Adakah Jihad Perempuan di Era Kekinian?

Senin, 21 Desember 2020 - 08:52 WIB
loading...
A A A
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini shahih)

Hadis tersebut menerangkan bahwa perempuan yang taat dalam beragama dan juga taat kepada suami akan mendapatkan hak untuk masuk surga lewat pintu manapun yang ia mau. Pahala tersebut sebanding dengan pahala mujahid yang telah gugur di medan perang pada zamannya. Untuk itu, bagi setiap perempuan yang ingin berjihad atau ingin mendapatkan pahala yang sebanding dengan jihad, maka taatlah kepada suami.

(Baca juga: Keluarga 6 Laskar FPI Harap Komnas HAM Investigasi Penuh Tragedi KM 50 )

Selain itu, di era masa kini pintu jihad bagi para perempuan masih tetap terbuka. Apalagi di zaman yang dipenuhi kehidupan yang serba keras ini. Salah satunya, merekamenempati posisi strategis untuk menjadi benteng-benteng keluarga.Di saat para suami sibuk mencari kehidupan nafkah untuk keluarga, mereka mempunyai tanggung jawab mendidik mental dan akhlak anak-anaknya agar tidak turut terseret arus yang terus menyeretnya ke tubir kehancuran. Inilah bentuk tanggung jawab kaum ibu yang tidak ringan.

Bentuk tanggung jawab ini tidak jauh beratnya dengan para pasukan yang harus menghadapi musuh secara langsung di medan peperangan. Bila kehadiran pasukan musuh dan hiruk pikuk gelombang kedatangannya mampu menggelorakan jiwa untuk melawan–pada kondisi seperti itu kita bisa menumbuhkan semangat perlawanan sebesar-besarnya. Akan tetapi musuh-musuh sekarang sudah dibungkus dan masuk dalam kemasan-kemasan menarik. Mereka masuk ke dalam sela-sela kehidupan rumah tangga dengan senjata yang menawan.

(Baca juga: Menelisik Masa Depan Industri dan Cukai Hasil Tembakau )

Televisi, video, media sosial tidak bisa disangkal mempunyai nilai-nilai manfaat didalamnya. Akan tetapi tingkat kemudharatannya jauh lebih besar dan berbahaya, jika kita bisa menggunakan secara tepat..

Ibu-ibu yang baik adalah mereka yang menyadari bahwa bentuk-bentuk tontotan seperti itu, kini bukan semata sebagai hiburan, akan tetapi sudah menjelma menjadi musuh. Mereka secara pelan telah menggerogoti pikiran dan hati putra-putri kita, agar mereka menjadi liar dan hidup di luar kendali agama.

Dari rumahlah, kita kendalikan musuh agar kesewenang-wenangannya tidak terus merajalela. Dengan segala kesederhanaan kita ciptakan lingkungan yang Islami di lingkungan rumah masing masing dengan mengawal pemikiran anak-anak, mengawal mainan dan tontonan dan mengajarkan anak-anak pendidikan dan akhlak mulia, membudayakan membaca Al-Qur’an di lingkungan keluarga termasuk salat berjamaah.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2689 seconds (0.1#10.140)