Bahauddin Naqsyabandi tentang Latihan Batiniah

Rabu, 11 November 2020 - 10:06 WIB
loading...
Bahauddin Naqsyabandi tentang Latihan Batiniah
Ilustrasi/Ist
A A A
"Tugas dan kegiatan tarekat membentuk satu keseluruhan; Kebenaran, cara pengajaran dan peserta membentuk satu tangan, di mana orang bebal mungkin hanya melihat ketidaksamaan jari-jemari, bukan kombinasi tangan itu sendiri," tulis Bahauddin Naqsyabandi dalam karyanya berjudul "Latihan Batiniah". ( )

Sedangkan Ahmad Yasavi menyatakan, "Di seluruh kepustakaan darwis engkau akan mendapati kami mengatakan berulang-ulang, bahwa kami tidak memperhatikan agamamu atau bahkan dengan kekurangannya". Pernyataan Ahmad Yasavi ini tertuang dalam karyanya berjudul "Tentang Agamamu"

Tulisan dua tokoh sufi ini dikutip Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat".

Berikut tulisan dua tokoh sufi dari Tarekat Naqsyabandiyah tersebut selengkapnya.



LATIHAN BATINIAH

Setiap Manusia Sempurna, perasaannya sama dengan yang lain. Maksudnya, dengan tepat membiasakan diri melalui kekuatan Sekolah, seorang murid dapat berkomunikasi dengan Yang Maha Agung, seperti berkomunikasi dengan sesama mereka, melintasi waktu dan tempat.

Kita telah memperbarui substansi tradisi para Pendahulu. Kebanyakan di antara kaum darwis yang setia tidak melakukan hal ini, dan kita harus meninggalkan mereka pada apa yang ingin mereka lakukan. Jangan berselisih dengan mereka. 'Engkau pada Jalanmu, dan aku pada Jalanku.'

Tugas dan kegiatan Tarekat membentuk satu keseluruhan; Kebenaran, cara pengajaran dan peserta membentuk satu tangan, di mana orang bebal mungkin hanya melihat ketidaksamaan jari-jemari, bukan kombinasi tangan itu sendiri. (Bahauddin Naqsyabandi)



TENTANG AGAMAMU

Di seluruh kepustakaan darwis engkau akan mendapati kami mengatakan berulang-ulang, bahwa kami tidak memperhatikan agamamu atau bahkan dengan kekurangannya. Bagaimana dapat hal ini disatukan dengan kenyataan bahwa penganut menganggap diri mereka sendiri yang terpilih?

Perbaikan manusia adalah tujuan, dan pengajaran batiniah seluruh keyakinan bertujuan demikian. Dalam usaha menyempurnakannya, selalu terdapat tradisi yang diteruskan olah penerus para ahli, yang memilih calon untuk diberi pengetahuan ini.

Di antara orang-orang, semua jenis ajaran ini telah diteruskan. Karena dedikasi kita pada esensi, kita harus, dalam jalan Darwis, mengumpulkan orang-orang yang tidak memperhatikan hal-hal eksternal, dan terus dijaga kemurnian, secara rahasia, kapasitas kita untuk melanjutkan suksesi. Dalam dogma agama kaum Yahudi , Kristen , Zoroaster, Hindu dan kaum literalis Islam, hal yang murni ini telah hilang.



Kita kembalikan semua prinsip utama ini ke seluruh agama tersebut, dan inilah mengapa engkau akan melihat banyak penganut Yahudi, Kristen dan lainnya diantara pengikutku. Kaum Yahudi mengatakan bahwa mereka Yahudi murni, demikian juga penganut Kristen.

Hanya ketika engkau mengetahui Faktor Tertinggi, maka engkau akan mengetahui situasi yang sebenarnya tentang agama saat ini, dan tentang ketidakpercayaan itu sendiri. Dan ketidakpercayaan sendiri merupakan agama dengan bentuk kepercayaannya sendiri. (Ahmad Yasavi)
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4158 seconds (0.1#10.140)