Anak Masjid, Air yang Sombong, dan Peti Jenazah
loading...
A
A
A
Beriku ceria kocak ala sufi yang dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "
Mengapa Tidak Seperti Anakmu?
Suatu ketika, Nashruddin pergi ke sebuah kota bersama seorang teman guna menyelesaikan sebuah urusan. Dia pun telah bersungguh-sungguh untuk menyelesaikannya, namun urusan itu tetap tertunda-tunda dan tak kunjung selesai.
Lalu, beberapa orang pegawai mendekat pada Nashruddin dan berkata, "Jika urusanmu ingin selesai tepat pada hari ke-41, maka lakukanlah shalat subuh di mihrab masjid jami yang besar itu selama 40 hari, kemudian berdoalah . Maka doamu itu pasti akan dikabulkan Allah Swt." ( )
Mendengar ucapan pegawai itu, Nashruddin langsung melakukannya. Namun, apa yang terjadi? Setelah melakukan itu, urusannya itu tidak juga selesai.
Esok paginya, Nashruddin pergi ke sebuah masjid kecil. Dia shalat dan berdoa dengan hati tulus dan khusuk. Setelah itu, dia pergi ke tempat di mana dia harus menyelesaikan urusannya. Dia pun mendapatkan seluruh urusannya itu selesai dengan baik dan sempurna.
Seketika, Nashruddin menuju masjid jami yang besar itu dan masuk ke dalam. Sambil mengangkat suaranya, dia berkata, "Hal semacam itu tidaklah patut bagimu, mengapa engkau tidak seperti anakmu?" ( )
Jangan Sombong, Ini Air Sebenarnya
Suatu ketika, Nashruddin berada di sebuah perahu. Lantaran merasa haus, dia mencelupkan tangannya ke laut untuk mengambil seteguk air dan meminumnya. Karena terasa sangat asin, lambungnya menjadi sakit dan kepalanya pusing.
Nashruddin kemudian maju sedikit ke depan dan mendapatkan air tawar. Dia meminumnya hingga kenyang. Setelah itu, Nashruddin mengambil sebuah bejana dan memenuhinya dengan air tawar serta menuangkannya sedikit ke laut sambil berkata," Janganlah sombong dan jangan berlaku sombong pada manusia. Sebab, inilah air yang sebenarnya." Sambil menunjuk pada air tawar yang berada di tangannya. ( )
Jangan Masuk ke Peti Jenazah
Suatu saat, Nashruddin ditanya oleh seorang temannya, "Jika seseorang berjalan bersama jenazah, sebaiknya dia berjalan di belakangnya atau di depannya?"
Nashruddin menjawab, "Berjalanlah semaumu, yang penting engkau tidak berada di dalam peti jenazah." ( )
Mengapa Tidak Seperti Anakmu?
Suatu ketika, Nashruddin pergi ke sebuah kota bersama seorang teman guna menyelesaikan sebuah urusan. Dia pun telah bersungguh-sungguh untuk menyelesaikannya, namun urusan itu tetap tertunda-tunda dan tak kunjung selesai.
Lalu, beberapa orang pegawai mendekat pada Nashruddin dan berkata, "Jika urusanmu ingin selesai tepat pada hari ke-41, maka lakukanlah shalat subuh di mihrab masjid jami yang besar itu selama 40 hari, kemudian berdoalah . Maka doamu itu pasti akan dikabulkan Allah Swt." ( )
Mendengar ucapan pegawai itu, Nashruddin langsung melakukannya. Namun, apa yang terjadi? Setelah melakukan itu, urusannya itu tidak juga selesai.
Esok paginya, Nashruddin pergi ke sebuah masjid kecil. Dia shalat dan berdoa dengan hati tulus dan khusuk. Setelah itu, dia pergi ke tempat di mana dia harus menyelesaikan urusannya. Dia pun mendapatkan seluruh urusannya itu selesai dengan baik dan sempurna.
Seketika, Nashruddin menuju masjid jami yang besar itu dan masuk ke dalam. Sambil mengangkat suaranya, dia berkata, "Hal semacam itu tidaklah patut bagimu, mengapa engkau tidak seperti anakmu?" ( )
Jangan Sombong, Ini Air Sebenarnya
Suatu ketika, Nashruddin berada di sebuah perahu. Lantaran merasa haus, dia mencelupkan tangannya ke laut untuk mengambil seteguk air dan meminumnya. Karena terasa sangat asin, lambungnya menjadi sakit dan kepalanya pusing.
Nashruddin kemudian maju sedikit ke depan dan mendapatkan air tawar. Dia meminumnya hingga kenyang. Setelah itu, Nashruddin mengambil sebuah bejana dan memenuhinya dengan air tawar serta menuangkannya sedikit ke laut sambil berkata," Janganlah sombong dan jangan berlaku sombong pada manusia. Sebab, inilah air yang sebenarnya." Sambil menunjuk pada air tawar yang berada di tangannya. ( )
Jangan Masuk ke Peti Jenazah
Suatu saat, Nashruddin ditanya oleh seorang temannya, "Jika seseorang berjalan bersama jenazah, sebaiknya dia berjalan di belakangnya atau di depannya?"
Nashruddin menjawab, "Berjalanlah semaumu, yang penting engkau tidak berada di dalam peti jenazah." ( )
(mhy)