Kekurangan datang dari asumsi yang absurd bahwa hanya berhubungan dengan sesuatu yang bernilai, akan membawa keberuntungan yang sama pada individu yang tidak berubah.
Banyak yang lebih penting. Manusia tidak harus berhubungan dengan orang baik: ia harus berhubungan dengan bentuk yang memungkinkan mengubah fungsinya dan membuatnya baik. Seekor keledai yang berkandang di perpustakaan, tidak akan menjadi terpelajar.
Argumentasi ini salah satu dari perbedaan di antara ajaran-ajaran Sufi dan mencoba mempraktekkan etika atau pengembangan diri di dalam usaha yang lain. (Baca juga: Kisah Sufi: Ucapan Terakhir Al-Hallaj Saat Dieksekusi Mati )
Secara umum, pokoknya disia-siakan oleh pembaca atau murid. Thalib Kamal berkata, "Benang tidak akan menjadi mulia karena menembus di antara permata." Dan, "Kebaikanku tidak memajukan diriku, tidak lebih dari tempat sunyi yang disuburkan oleh adanya harta karun."
Baca Juga:
Harta karun adalah harta karun. Tetapi bila diambil untuk menciptakan kerusuhan lagi, harta karun tersebut harus dimanfaatkan dengan cara tertentu.
Khutbah mungkin bagian dari sebuah proses. Sarana untuk mengubah manusia tetap diperlukan. Sarana inilah yang menjadi rahasia kaum Sufi. Sekolah-sekolah lain, sangat sering, tidak berada pada titik di mana mereka dapat melihat di atas tahap pertama; mereka dimabukkan dengan penemuan etika dan kebajikan, yang oleh karena itu mereka simpulkan merupakan obat untuk segala macam penyakit.(Baca juga: Imam Al-Ghazali, Sang Pemintal Dirinya Sendiri )
===
Abdal Ali Haidar, dinukil dari Idries Shah dalam The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul " Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat " .
(mhy)