Belajar Adab dari Rumah Tangga Rasulullah SAW

Kamis, 05 November 2020 - 16:10 WIB
loading...
Belajar Adab dari Rumah Tangga Rasulullah SAW
Ustaz Saeful Huda, pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang saat menyampaikan tausiyahnya. Foto/Ist
A A A
Pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang Ustaz Saeful Huda menceritakan bagaimana indahnya akhlak Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yangdapat kita teladani.

Sebagaimana manusia, Nabi صلى الله عليه وسلم juga menginginkan terciptanya suasana tenang dan kondusif dalam rumah tangga. Beliau juga menginginkan tidak adanya faktor luar yang mengganggu suasana tersebut dan mengotori hati. ( )

Jika Nabi masuk ke keluarganya beliau mengucap salam. Wajahnya berseri dan senantiasa tersenyum. Beliau menekankan pentingnya hal tersebut. Beliau bersabda: "Jika kamu masuk ke keluargamu, ucapkan salam niscaya kamu dan seluruh keluargamu akan diberkahi."

Para sahabat pun meniru bentuk tata krama yang dicontohkan Nabi. Setiap informasi yang mereka ketahui melalui istri-istri beliau langsung mereka praktikkan. Di antara sifat rumah tangga Nabi yang lain adalah menjaga kehormatan semua yang terjadi di rumah beliau tak lepas dari sifat ini.

Sekecil apapun hal yang dicurigai akan merusak kehormatan, pasti Nabi hindari. Suatu hari beliau masuk ke biliknya. Di dalamnya, selain dua orang istri beliau dengan busana santai, terdapat juga Ibnu Ummi Maktum. Menyaksikan hal itu beliau marah. Kedua istri Nabi berkata, "Wahai Rasulullah , dia ini buta."

"Apakah kalian juga buta?" Nabi menyembunyikan rasa jengkelnya.

Beliau tidak suka ada laki-laki asing yang berkepentingan berada di tempat yang terbaik di sana meski ia hanya seorang buta.

Seorang waria bernama Hit masuk bilik Ummu Salamah. Begitu mendengar kabar itu, Nabi berkata, "Abdullah bin Umayyah, kalau Allah berkenan menaklukkan Thaif, kutunjukkan seorang waria. Iya berkemaluan 4 dan berdubur 8."

Nabi di sini hendak mengatakan bahwa ia menyimpan hal busuk dan berpengaruh buruk kepada orang lain. Karena itu beliau lalu berkata kepada istri-istrinya: "Jangan biarkan mereka masuk ke bilik kalian di rumah." ( )

"Dalam segala hal, Nabi senantiasa menghiasi diri dengan tata krama yang disusun sejalan dengan konsep kesehatan jasmani dan rohani. Nabi tak pernah makan sambil bertelekan tetapi selalu duduk lurus. Begitu rasa lapar hilang, beliau segera berhenti," terang Ustaz Saeful .

Beliau mengajari sahabat, "Jika kalian makan, sebutlah nama Allah yang Maha Tinggi. Nabi melarang keluarganya meniup makanan atau minuman yang panas, tak pernah mencela makanan. Jika disukai beliau makan. Jika tidak beliau tinggalkan.

Beliau juga mengajari keluarganya kebersihan. Kalau bersin beliau menutup mulut dengan tangan atau baju biar tidak mengganggu yang lain. Saat akan berangkat tidur Rasulullah berwudhu terlebih dahulu kemudian mengipas alas tidurnya dengan ujung sarung.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم memulai setiap pekerjaan dengan tangan atau kaki sebelah kanan seperti makan, minum, berwudhu, berpakaian dan berjalan. Sementara ketika masuk kamar kecil beliau menggunakan yang kiri.

Rumah tangga Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berhias adab, menjaga dan mensyukuri nikmat. Beliau mengarahkan semua istrinya untuk menghormati dan menghargai dengan sungguh-sungguh. Setiap istri Nabi mendapat pelajaran tata krama dari beliau sendiri di bawah bimbingan dan asuhan beliau. Mereka tidak menunjukkan pembicaraan kecuali yang baik.

Usai menikah dengan Sayyidah Zainab binti Jahsy, Rasulullah صلى الله عليه وسلم lalu mengunjungi kamar Sayyidah Aisyah kemudian berkeliling ke bilik istri-istri beliau. Kehidupan keluarga Nabi berjalan mulus. Tak ada ketegangan antara Nabi dan semua istri beliau. Mereka memperlakukan Nabi secara manusiawi dalam segala hal.

Ini menandakan bahwa Nabi adalah seorang manusia, kecuali saat Nabi menerima wahyu. Dalam situasi itu beliau benar-benar menyatukan diri. Salah satu bukti kemanusiaan Nabi adalah mencintai istri-istrinya dengan tulus. Kadang di depan beliau mereka adu mulut dan berteriak-teriak kecil tetapi tentu saja hal itu dilakukan dengan baik tidak keluar dari batas kesopanan.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Sayyidina Umar radhiyallahu 'anhu pernah masuk ke rumah beliau kebetulan beberapa istri beliau sedang terlibat adu mulut begitu melihat Umar datang mereka sontak berhenti dengan heran. Umar berkata, "Kalian takut kepadaku tetapi tidak takut pada Rasulullah صلى الله عليه وسلم."

Mereka menjawab, "Ya karena kau lebih keras daripada Nabi!"

Begitulah sekelumit kehidupan rumah tangga Nabi. Beliau mengajarkan kelembutan dan kasih sayang kepada istri-istrinya. ( )

Wallahu A'lam

Ponpes Sultan Fatah Semarang
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1845 seconds (0.1#10.140)