Ingat Almarhumah Ibumu dan Karena Rindu, Lupa Pakaianku
loading...
A
A
A
Beriku dua kisah lucu yang dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "
Ingat Almarhumah Ibumu
Suatu saat, Nashruddin duduk-duduk bersama istrinya; menikmati semangkuk sup. Karena sup itu sangat panas, istri Nashruddin menyantapnya lebih dulu dengan sendok. Namun, tiba-tiba istri Nashruddin meneteskan air mata. Nashruddin bertanya padanya, "Mengapa engkau menangis?"
Istrinya menjawab, "Aku teringat ibuku, dia sangat menyukai sup ini." ( )
Ketika Nashruddin hampir menelan apa yang ada dalam sendoknya, dia ikut menangis dan meneteskan air mata yang jauh lebih banyak ketimbang air mata istrinya. Karenanya, sang istri bertanya, "Mengapa pula engkau menangis?"
Nashruddin menjawab, "Almarhumah ibumu meninggal, lalu dia menitipkanmu padaku."
Karena Rindu, Lupa Pakaianku
Suatu pagi buta, ketika sedang tidur, Nashruddin mendengar suara pedati yang sedang melaju. Dia bertanya-tanya dalam hati, namun dia segera tahu bahwa pedati itu sedang berjalan menuju kota Sayury Khishar. ( )
Maka, Nashruddin pun segera bangun dan ikut menumpang pedati itu tanpa sempat berpakaian cukup.
Tak lama, pedati itu melaju masuk ke sebuah desa. Ketika melihat Nashruddin tak cukup berpakaian, penduduk desa itu menjadi heran, sehingga mereka bertanya padanya, "Wahai tuan, tontonan apakah ini?"
Nashruddin menjawab, "Rasa rinduku pada kalian membuatku lupa mengenakan cukup pakaian". ( )
Ingat Almarhumah Ibumu
Suatu saat, Nashruddin duduk-duduk bersama istrinya; menikmati semangkuk sup. Karena sup itu sangat panas, istri Nashruddin menyantapnya lebih dulu dengan sendok. Namun, tiba-tiba istri Nashruddin meneteskan air mata. Nashruddin bertanya padanya, "Mengapa engkau menangis?"
Istrinya menjawab, "Aku teringat ibuku, dia sangat menyukai sup ini." ( )
Ketika Nashruddin hampir menelan apa yang ada dalam sendoknya, dia ikut menangis dan meneteskan air mata yang jauh lebih banyak ketimbang air mata istrinya. Karenanya, sang istri bertanya, "Mengapa pula engkau menangis?"
Nashruddin menjawab, "Almarhumah ibumu meninggal, lalu dia menitipkanmu padaku."
Karena Rindu, Lupa Pakaianku
Suatu pagi buta, ketika sedang tidur, Nashruddin mendengar suara pedati yang sedang melaju. Dia bertanya-tanya dalam hati, namun dia segera tahu bahwa pedati itu sedang berjalan menuju kota Sayury Khishar. ( )
Maka, Nashruddin pun segera bangun dan ikut menumpang pedati itu tanpa sempat berpakaian cukup.
Tak lama, pedati itu melaju masuk ke sebuah desa. Ketika melihat Nashruddin tak cukup berpakaian, penduduk desa itu menjadi heran, sehingga mereka bertanya padanya, "Wahai tuan, tontonan apakah ini?"
Nashruddin menjawab, "Rasa rinduku pada kalian membuatku lupa mengenakan cukup pakaian". ( )
(mhy)