Perenungan Diri: Menjadi Apa yang Seseorang Dapat Menjadi

Rabu, 23 Desember 2020 - 14:28 WIB
loading...
Perenungan Diri: Menjadi...
Ilustrasi/Ist
A A A
MENJADI Sufi adalah menjadi apa yang engkau dapat menjadi, dan tidak mencoba untuk mengejarnya pada tahap yang salah, ilusi.

Menjadi sadar terhadap apa yang mungkin bagimu, dan tidak berpikir bahwa engkau sadar terhadap apa yang tidak engkau perhatikan. ( )

Sufisme adalah ilmu mendiamkan apa yang harus didiamkan, dan memperhatikan (waspada) apa yang harus diperhatikan (diwaspadai), tidak berpikir bahwa engkau dapat diam atau waspada di mana engkau tidak dapat, atau bahwa engkau perlu melakukan ketika engkau tidak membutuhkan.

Mengikuti jalan Darwis adalah mengikuti Kesatuan yang tersembunyi, meskipun, dan tidak dengan perantaraan mengakui akan perbedaan. ( )

Memperhitungkan cara yang ada dalam perbedaan, tanpa memikirkan bahwa bentuk luar kemajemukan adalah penting di dalamnya.

Pendekatan dengan mempelajari faktor-faktor pengetahuan bagaimana untuk belajar; tidak dengan berusaha memperoleh pengetahuan tanpa praktek yang benar dalam mendekatinya.

Engkau lebih dekat menjadi Sufi dengan menyadari bahwa kebiasaan dan prasangka, merupakan hal yang esensial hanya pada beberapa bidang; tidak dengan membentuk kebiasaan dan menilai dengan menggunakan prasangka yang tidak sesuai.

Engkau harus menyadari ketidakberartianmu sebagai arti dirimu; tidak mencari perasaan berarti itu sendiri.

Orang yang sederhana (merendahkan diri) seperti ini, karena mereka memang harus demikian; dan yang terburuk dari semua laki-laki maupun perempuan adalah mereka yang menjalankan kerendahan hati untuk tujuan kebanggaan, bukan sebagai sarana perjalanan.

Metode Sufisme adalah selalu menerima sebuah nilai, kapan dan di mana nilainya, dan dengan siapa bernilainya, bukan meniru karena terpesona, atau menyalin karena kesukaan meniru.

Keberhasilan seseorang meningkatkan dirinya lebih tinggi, datang melalui usaha yang benar dan metode yang benar, bukan sekadar dengan berkonsentrasi pada cita-cita yang benar atau pada kata-kata orang lain yang ditujukan ke orang lain.

Sebagai jebakan yang terletak pada elemen rendah dalam dirimu, saat seorang manusia, sebuah buku, upacara, organisasi, metode, penampakan, secara langsung atau dengan nasihat untuk memiliki sesuatu yang dapat dipakai semua, atau dengan kuat menarik perhatianmu kendati tidak secara benar. (

Karya Sayed Imam Ali Shah, Dinukil dari Idries Shah dalam The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul " Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat " .
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2934 seconds (0.1#10.140)