Ketika Rasulullah Dipanggil dengan Suara Keras, Begini Respons Beliau

Rabu, 04 November 2020 - 17:18 WIB
loading...
Ketika Rasulullah Dipanggil dengan Suara Keras, Begini Respons Beliau
Ustaz Saeful Huda (pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang) menyampaikan tausiyahnya beberapa waktu lalu. Foto/Ist
A A A
Salah satu kelebihan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang tidak dimiliki manusia mana pun ialah akhlak mulia yang melekat pada diri beliau. Allah Ta'ala pun memuji beliau dalam Al-Qur'an : "Wa innaka la'ala khuluqin 'azhim, yang artinya: "Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) berada di atas budi pekerti yang agung." (QS Al-Qalam:4)

Sebagai teladan umat manusia, Nabi صلى الله عليه وسلم mengajarkan indahnya adab dan akhlak berinteraksi dengan manusia. Banyak hal yang diajarkan beliau termasuk bagaimana adab bertamu dan memanggil orang. ( )

Pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang Ustaz Saeful Huda menceritakan, ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berada di bilik salah seorang istrinya, ada sekelompok orang Arab pedalaman (Arab Badui) datang dan memanggil beliau dengan suara keras dan lantang. Nabi tidak marah dan tidak juga mencela orang Badui itu.

Saat itu juga Allah Ta'ala menegur mereka melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi:

.إِنَّ ٱلَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِن وَرَآءِ ٱلۡحُجُرَٰتِ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ صَبَرُواْ حَتَّىٰ تَخۡرُجَ إِلَيۡهِمۡ لَكَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu dari luar kamarmu kebanyakan mereka tidak mengerti dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat [49]: Ayat 4-5).

Nabi صلى الله عليه وسلم juga mengajarkan kepada orang-orang yang sehari-harinya hidup di sekitar beliau tentang bagaimana adab minta izin dan memberitahu kedatangan. Jabir radhiyallahu 'anhu menuturkan: "Aku datang ke rumah Nabi untuk menagih hutang. Aku mengetuk pintu."

"Siapa?" tanya Nabi.

"Aku!" jawab Jabir.

"Aku? Aku siapa?" Beliau kelihatan tidak senang.

Begitulah Nabi mengajari Jabir agar menyebutkan namanya ketika ditanya dari balik pintu. Sebab, aku bukanlah nama melainkan kata yang menunjuk pada diri pembicara. Yang benar adalah seperti yang dilakukan Nabi saat meminta izin masuk ke bilik istrinya.

Ketika ditanya, siapa yang mengetuk pintu. Beliau menjawab, "Abul Qosim!" (penggilan lain Rasululah). ( )

Ustaz Saeful Huda juga menceritakan, pernah seorang lelaki datang ke rumah Nabi dan meminta izin masuk. "Bolehkah aku masuk?" kata orang itu.

Beliau lalu memanggil pembantunya seraya berkata, "Ajari orang itu tata krama minta izin masuk. Suruh katakan, "Assalamualaikum. Boleh masuk?"

Para sahabat pun memakai tata krama minta izin ini sampai-sampai Abu Musa al-Asy'ari mengeluarkan riwayat bahwa Nabi bersabda: "Minta izin cukup tiga kali. Jika diizinkan masuk, masuklah. Jika tidak, pulanglah!"

Salah satu adab yang ditunjukkan para sahabat saat mendatangi rumah Nabi adalah mengetuk pintu dengan jari, bukan dengan kuku sebagaimana tradisi mereka sebelumnya.

Satu hal yang menakjubkan bagaimana Nabi mengajarkan permintaan izin dapat kita lihat sepulang beliau dari salah satu peperangan. Begitu rombongan mendekati batas Kota Madinah, Nabi memerintahkan segenap pasukan berhenti sejenak. Lalu diutuslah seseorang menemui istri-istri beliau untuk menyampaikan kabar kedatangan dengan maksud agar mereka benar-benar siap memberikan penyambutan.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Jika kamu lama meninggalkan rumah jangan sampai pulang malam. Namun bila terpaksa, hendaknya kita tidak langsung masuk sebelum istri bersolek dan menyisir rambutnya yang kusut."

Jika Nabi masuk ke keluarganya beliau mengucap salam. Wajahnya berseri dan senantiasa tersenyum. Beliau menekankan pentingnya hal tersebut. Beliau bersabda: "Jika kamu masuk ke keluargamu, ucapkan salam niscaya kamu dan seluruh keluargamu akan diberkahi."

Demikian sekelumit kisah bagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan adab dan akhlak kepada para sahabat. Semoga kita dapat meneladaninya. ( )

Wallahu A'lam

Ponpes Sultan Fatah Semarang
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5415 seconds (0.1#10.140)