwa) saat itu.

50 Hari Menjelang Kelahiran Rasulullah
Syeikh Fikri menceritakan, 50 hari sebelum lahirnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, Raja zalim bernama Abrahah menyerang Makkah untuk menghancurkan Ka'bah . Saat itu Makkah dipimpin oleh kakeknya Rasulullah, Syaibah putranya as-Sayyid Hasyim.

Abrahah adalah raja zalim dari Yaman, tetapi dia bukan orang Yaman dan bukan orang Arab. Dia adalah orang Afrika. Dia tidak suka melihat orang Arab setiap tahun berangkat haji ke Baitullah Makkah. Lalu Abrahah membuat tandingan Ka'bah dengan memakai emas murni. Namun, orang-orang tidak ada yang mau datang. Karena niatnya untuk menyaingi Ka'bah, orang-orang takut kualat.

Melihat itu, Abrahah melarang orang-orang ke Ka'bah sebagaimana dulu Qarun yang dengki melihat ummat lebih percaya Nabi Musa 'alaihis salam. Kemudian dia dan pasukan Gajahnya datang ke Makkah untuk menghancurkan Ka'bah.

Ketika itu, kakeknya Rasulullah , Abdul Muthalib, orang yang dihormati di Makkah didatangi oleh Suku Quraisy. Orang-orang Quraisy menyerah karena tidak ada yang bisa melawan tentara Abrahah yang begitu kuat. Ketika Abrahah mencuri unta-untanya, Abdul Muthalib mendatangi Abrahah bersama anaknya. Begitu bertemu Abdul Muthalib, wibawa Abrahah tiba-tiba hilang, dia sampai turun dari singgasananya.

Abdul Muthalib, pemimpin bangsa Quraisy adalah orang yang tidak ada takutnya. Kemudian Abdul Muthalib berkata: "Unta-unta saya telah diambil kembalikan, kenapa kamu mencuri unta?" Lalu Abrahah menjawab: "Karena kami ingin menghancurkan Ka'bah."

Abdul Muthalib menyadarkan Abrahah dengan mengatakan unta-unta itu milikku. Kalau Ka'bah itu punya Allah Ta'ala. Akhirnya Abrahah mengembalikan unta milik Abdul Muthalib, karena takutnya kepada Allah.

Singkat cerita, Abrahah yang saat itu belum sampai di Masjidil Haram (tidak sampai melihat Ka'bah), Allah Ta'ala mengirimkan burung Ababil yang melemparkan batu kerikil panas. Setiap batu itu dilempar oleh burung Ababil semuanya hancur seperti potongan daging yang dicincang. Dalam Surah Al-Fil diterangkan, Allah mengirim burung Ababil untuk melemparkan batu Sijjil (kerikil neraka) untuk menghancurkan bala tentara Abrahah.

Tak ada yang tersisa kecuali satu tentara yang tidak terkena batu panas itu. Kemudian dia kabur ke Yaman dan menceritakan peristiwa kepada orang-orang Yaman. Subhanallah, tak lama kemudian Burung Ababil itu datang ke Yaman dan tentara itu mati mengenaskan di depan orang-orang Yaman. Begitulah kesudahan orang-orang zalim yang ingin menghancurkan Baitullah. ( )

Lahir dari Keturunan Terbaik
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dilahirkan dari keturunan terbaik di muka bumi. Dipilih dari putra Ibrahim, dipilih dari bangsa Quraisy dan keturunan terbaik dari bani Hasyim. Kakeknya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bukan orang sembarangan sampai ke atas, semuanya pemimpin dari pemimpin.

Hasyim itu salah satu orang Quraisy yang pertama mengajak orang Quraisy dagang. Orang Quraisy kebiasaannya di musim dingin dengan musim panas berdagang. Kalau musim dingin mereka ke Yaman, sedangkan musim panas mereka berdagang ke negeri Syam (Palestina, Syria, Yordania, Lebanon). Yang punya ide berdagang pertama kali adalah Hasyim, kakeknya Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Hasyim mengajak beberapa pemuda dagang ke negeri Syam. Pulangnya membawa gandum dan makanan itu dibagikan oleh Hasyim secara gratis ke penduduk Makkah. Hal ini menjadi kebiasaan orang-orang Makkah berdagang ke negeri Syam dan Yaman.

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم ketika lahir, berhala-berhala hancur seketika. Kerajaan Romawi bergetar sampai bangunannya hancur, api sesembahan kaum Majusi padam. Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah terkhitan dan tidak ada setetes darah yang menetes darinya saat dilahirkan. Malam itu para Malaikat turun semuanya bertasbih.

Kita patut bersyukur kepada Allah karena menjadikan kita bagian dari umatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Mari jadikan momentum Rabi'ul Awal ini untuk mengenal Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Kenalkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم kepada istri-istri kita, anak-anak kita dan keluarga kita. Perbanyaklah shalawat kepada beliau dan hidupkan sunnah-sunnahnya.

Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu namanya dikenal oleh dunia karena keimanannya kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Sayyidina Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu menjadi mulia karena dekat dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Para sahabat lainnya menjadi mulia karena kecintaannya kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Mudah-mudahan kita semua kelak mendapatkan syafa'at dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan bisa bersama beliau di surga-Nya Allah Ta'ala. Aamiin. ( )

اللهم صلى على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3350 seconds (0.1#10.140)