Ummu Ma'bad dan Domba yang Diperah Rasulullah

Selasa, 15 Desember 2020 - 14:31 WIB
loading...
A A A
Jika dia berbicara, maka mereka akan mendengarkannya dengan seksama. Jika dia menyuruh, maka mereka segera mengerjakannya. Dia benar-benar disegani dan pantas menjadi pemimpin yang disenangi oleh pengikut-pengikutnya. Dia tidak suka cemberut dan tidak suka mengeluh.”

Abu Ma’bad berkata, “Demi Allah, itulah ciri-ciri orang yang sedang dicari orang-orang Quraisy, karena alasan-alasan yang telah mereka terangkan. Sebenarnya, sejak awal aku sudah tertarik dan ingin menjadi pengikutnya dan jika ada kesempatan, maka aku akan melakukannya.”

Bersamaan dengan peristiwa yang terjadi di kemah Unimu Ma’bad ini, di Makkah terdengar desas-desus yang menerangkan kejadian di kemah Ummu Ma’bad. Semua orang mendengarnya, tetapi tidak melihat siapa yang mengatakannya,

Semoga Allah, pemilik ‘Arsy, memberi balasan terbaik. Kepada dua sahabat yang singgah di kemah Ummu Ma’bad. Persinggahan dan kepergian mereka membawa kebaikan. Sungguh bahagia siapa pun yang menjadi teman Muhammad. Wahai keturunan Qushai sungguh semua tindakan kalian. Yang telah digagalkan oleh Allah tidak pantas dibalas kemuliaan

(Baca juga: Pemenjaraan Kelompok Kritis dan Kasus FPI Jadi Noda Hitam Sejarah Reformasi )

Bani Ka’ab tidak perlu gelisah dengan anak perempuan mereka. Karena kemahnya menjadi tempat singgah orang-orang mukminTanyalah saudara perempuan kalian tentang domba dan wadahnya. Karena jika kalian bertanya kepada domba, maka ia pasti bersaksi

Asma’ binti Abu Bakar berkata, “Selama itu kami tidak tahu, ke mana Rasulullah pergi. Tetapi, ketika suara jin itu terdengar dari daerah rendah kota Makkah dan mengucapkan bait-bait puisinya tadi, sementara orang-orang Quraisy terus mengikutinya dan mendengar kata-katanya tetapi tidak melihat orangnya sampai suara itu keluar dari daerah tinggi kota Makkah, maka kami mengetahui tujuan Rasulullah bahwa beliau menuju kota Madinah.”

Iman telah menyentuh lubuk hati Ummu Ma’bad sejak pertama kali mendengar dan melihat Rasulullah SAW. Buktinya, ketika beberapa pemuda Quraisy yang mengejar Rasulullah saw. menemuinya dan menanyakan perihal Rasulullah, Umm Ma’bad mengkhawatirkan beliau sehingga tidak memberi jawaban yang benar. Ia berkata, “Kalian menanyakan sesuatu yang tidak pernah kudengar sejak setahun yang lalu.”

Memeluk Islam

Ummu Ma’bad sangat takjub dengan berkah-berkah yang ia saksikan langsung dari Rasulullah, sehingga beberapa saat kemudian, ia dan suaminya menemui beliau dan berbaiat kepadanya untuk menjadi muslim yang baik.

Pada suatu hari, Ummu Ma’bad menghadiahkan seekor domba kepada Nabi SAW Tetapi sungguh mengejutkan, beliau malah menolaknya. Hal ini membuat Ummu Ma’bad tidak enak hati. Para sahabat berkata, “Rasulullah menolak hadiahmu karena beliau melihat susu domba itu sangat baik.”

Berdasarkan saran ini, Ummu Ma’bad menghadiahkan lagi domba yang tidak memiliki susu, dan ternyata Rasulullah saw. menerimanya. Ummu Ma’bad selalu ingin menyenangkan Rasulullah saw.

Ummu Ma’bad radhiyallahu'anha melewati masa-masa hidupnya di bawah naungan iman dengan giat melaksanakan salat, puasa dan ibadah kepada Allah “Azza wa Jalla. Hal ini membuat hatinya sangat senang dan bahagia. Ia hidup di dalam surga dunia yang tentunya akan membuahkan kehidupan baru di dalam surga akhirat kelak.

(Baca juga: Belum Ada Penetapan Harga Vaksin Mandiri )

Ummu Ma'bad sangat senang jika mendengar berita tentang kemenangan kaum muslimin dalam perang melawan musuh-musuhnya dan sangat sedih jika yang terjadi adalah sebaliknya. Hati Ummu Ma’bad selalu terpaut dengan Islam dan kaum muslimin hingga ia menerima kabar duka yang sangat menyedihkan, yakni berita wafatnya Rasulullah.

Kesedihan Ummu Ma’bad tidak terperi hingga hatinya nyaris hancur. Ia selalu teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Rasulullah, yakni waktu beliau singgah di kemahnya dalam rangkaian perjalanan hijrah ke Madinah.

Namun, Ummu Ma’bad tidak larut dalam kesedihannya, ia tahu bahwa sikap ridha adalah kunci segala kebaikan, sehingga ia sabar, ridha dan menyerahkan kesedihan atas kepergian Nabi SAW kepada Allah Ta'ala, agar meraih pahala orang-orang yang sabar. .

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1949 seconds (0.1#10.140)