Memahami Substansi Ujian Allah SWT
loading...
A
A
A
Oman Fathurahman
Guru Besar Filologi UIN Jakarta dan Staf Ahli Menteri Agama RI
Ujian musibah wabah virus corona yang sedang terjadi saat ini sesungguhnya bukan suatu kesia-siaan. Ini ujian dari Allah SWT, karena itu tidak seyogianya kita mencelakakan diri sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT, “Jangan jerumuskan diri kalian ke dalam kerusakan.” Maka ketika kita diminta tinggal di rumah, tidak bepergian, terutama ke daerah yang terjangkit wabah, itu adalah salah satu upaya agar kita tidak terjerumus dalam kerusakan. Karena satu kerusakan, berarti tidak ada keselamatan.
Seorang sahabat, Uqbah bin Amir, bertanya tentang maksud dari keselamatan kepada Rasulullah SAW, terutama ketika ada wabah, fitnah, musibah, ujian, dan lain-lain. Rasulullah SAW pun memberikan tiga tips kepada Uqbah dan para sabahat. (Baca: Setan Selalu Gagal Mengadu-domba Keluarga Ibrahim)
Pertama, kendalikan lisan. Lisan dijaga untuk tidak mengucapkan hal-hal yang buruk, yang menimbulkan keputusasaan. Terutama menjaga lisan ini dalam konteks sekarang ini adalah bagaimana agar kita tidak posting hal buruk, yang akan memperburuk keadaan dan merugikan kita semua. Justru kita perlu tumbuhkan dan perkuat harapan, itu adalah amanat Rasulullah SAW.
Tips kedua dari Rasulullah, lapangkanlah rumah kalian. Lapangkan dengan bacaan Alquran atau bercengkerama dengan keluarga. Ini diajarkan Rasulullah di dalam hadis-hadisnya.
Ketiga, Rasul menyampaikan bahwa ujian musibah berupa wabah bagaimana pun itu mungkin terjadi karena ada kesalahan-kesalahan dari kita. Maka, hendaklah kita menyesali, menangisi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. (Baca: Kaum Munafik Menghindari Seruan Nabi Melawan Romawi)
Semoga dengan musibah wabah ini kita bisa mengenali apa yang seharusnya kita lakukan. Karena musibah ini bukan sia-sia, ini ujian dari Allah SWT. Maka pada Ramadan ini, khususnya pada masa pandemi Covid-19, mungkin kita diajak apa sesungguhnya esensi beragama. Apakah kita sudah memahami salat dan cara salat, apakah kita sudah paham perintah untuk berzakat dan membedakannya dengan cara berzakat?
Mari kita sama-sama hayati, kita ambil hikmahnya. Ramadan pada masa pandemi ini semoga bisa memberikan satu tambahan kekuatan kepada kita untuk memahami susbstansi dari beragama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Guru Besar Filologi UIN Jakarta dan Staf Ahli Menteri Agama RI
Ujian musibah wabah virus corona yang sedang terjadi saat ini sesungguhnya bukan suatu kesia-siaan. Ini ujian dari Allah SWT, karena itu tidak seyogianya kita mencelakakan diri sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT, “Jangan jerumuskan diri kalian ke dalam kerusakan.” Maka ketika kita diminta tinggal di rumah, tidak bepergian, terutama ke daerah yang terjangkit wabah, itu adalah salah satu upaya agar kita tidak terjerumus dalam kerusakan. Karena satu kerusakan, berarti tidak ada keselamatan.
Seorang sahabat, Uqbah bin Amir, bertanya tentang maksud dari keselamatan kepada Rasulullah SAW, terutama ketika ada wabah, fitnah, musibah, ujian, dan lain-lain. Rasulullah SAW pun memberikan tiga tips kepada Uqbah dan para sabahat. (Baca: Setan Selalu Gagal Mengadu-domba Keluarga Ibrahim)
Pertama, kendalikan lisan. Lisan dijaga untuk tidak mengucapkan hal-hal yang buruk, yang menimbulkan keputusasaan. Terutama menjaga lisan ini dalam konteks sekarang ini adalah bagaimana agar kita tidak posting hal buruk, yang akan memperburuk keadaan dan merugikan kita semua. Justru kita perlu tumbuhkan dan perkuat harapan, itu adalah amanat Rasulullah SAW.
Tips kedua dari Rasulullah, lapangkanlah rumah kalian. Lapangkan dengan bacaan Alquran atau bercengkerama dengan keluarga. Ini diajarkan Rasulullah di dalam hadis-hadisnya.
Ketiga, Rasul menyampaikan bahwa ujian musibah berupa wabah bagaimana pun itu mungkin terjadi karena ada kesalahan-kesalahan dari kita. Maka, hendaklah kita menyesali, menangisi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. (Baca: Kaum Munafik Menghindari Seruan Nabi Melawan Romawi)
Semoga dengan musibah wabah ini kita bisa mengenali apa yang seharusnya kita lakukan. Karena musibah ini bukan sia-sia, ini ujian dari Allah SWT. Maka pada Ramadan ini, khususnya pada masa pandemi Covid-19, mungkin kita diajak apa sesungguhnya esensi beragama. Apakah kita sudah memahami salat dan cara salat, apakah kita sudah paham perintah untuk berzakat dan membedakannya dengan cara berzakat?
Mari kita sama-sama hayati, kita ambil hikmahnya. Ramadan pada masa pandemi ini semoga bisa memberikan satu tambahan kekuatan kepada kita untuk memahami susbstansi dari beragama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
(ysw)