Macam-macam Puasa Sunnah dan Keutamaannya

Selasa, 29 Desember 2020 - 16:18 WIB
loading...
Macam-macam Puasa Sunnah...
Puasa adalah benteng dari godaaan setan dan perisai yang menghalangi kaum mukmin dari api neraka. Foto/ilustrasi
A A A
Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah Ta'ala. Banyak Hadis menjelaskan tentang keutamaan berpuasa. Salah satunya disebut bahwa puasa adalah benteng dari godaaan setan dan perisai yang menghalangi kaum mukmin dari api neraka.

Pada hadis lain disebutkan, "Barang siapa berpuasa satu hari di jalan Allah maka Allah akan menjadikan di antara neraka dan dirinya parit yang jaraknya sejauh bumi dan langit." Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga pernah ditanya amalan apa yang bisa memasukkanku ke dalam surga. Lalu beliau bersabda: "Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya." (HR an-Nasaai, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Untuk diketahui, sebaik-baik puasa adalah puasa di Bulan Ramadhan, demikian pula pada ibadah fardhu lainnya. Artinya, ibadah fardhu lebih utama daripada ibadah sunnah yang sama jenisnya. Namun, orang-orang yang menghidupkan sunnah akan mendapat cintanya Allah dan Rasul-Nya.

Dalam satu Hadis Qudsi yang artinya: "Tidak ada yang menyamai dalam mendekatkan diri kepada-Ku bagi orang-orang yang mendekatkan diri seperti apa yang Aku fardhukan atas mereka, seorang hamba senantiasa mendekat kepada-Ku dengan ibadah sunnah hingga Aku mencintainya"

1. Puasa di Bulan Haram
Berpuasa di empat bulan haram yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab sangat dianjurkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." (QS at-Taubah ayat 36)

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَنَّ صَوْمَ يَوْمٍ مِنَ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ يَعْدِلُ صِيَامَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا مِنْ غَيْرِهَا. وَصِيَامُ يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ يَعْدِلُ صِيَامَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا مِنَ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ

"Berpuasa sehari di bulan haram menyamai puasa tiga puluh hari di bulan lainnya. Puasa sehari di Bulan Ramadhan menyamai puasa tiga puluh hari di bulan-bulan haram."

Dalam hadits lainnya disebutkan: "Barangsiapa yang berpuasa tiga hari berturut-turut di bulan haram yaitu hari Kamis, Jumat dan Sabtu maka Allah akan menjauhkannnya dari api neraka."

2. Puasa Sunnah 6 Hari Syawal
Di antara puasa sunnah adalah puasa enam hari di Bulan Syawal. Dianjurkan mengerjakannya langsung sesudah bulan Ramadhan usai. Hal ini sebagai perpisahan dan penambal kekurangan yang terjadi di dalam bulan Ramadhan.

Puasa 6 hari Syawal ini memiliki pahala yang begitu besar di samping penambal kekurangan ibadah fardhu kita. Hal ini sebagaimana sabda Nabi:

من صام رمضان ثم أتبعه ستّا من شوال فكأنما صام الدهر كله

"Barangsiapa yang berpuasa Bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari lagi di Bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah herpuasa sepanjang zaman." (Baca Juga: Puasa Syawal, Pahalanya Seperti Puasa Setahun Penuh)

3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Di antara puasa-puasa yang pahalanya cukup besar adalah Puasa pada Hari 'Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwasanya puasa ini menghapuskan dosa selama dua tahun.

Dalam hal ini, para ulama berkata: "Arafah merupakan sebaik-baik hari untuk berpuasa dalam setahun setelah Bulan Ramadhan. Akan tetapi bagi yang menjalankan haji tidak disunnahkan untuk berpuasa. Tujuannya agar ia kuat menjalankan ibadah di Padang Arafah dan melanjutkan manasiknya."

4. Puasa Asyura (10 Muharram)
Adapun puasa Hari Asyura yaitu hari kesepuluh di Bulan Muharram telah disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa puasa tersebut akan menghapuskan dosa setahun. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah bersabda yang artinya: "Seutama-utama puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu, ialah shalat malam." (HR Muslim)

5. Puasa Ayyamul Biidh (3 Hari Pertengahan Bulan Hijriyah)
Puasa sunnah yang sangat dianjurkan yaitu puasa tiga hari setiap bulannya. Banyak hadits yang meriwayatkan hal ini. Bahkan dalam keterangan pahalanya disebutkan, puasa ini pahalanya menyandi puasa sepanjang zaman.

Diriwayatkan, bahwa Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak pernah meninggalkan puasa hari-hari Bidh, baik beliau ketika berada di dalam kota. maupun saat diperjalanan. Hari-hari Bidh adalah tanggal 13, 14 dan 15 di setiap bulan. Akan tetapi, apabila ia berpuasa selain hari-hari ini itu pun tidak mengapa, hanya saja hari-hari itu lebih baik. Sama halnya apabila ia berpuasanya tiga hari secara terpisah
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6580 seconds (0.1#10.140)