Inilah Sahabat Nabi yang Wajahnya Menyerupai Malaikat Jibril

Senin, 16 November 2020 - 08:30 WIB
loading...
Inilah Sahabat Nabi yang Wajahnya Menyerupai Malaikat Jibril
Dihyah Al-Kalbi, sahabat Nabi yang menjadi penjelmaan Malaikat Jibril karena wajahnya yang rupawan. Foto Ilustrasi/Ist
A A A
Jibril 'alaihissalam adalah pemimpin para Malaikat yang diberi tugas menyampaikan wahyu kepada para Rasul termasuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Dalam menjalankan tugasnya, Jibril terkadang berubah wujud menjadi manusia sebagaimana kehendak Allah.

Ketika menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Malaikat Jibril datang dalam wujud menyerupai salah seorang sahabat Nabi yang dikenal berwajah rupawan. Beliau adalah Dihyah Al-Kalbi radhiyallahu 'anhu. Keutamaan Dihyah dari sahabat lainnya adalah wajah yang tampan rupawan. Karena wajahnya yang tampan ini, beliau mendapatkan tugas dari Rasulullah sebagai salah satu delegasi Islam untuk mengirim surat kepada para raja, kisra, dan kaisar.

Dihyah pernah mendapat tugas dari Nabi صلى الله عليه وسلم pada tahun keenam Hijriyah untuk menyampaikan surat kepada Hiraklius, kaisar Romawi. Dihyah Al-Kalbi adalah seorang sahabat yang mempunyai wajah, jenggot, perawakan dan usia yang menyerupai Malaikat Jibril saat berwujud sebagai manusia. (Baca Juga: Kisah Malaikat Jibril Menyamar di Tengah Para Sahabat)

Dikisahkan, usai perang Khandaq, Nabi صلى الله عليه وسلم dan para sahabat beristirahat. Datanglah Malaikat Jibril dalam wujud manusia menemui Rasulullah dan berkata: "Apakah engkau telah meletakkan senjata? Jangan demikian! Para Malaikat sama sekali belum meletakkan senjata! Keluarlah engkau menuju Bani Quraizhah, dan perangilah mereka!"

Ketika Nabi melewati Bani Ghanm, beliau bertanya tentang siapa yang baru saja lewat. Merekapun berkata, "Telah melewati kami, Dihyah bin Kalbi!"

Dalam riwayat lain disebutkan, saat itu Nabi sedang bersama istri Beliau Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, Malaikat Jibril datang kepada Nabi dalam wujud manusia. Setelah Malaikat Jibril berlalu, Nabi bertanya kepada istrinya itu siapa tamu yang baru datang. Ummu Salamah menjawab: "Dia adalah komandan tentara, Dihyah".

Nabi صلى الله عليه وسلم tersenyum dan menjelaskan bahwa tamu itu adalah Malaikat Jibril. Inilah kesaksian tentang kesamaan Dihyah Al-Kalbi dengan penjelmaan Malaikat Jibril sebagai manusia.

Ketika Dihyah diutus Nabi menemui Kaisar Romawi, Hiraklius dengan membawa surat Nabi berisi ajakan untuk masuk Islam. Surat yang dibacakan di dalam istana itu juga dihadiri Abu Sufyan dan teman-temannya yang sedang berdagang di Syam.

Hiraklius memanggil Uskup Kota Liya di Syam, Ibnu Nathur, yang biasanya menjadi rujukan dalam soal keagamaan. Dihyah hadir dalam pertemuan itu. Ibnu Nathur ini di samping sebagai uskup, juga sahabat Hiraklius.

Setelah mendengar penjelasan Hiraklius dan Dihyah, Ibnu Nathur membacakan beberapa ayat-ayat Injil, dan akhirnya membenarkan kerasulan Nabi Muhammad lalu memeluk Islam. Tetapi Hiraklius sendiri tidak mau mengikuti sikap uskup ini walau sebenarnya iai tidak mengingkari kebenaran itu.

Tidak ada sebenarnya yang menghalanginya memeluk Islam kecuali takut kehilangan kekuasaannya. Bahkan beberapa panglima perangnya sudah mengancam tidak akan mengakui kedudukannya jika ia memenuhi seruan Nabi. ( )

Dihyah Al-Kalbi sering menemui sang uskup untuk mengajarkan Islam. Pada hari Ahadnya, sang uskup tidak hadir untuk memberikan ceramah dan nasihat seperti biasanya, padahal orang-orang Romawi yang menjadi jamaahnya telah berkumpul. Begitupun berulang pada beberapa hari berikutnya. Sehingga akhirnya orang-orang Romawi mengancam untuk membunuhnya jika tidak keluar.

Sang uskup, Ibnu Nathur menitipkan surat pada Dihyah untuk Nabi tentang keislamannya, dan menyampaikan pada Nabi apa yang dilihatnya. Setelah itu Ibnu Nathur keluar menemui orang-orang Romawi, tidak dengan pakaian gereja kebesaran seperti biasanya, tetapi memakai pakaian putih.

Ia mengucapkan syahadat di hadapan mereka sehingga mereka begitu murka dan akhirnya membunuh sang Uskup yang selama ini dipatuhi dan mereka dengar dan patuhi nasihat-nasihatnya.

Dihyah Al-Kalbi lah yang menjadi saksi langsung peristiwa tersebut. Kemudian beliau pulang menceritakan peristiwa itu kepada Nabi sekaligus menyerahkan surat sang Uskup. Surat itu dibacakan untuk Rasulullah dan mendoakan kebaikan dan keberkahan untuk Ibnu Nathur.

Demikian seklias kisah Dihyah Al-Kalbi pada masa hidupnya. Beliau tinggal di daerah Mizzah di Damaskus Syam dan hidup hingga masa kekhalifahan Muawiyyah bin Abi Sufyan. ( )

Sumber:
1. Al-Ishaabah, Ibnu Hajar, hal. 371. no. 2474
2. Thabaqaat, Ibni Sa'ad, 4/249.
3. Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Manaqib, bab: ‘Alaamaatin Nubuwwah fil Islaam.
4. Shahih Al-Bukhari, Kitab al-Jihad was Siyar, Bab: Du’aa-in Nabiyyi an-Naasa ilal Islaam.
5. Kitab Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 6/242.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3334 seconds (0.1#10.140)