Unta Nabi Shaleh: Badannya Terbuat dari Emas dan Kakinya dari Perak

Sabtu, 09 Mei 2020 - 03:17 WIB
loading...
A A A
Unta tersebut mengatakan, “Tidak ada tuhan kecuali Allah; Shaleh AS adalah utusan Allah.”

Disembelih
Ibnu Abbas RA mengatakan, unta tersebut tingginya 700 siku dan lebarnya 100 siku, dan ia kuat menampung 7000 (tujuh ribu) muatan rumput. Ketika raja melihat unta tersebut, pada saat itu juga dia berdiri dan kemudian mencium kepala Nabi Shaleh AS serta berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Shaleh AS adalah utusan Allah.”

Akhirnya, raja beserta beberapa orang beriman. Kemudian unta itu beserta anaknya berjalan menuju gunung dan lembah untuk mencari rumput.

Ketika datang waktu sore, unta itu memasuki kota dan berkeliling kepada orang-orang untuk memberi salam dan memberikan susunya. Kaum itu keluar dengan membawa wadah dan meletakkannya di bawah payudara unta sampai wadah-wadah tersebut penuh dengan susu. Ketika mereka semua telah merasa cukup, unta itu datang ke Masjid Nabi Shaleh AS; ia diam di sana beserta anaknya. Hal itu terus berjalan untuk beberapa lama.

Hewan-hewan ternak milik kaum Tsamud lari menjauhi unta ketika unta itu datang menghampiri air.

Di dalam kaum itu, ada seorang wanita elok dan cantik yang bernama Qatham. Dia adalah kekasih seorang lak-laki bernama Mashda, seorang laki-laki yang zalim. Mashda suka berkumpul dengan seorang temannya yang bernama Qadar.

Pada suatu hari, Mashda dan Qadar berkumpul di rumah Qatham sambil mabuk-mabukan. Qatham memberi mereka berdua arak murni. Lalu keduanya meminta air kepada Qatham untuk dicampurkan dengan arak. Akan tetapi, Qatham tidak mendapatkan air, lalu dia memintanya kepada tetangganya, tetapi dia tetap tidak mendapatkannya.

Kedua orang itu menanyakan sebabnya mengapa tidak mendapatkan air. Dikatakan kepadanya air tidak ada karena diminum oleh unta. Mendengar jawaban tersebut, Mashda dan Qadar bertekad untuk menyembelih unta itu. Mashda mendatangi kelompoknya dan berkata kepada mereka, “Aku bermaksud menyembelih unta itu, apakah kalian akan membantuku?” Mereka menjawab, “Ya.”

Itulah firman Allah: Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan (QS an-Naml:48). Qadar bersembunyi di suatu tempat di gunung tempat unta merumput. Ketika unta itu datang ke gunung tersebut, lalu merumput dan mendekati Qadar, dia memukulnya dengan pedang sehingga unta itu terbunuh; kemudian Qadar mencari anak unta itu.

Setelah unta terbunuh dan berita tentangnya telah menyebar; kaum tersebut selanjutnya memotong-motong dagingnya, tidak ada satupun rumah yang tidak kebagian dagingya. Daging tersebut mereka makan sambil tertawa-tawa kegirangan. Tatkala Nabi Shaleh AS datang dari bepergiannya, mereka memberitahunya bahwa unta telah terbunuh. Sekelompok orang berkata kepadanya, “Kami tidak ikut campur dalam menyembelih unta. Yang melakukannya adalah Qadar.”

Mendengar ucapan mereka itu, Nabi Shaleh AS berkata, “Pergilah kalian, seandainya kalian bisa menemukan anak unta itu, mudah-mudahan azab tidak akan ditimpakan kepada kalian.”

Mereka pun berpencar pergi mencarinya. Akhirnya, mereka menemukannya sedang bersembunyi dekat batu yang menjadi tempat asal keluarnya. Maka Nabi Shaleh AS berkata, “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”

As-Sadi mengatakan, “Peristiwa penyembelihan unta itu terjadi pada hari Rabu tanggal delapan dari bulan Shafar.”

Nabi Shaleh AS berkata kepada kaumnya, “Bersenang-senanglah di rumah kalian selama tiga hari. Setelah itu azab akan datang kepada kalian. Tanda-tandanya adalah di hari pertama, wajah-wajah kalian akan berubah warna menjadi merah. Pada hari kedua, akan berubah menjadi kuning, dan pada hari ketiga, berubah menjadi hitam.”

Ketika mereka melihat tanda-tanda yang telah disebutkan oleh Nabi Shaleh AS tampak pada wajah mereka, maka mereka bermaksud untuk membunuh Nabi Shaleh AS. Nabi Shaleh AS pun lari dan bersembunyi di rumah seorang kepala suku mereka.

Kaum tersebut mendatanginya dan berkata, “Apakah di rumahmu ada Shaleh?”

Kepala suku itu menjawab, “Ya, benar. Akan tetapi, aku tidak akan menyerahkannya kepada kalian karena dia ada dalam perlindunganku.”

Selanjutnya, Allah mewahyukan kepada Nabi Shaleh AS untuk pergi dari tengah-tengah kaum Tsamud beserta orang-orang yang beriman kepadanya.

Menetap di Makkah
Setelah mendapatkan perintah tersebut, Nabi Shaleh AS pergi beserta orang-orang mukmin ke daerah Syam; lalu mereka menetap di Palestina.

Ketika kaum Tsamud bangun pagi di hari keempat, mereka merasakan telah diselimuti oleh kematian. Mereka kenakan kain kafan dan menunggu turunnya azab. Ketika tiba hari Ahad tanggal 12 Shafar, ada sebuah teriakan dari langit datang kepada mereka sehingga jantung mereka berjatuhan dari dada-dada mereka. Mereka semua mati, baik yang tua maupun yang mudanya. Itulah firman Allah: Maka jadilah mereka mayat-mayat bergelimpangan di tempat tinggal mereka (QS al-A’raaf:78).
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1246 seconds (0.1#10.140)