Ingatan Karya Haji Bahauddin dari Bukhara

Jum'at, 01 Januari 2021 - 14:21 WIB
loading...
Ingatan Karya Haji Bahauddin dari Bukhara
Ilustrasi/Ist
A A A
Saat kita berkata, "Engkau adalah setetes air dari Lautan yang tidak terbatas," kita menunjuk pada kepribadian individualitas Anda saat ini, sebagai tetesan, pada seluruh kepribadian Anda di masa lalu, sebagai tetesan dan gelombang penerus, dan juga pertalian lebih besar yang menyatukan seluruh bentuk ini dengan tetesan-tetesan lainnya, sebaik dengan Keseluruhan yang lebih besar. ( )

Saat melihat Keseluruhan ini, kita akan memandang sekilas suatu keagungan tetesan dalam fungsinya sebagai bagian Lautan kesadaran.

Untuk mengetahui hubungan antara tetesan dan Lautan, kita harus berhenti memikirkan ketertarikan kita tentang tetesan.

Kita dapat melakukan ini hanya dengan melupakan apa sebenarnya diri kita ini, dan mengingat bagaimana diri kita di masa lalu, juga mengingat apakah diri kita saat ini, apakah sesungguhnya kita; karena hubungan dengan Lautan hanya dalam suspensi, bukan kekerasan. Merupakan suspensi yang menyebabkan kita membuat asumsi-asumsi pengganti sementara yang ganjil tentang diri kita, dan juga membutakan diri terhadap realitas sejati.

Latihan mengingat keberadaan dan pengalaman-pengalaman terakhir dirancang untuk memberi kita kapasitas ingatan jauh ke belakang; mengingat bahwa yang mana dalam penundaan (suspensi) atau ditangguhkan, dan karena itulah kita menjadi lama, kendati kita tidak mengetahuinya. ( )

Jika latihan pokok tentang mengingat ini tidak membimbing kita untuk mempertemukan jurang pemisah untuk mengingat leluhur kita, komitmen abadi, Perjanjian, maka salah satu dari tiga hal ini ada yang salah; guru, murid atau keadaan. Inilah mengapa kita mempunyai guru yang masih hidup, murid yang sadar dan keadaan yang benar.

Bahkan ucapan-ucapan sekarang hanya akan dicapai mereka yang dapat meraih. Merupakan pemeliharaan fisik, tetapi bagian kecil dari realitas mereka. Bebaskan mereka dengan seorang guru, tidak sendirian. ( )

==
Dinukil dari Idries Shah dalam The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul " Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat " .
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2581 seconds (0.1#10.140)