Kematian, Hanya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa yang Bisa Menawar

Sabtu, 09 Mei 2020 - 04:05 WIB
loading...
A A A
Lain lagi cerita Nabi Daud AS . Ketika akan mencabut nyawa Nabi Daud, Izrail tampil sebagai lelaki yang menyelinap ke dalam kerajaan Raja Daud. "Siapa kamu?" tanya Nabi Daud. (Baca Juga: Kisah Wafatnya Nabi Dawud yang Diselewengkan Bani Israil
"Aku adalah yang tidak pernah merasa takut dengan para raja dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi diriku!" jawab Izrail.

Nabi Daud berkata, “Demi Allah, engkau adalah malaikat pencabut nyawa. Kalau begitu, aku ucapkan selamat datang kepadamu untuk melaksanakan perintah Allah,” ucapnya.

Nabi Daud yang tampak segar bugar itu bergegas menuju kamar tempat ruhnya akan dicabut.

Selain malaikat Jibril , para nabi rata-rata memang akrab dengan malaikat Izrail. Bahkan, lewat jasa malaikat Izrail, Nabi Idris AS sempat jalan-jalan ke neraka, juga plesir di surga. Nabi Idris juga sempat minta dicabut nyawanya, kendati belum ada perintah dari Allah SWT kepada Izrail. Akhirnya, Nabi Idris dimatikan sebentar kemudian dihidupkan kembali. ( )

Suatu ketika Nabi Idris sedang duduk santai di suatu tempat yang tidak banyak dihuni oleh manusia. Sambil mata terpejam dalam ketenangannya, bibir Nabi Idris terus bergerak-gerak mengagungkan nama Allah, sebagai pencipta alam semesta berikut semua isi dan bagaimana keadaan dunia.

Tiba-tiba malaikat datang dan mengucapkan salam. Salam wahai Nabi Allah Idris, saya Malaikat Izrail, kata Sang Malaikat kepada Nabi Idris.

Lalu, Nabi Idris membalas salam Malaikat Izrail dan langsung melemparkan pertanyaan kepada Malaikat Izrail. "Hai Izrail, Engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk berziarah?" tanya Nabi Idris.

Aku datang untuk menziarah dengan izin Allah, kata Izrail dan langsung mendekat kepada Nabi Idris yang masih duduk dengan mata terpejam.

Mulut Nabi Idris terus berzikir kepada Allah. Seperti itulah yang dilakukan para nabi jika dalam keadaan tenang, mulut dan hatinya terjaga selalu mengingat Allah.

Setelah beberapa saat mata Nabi terbuka, posisi duduknya pun mulai berubah. Ia mengajak Malaikat Izrail mengelilingi kediamannya untuk menyampaikan ihwal keperluannya kepada Malaikat Izrail.

“Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu. Apakah Engkau bersedia membantuku,” kata Nabi Idris.

“Kepentingan apa itu?" tanya Malaikat Izrail.

"Kepentingan denganmu, yaitu supaya Engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut," katanya.

Mendengar permintaan Nabi Idris, Malaikat Izrail sedikit kaget. Dengan berat hati, ia mesti menolak. Pemintaannya itu tidak dapat dipenuhi, meski Sang Nabi merupakan kekasih Allah yang diutus ke bumi.

Sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah. Setelah itu, tidak lama Allah memberi wahyu kepada Izrail agar mencabut nyawa Nabi Idris. Seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris.

Setelah Nabi Idris tidak bernyawa, Izrail menangis atas kematiannya sambil memohon kepada Allah agar menghidupkan kembali Nabi Idris. Kemudian, Allah mengabulkan permohonan Izrail, Nabi Idris hidup kembali dan mereka berdua kembali berdialog.

Tentu Izrail yang bertanya lebih dulu kepada Nabi Idris, setelah ia dihidupkan kembali dari kematian. “Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu?” tanya Izrail

“Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu saya umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup), dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit,” katanya.

Izrail menegaskan kepada Nabi Idris, padahal sesungguhnya ia mencabut nyawa para nabi dengan lemah lembut. “Tidak seperti makhluk lainnya yang merasakan rasa sakit yang begitu dahsyat. Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu,” katanya. ( )
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3246 seconds (0.1#10.140)