3 Hal yang Dilakukan Rasulullah Ketika Hijrah ke Madinah

Sabtu, 12 Desember 2020 - 14:43 WIB
loading...
3 Hal yang Dilakukan...
Pimpinan Pondok Pesantren Ribath Garut, Al-Habib Ali Zaenal Abidin bin Alwi Al-Kaff. Foto/dok rumah muslimin
A A A
Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan bagaimana memperlakukan orang lain dengan cinta sehingga beliau dicintai para sahabatnya baik di Makkah maupun ketika hijrah ke Madinah.

Al-Habib Ali Zaenal Abidin bin Alwi Al-Kaff (Pimpinan Pondok Pesantren Ribath, Garut) mengatakan, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah sosok terbaik dalam kepemimpinan maupun persahabatan.

(Baca Juga: Umat Islam Harus Terus Jaga Persaudaraan dan Persatuan)

"Persaudaraan adalah hal paling penting di dalam Islam. Syarat dari persaudaraan satu sama lain adalah kecintaan (mahabbah). Abu Dzar Al-Ghifari sampai rela mencari dan mengejar sosok Rasulullah. Kemudian Rasulullah mendoakan sahabat ini," kata Habib Ali Zaenal Abidin Al-Kaff ketika mengisi tausiyah di salah satu televisi swasta.

Betapa beruntung mereka yang bersahabat dengan baginda Rasulullah karena bisa langsung melihat, menyapa, meminta petunjuk, dan menemani Rasulullah dalam mengemban dakwah Islamiyah . Ketika Hijrah dari Makkah dan tiba di Madinah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم melakukan 3 hal:
1. Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
2. Membangun Masjid.
3. Membuat Peraturan.

Sebelum Rasulullah صلى الله عليه وسلم membangun masjid, yang pertama dilakukan beluau adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin (penduduk Makkah yang ikut hijrah ke Madinah) dan kaum Anshar (penduduk asli Madinah). Sebelum Rasulullah membuat peraturan, yang pertama dilakukan adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.

"Sebelum adanya tempat, ada mahabbah (kecintaan). Itu yang pertama dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena persahabatan adalah hal yang sangat penting," papar Habib Ali Zaenal Abidin.

Habib Ali Zaenal mengatakan, hidup itu tidak terasa. Ada yang sudah 20 tahun, 30 tahun. Tidak terasa sudah punya anak. Hidup ini hanya sementara, tapi setan membuat kita terlena dan melupakan kematian.

Orang yang cerdas adalah orang yang bisa mengatur hidupnya dan dia melakukan amaliyah dan berpikir apa yang bisa saya dapat. Sahabat bisa memberikan syafa'at.

"Semoga kita semua masuk ke surga-nya Allah. Nanti ketika di surga kita tidak menemukan sahabat kita, kita bertanya di mana dia yang biasa bareng saya ke masjid? Lalu Allah bertanya di mana dia? Na'udzubillaah di neraka. Lalu ia dikeluarkan dan dimasukkan ke surga dengan syafa'at sahabatnya," terang Habib Ali Zaenal Abidin.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

"Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai." (HR Al-Bukhari)

Ketika kita mencintai sahabat kita orang yang baik, insya Allah akan dikumpulkan bersama mereka. (Baca Juga: Kisah Si Kaya dan Orang yang Memutus Silaturrahim)

وَلَا صَدِيۡقٍ حَمِيۡمٍ‏

"Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab." (QS Asy-Syu'ara Ayat 101)

Karena itu bersahabatlah dengan sahabat yang baik, karena sahabat yang baik bisa memberikan syafa'at. Artinya orang lain bisa mempengaruhi apa yang kita akan dapatkan nanti.

Para penghafal Qur'an bisa memberikan syafa'at. Orang saleh bisa memberikan syafa'at. Malaikat bisa memberikan syafa'at. Tapi sebaik-baik syafa'at adalah syafa'atnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Semoga tausiyah ini dapat melembutkan hati kita betapa persaudaraan di antara kaum muslim adalah hal yang sangat agung. Jika kita berbeda pandangan, berbeda pendapat dengan yang lain, cukuplah kita bersabar dan tetaplah mendoakannya. Jangan sampai lisan kita mencela apalagi memusuhinya. Sebab, Allah Ta'ala mencintai orang-orang yang pemaaf dan suka memaafkan.

(Baca Juga: Hari Kiamat Pasti Datang, Ini Pesan Habib Ali Zaenal Al-Kaff)

Wallahu A'lam
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3189 seconds (0.1#10.140)