Inilah Musibah Terbesar yang Menimpa Orang Beriman
loading...
A
A
A
Tidak diragukan lagi dalam keyakinan seseorang beriman bahwa hidup di dunia ini adalah ujian . Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menguji orang-orang yang beriman dengan berbagai ujian. Hal itu sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً
“Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pada ayat yang lain:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾
“Benar-benar Kami akan menguji kalian dengan rasa takut, lapar, dan berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berbahagialah bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang manakala mereka ditimpa musibah, maka mereka mengatakan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Bagi mereka adalah shalawat dari Rabb mereka (berupa berkah), keutamaan dan rahmat. Dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
(Baca juga : Menikahlah, Katakan Tidak untuk Pacaran )
Berkaitan dengan musibah, Ustadz Abu Qatadah dalam kajiannya di Rodja TV menjelaskan, musibah banyak macamnya. Musibah seperti datangnya bencana, tsunami, gunung meletus, banjir, longsor, kematian orang yang dicintai, atau hilangnya harta. Maka tentunya ini adalah musibah, yang banyak dipahami oleh umumnya umat manusia. Dan musibah tersebut lebih banyak berkaitan dengan urusan dunia.
Maka ada musibah yang sebenarnya sangat besar, yakni musibah yang menimpa kepada agama seseorang. Mengutip pendapat para ulama, Ustadz Abu Qatadah memaparkan di antara musibah paling besar dan ujian paling besar yang menimpa kepada seseorang ketika seseorang terkena ujian musibah yang menimpa kepada agamanya. Yang dengan sebabnya seseorang menyimpang dari agamanya, terjerumus kepada kesyirikan, terjerumus kepada kufur murtad, kepada bid’ah, kepada maksiat.
(Baca juga : Kunci Kebahagiaan Cuma Satu, Dekati Allah! )
Ada seseorang yang bertanya kepada Syaikh Ibnu Baz Rahimahullahu Ta’ala. Dimana dalam salah satu Qunut ada doa yang berbunyi:
ولا تجعل مصيبتنا في ديننا
“Dan janganlah Engkau jadikan musibah pada agama kami.”
Lalu seorang penanya mengatakan: “Bagaimana musibah itu menimpa kepada agama seseorang? Dan apa yang dimaksud dengan musibah pada agama?”
Syaikh Rahimahullahu Ta’ala menjawab bahwa apabila menimpa kepada seseorang apa yang memudharatkan agama mereka, maka itu adalah musibah dalam agama. Dan musibah di dalam agama apabila musibah itu turun dan memudharatkan agamanya. Seperti -mungkin- berkuasanya musuh, atau teruji dengan keburukan-keburukan maksiat, atau dengan terjadinya murtad, atau dengan munculnya pemimpin-pemimpin yang buruk yang menghalangi agamanya, atau kecondongan kepada hawa nafsu syahwat yang menghalangi dalam agamanya, ataupun ketika seseorang berteman duduk dengan orang-orang yang menghalangi dia dalam agamanya. Lalu beliau mengatakan kita meminta kepada Allah Ta’ala keselamatan dari semua bentuk musibah ini.
(Baca juga : Berperangai Buruk kepada Suami, Dosa Besar yang Sering Diremehkan )
Maka secara garis besarnya, musibah yang menimpa kepada orang-orang yang beriman itu ada dua bentuk musibah. Yaitu:
1. Musibah dalam perkara dunia
Musibah yang menimpa kepada jiwa-jiwa, musibah yang menimpa kepada hartanya, keluarganya, jiwanya, musibah yang menimpa kepada negaranya berupa perkara-perkara dunia. Seperti musibah dalam bentuk bencana, musibah dalam bentuk hilangnya harta, perginya orang yang dicintai. Ini adalah musibah yang berkaitan dengan perkara dunia yang tentunya semua orang secara fitrahnya membenci dan tidak menyenangi ketika musibah ini datang.
2. Musibah yang menimpa agama
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً
“Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pada ayat yang lain:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾
“Benar-benar Kami akan menguji kalian dengan rasa takut, lapar, dan berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berbahagialah bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang manakala mereka ditimpa musibah, maka mereka mengatakan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Bagi mereka adalah shalawat dari Rabb mereka (berupa berkah), keutamaan dan rahmat. Dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
(Baca juga : Menikahlah, Katakan Tidak untuk Pacaran )
Berkaitan dengan musibah, Ustadz Abu Qatadah dalam kajiannya di Rodja TV menjelaskan, musibah banyak macamnya. Musibah seperti datangnya bencana, tsunami, gunung meletus, banjir, longsor, kematian orang yang dicintai, atau hilangnya harta. Maka tentunya ini adalah musibah, yang banyak dipahami oleh umumnya umat manusia. Dan musibah tersebut lebih banyak berkaitan dengan urusan dunia.
Maka ada musibah yang sebenarnya sangat besar, yakni musibah yang menimpa kepada agama seseorang. Mengutip pendapat para ulama, Ustadz Abu Qatadah memaparkan di antara musibah paling besar dan ujian paling besar yang menimpa kepada seseorang ketika seseorang terkena ujian musibah yang menimpa kepada agamanya. Yang dengan sebabnya seseorang menyimpang dari agamanya, terjerumus kepada kesyirikan, terjerumus kepada kufur murtad, kepada bid’ah, kepada maksiat.
(Baca juga : Kunci Kebahagiaan Cuma Satu, Dekati Allah! )
Ada seseorang yang bertanya kepada Syaikh Ibnu Baz Rahimahullahu Ta’ala. Dimana dalam salah satu Qunut ada doa yang berbunyi:
ولا تجعل مصيبتنا في ديننا
“Dan janganlah Engkau jadikan musibah pada agama kami.”
Lalu seorang penanya mengatakan: “Bagaimana musibah itu menimpa kepada agama seseorang? Dan apa yang dimaksud dengan musibah pada agama?”
Syaikh Rahimahullahu Ta’ala menjawab bahwa apabila menimpa kepada seseorang apa yang memudharatkan agama mereka, maka itu adalah musibah dalam agama. Dan musibah di dalam agama apabila musibah itu turun dan memudharatkan agamanya. Seperti -mungkin- berkuasanya musuh, atau teruji dengan keburukan-keburukan maksiat, atau dengan terjadinya murtad, atau dengan munculnya pemimpin-pemimpin yang buruk yang menghalangi agamanya, atau kecondongan kepada hawa nafsu syahwat yang menghalangi dalam agamanya, ataupun ketika seseorang berteman duduk dengan orang-orang yang menghalangi dia dalam agamanya. Lalu beliau mengatakan kita meminta kepada Allah Ta’ala keselamatan dari semua bentuk musibah ini.
(Baca juga : Berperangai Buruk kepada Suami, Dosa Besar yang Sering Diremehkan )
Maka secara garis besarnya, musibah yang menimpa kepada orang-orang yang beriman itu ada dua bentuk musibah. Yaitu:
1. Musibah dalam perkara dunia
Musibah yang menimpa kepada jiwa-jiwa, musibah yang menimpa kepada hartanya, keluarganya, jiwanya, musibah yang menimpa kepada negaranya berupa perkara-perkara dunia. Seperti musibah dalam bentuk bencana, musibah dalam bentuk hilangnya harta, perginya orang yang dicintai. Ini adalah musibah yang berkaitan dengan perkara dunia yang tentunya semua orang secara fitrahnya membenci dan tidak menyenangi ketika musibah ini datang.
2. Musibah yang menimpa agama