Istikharah dan Keterbatasan Ilmu Manusia
loading...
A
A
A
Manusia adalah makhluk yang lemah, yang penuh dengan keterbatasan . Terkadang banyak perkara-perkara dalam kehidupan ini yang dia bingung untuk memutuskan. Hal ini karena dia takut dengan resiko-resiko yang akan terjadi di kemudian hari, yang kadangkala dia tidak tahu.
Contoh misalnya, ketika seorang perempuan muslimah hendak menikah. Datang laki-laki yang melamar dia. Setelah dia mencari tahu, laki-laki ini insyaAllah baik. Tapi dia juga tidak tahu apakah informasi yang didapat oleh dia itu sudah cukup? Atau mungkin ada hal-hal yang tersembunyi?
(Baca juga : Inilah Musibah Terbesar yang Menimpa Orang Beriman )
Contoh lain ketika seorang melamar kerja. Ada banyak lembaga yang menawarkan lowongan kerja dan sepertinya dia diterima di semua. Dia harus memutuskan. Tapi dia juga bingung, dia tidak tahu apakah di pekerjaan fulan itu bagus buat dia? Mungkin buat sekarang iya bagus. Tapi sebulan kedepan, dua bulan kedepan, bisa jadi perusahaan itu tutup, sehingga dia harus berhenti dan tidak bekerja.
Contoh lain ketika hendak melakukan perjalanan. Kadangkala ketika kita mau safar di masa pandemi seperti ini. Melihat peta virus covid-19 dia jadi ketakutan. Padahal keberangkatan dia termasuk penting.
(Baca juga : Menikahlah, Katakan Tidak untuk Pacaran )
Apa yang harus dia lakukan tatkala itu? Maka istikharah. Kenapa harus istikharah? Ustadz Syafik Riza Basalamah, MA mengatakan, karena ilmu manusia itu sangat terbatas. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
“Dan bagi Allah perbendaharaan-perbendaharaan yang ghaib yang tidak mengetahuinya kecuali Dia saja.”
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
“Dan Allah tahu semua yang ada di daratan dan yang ada di lautan.”
(Baca juga : Kunci Kebahagiaan Cuma Satu, Dekati Allah! )
Ada berapa pohon? Ada berapa padi yang tumbuh? Ada berapa jagung? Ada berapa durian yang sedang berbuah? Ada berapa pohon mangga yang sedang berbuah? Berapa jumlah buahnya? Bagaimana akhir dari buah tersebut? Apakah akan dipetik kemudian dimakan oleh sang empunya? Atau akan dimakan oleh kalelawar dan sang pemilik tidak pernah menikmatinya? Allah tahu.
Yang di lautan pun Allah tahu. Nelayan itu berangkat ke lautan tidak tahu dia mau dapat apa. Dia berusaha dan terkadang ketika pulang tidak mendapatkan ikan kecuali satu ikan tongkol. Kadangkala dia mendapatkan ikan layur yang banyak. Kadangkala kapalnya terbali. Siapa yang tahu dengan kejadian-kejadian dan apa yang ada di lautan? Allah tahu!
وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا
“Dan tidak ada satu pun daun yang jatuh kecuali Allah tahu.”
(Baca juga : Romo Sebut Tindakan Aparat Kepolisian Terhadap 6 Anggota FPI Melanggar Hukum )
Allah tahu daun itu akan jatuh jam berapa. Di pohon ini akan jatuh sehari umpamanya 15 daun. Yang mana yang lebih dahulu? Dan ketika daun itu jatuh, kemana dia akan jatuh? Kemudian masa depan daun ini. Mungkin akan dimakan oleh kambing atau tidak. Berapa jumlah daun-daunan, jama’ah? Allah tahu.
وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Biji-bijian yang ada di kedalaman bumi...”
Contoh misalnya, ketika seorang perempuan muslimah hendak menikah. Datang laki-laki yang melamar dia. Setelah dia mencari tahu, laki-laki ini insyaAllah baik. Tapi dia juga tidak tahu apakah informasi yang didapat oleh dia itu sudah cukup? Atau mungkin ada hal-hal yang tersembunyi?
(Baca juga : Inilah Musibah Terbesar yang Menimpa Orang Beriman )
Contoh lain ketika seorang melamar kerja. Ada banyak lembaga yang menawarkan lowongan kerja dan sepertinya dia diterima di semua. Dia harus memutuskan. Tapi dia juga bingung, dia tidak tahu apakah di pekerjaan fulan itu bagus buat dia? Mungkin buat sekarang iya bagus. Tapi sebulan kedepan, dua bulan kedepan, bisa jadi perusahaan itu tutup, sehingga dia harus berhenti dan tidak bekerja.
Contoh lain ketika hendak melakukan perjalanan. Kadangkala ketika kita mau safar di masa pandemi seperti ini. Melihat peta virus covid-19 dia jadi ketakutan. Padahal keberangkatan dia termasuk penting.
(Baca juga : Menikahlah, Katakan Tidak untuk Pacaran )
Apa yang harus dia lakukan tatkala itu? Maka istikharah. Kenapa harus istikharah? Ustadz Syafik Riza Basalamah, MA mengatakan, karena ilmu manusia itu sangat terbatas. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
“Dan bagi Allah perbendaharaan-perbendaharaan yang ghaib yang tidak mengetahuinya kecuali Dia saja.”
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
“Dan Allah tahu semua yang ada di daratan dan yang ada di lautan.”
(Baca juga : Kunci Kebahagiaan Cuma Satu, Dekati Allah! )
Ada berapa pohon? Ada berapa padi yang tumbuh? Ada berapa jagung? Ada berapa durian yang sedang berbuah? Ada berapa pohon mangga yang sedang berbuah? Berapa jumlah buahnya? Bagaimana akhir dari buah tersebut? Apakah akan dipetik kemudian dimakan oleh sang empunya? Atau akan dimakan oleh kalelawar dan sang pemilik tidak pernah menikmatinya? Allah tahu.
Yang di lautan pun Allah tahu. Nelayan itu berangkat ke lautan tidak tahu dia mau dapat apa. Dia berusaha dan terkadang ketika pulang tidak mendapatkan ikan kecuali satu ikan tongkol. Kadangkala dia mendapatkan ikan layur yang banyak. Kadangkala kapalnya terbali. Siapa yang tahu dengan kejadian-kejadian dan apa yang ada di lautan? Allah tahu!
وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا
“Dan tidak ada satu pun daun yang jatuh kecuali Allah tahu.”
(Baca juga : Romo Sebut Tindakan Aparat Kepolisian Terhadap 6 Anggota FPI Melanggar Hukum )
Allah tahu daun itu akan jatuh jam berapa. Di pohon ini akan jatuh sehari umpamanya 15 daun. Yang mana yang lebih dahulu? Dan ketika daun itu jatuh, kemana dia akan jatuh? Kemudian masa depan daun ini. Mungkin akan dimakan oleh kambing atau tidak. Berapa jumlah daun-daunan, jama’ah? Allah tahu.
وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Biji-bijian yang ada di kedalaman bumi...”