Allah Akan Tahan Bencana Bila Manusia Banyak Bertaubat
loading...
A
A
A
Saat ini, berbagai macam bencana dan musibah menimpa negeri ini. Kita melihat adanya banjir bandang, demikian pula gunung merapi yang meletus, gempa yang mengguncang. Bagaimana seorang muslim menyikapi berbagai peristiwa ini?
Dalama ceramahnya, pimpinan kanal dakwah Islam Jaringan Rodja,Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, mengemukakan, selain sebagai sebuah peringatan dari Allah, bencana juga terjadi akibat perbuatan-perbuatan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa kalian kecuali karena akibat tangan-tangan kalian (akibat dosa-dosa kalian kata para ulama), namun Allah masih memaafkan banyak lagi yang lainnya.” (QS. Asy-Syura: 30)
Allah juga berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ…
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan oleh perbuatan-perbuatan manusia.” (QS. Ar-Rum : 41)
Kata Ibnu Abbas artinya dengan maksiat-maksiat mereka.
Sebagai muslim kita meyakini, tidak mungkin terjadi gempa kecuali dengan perintah Allah, tidak mungkin terjadi tsunami kecuali dengan izin Allah, tidak mungkin terjadi meletusnya gunung berapi kecuali dengan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka semua adalah hamba-hamba Allah yang tunduk kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Sesungguhnya semua itu terjadi dengan perintah Allah akibat dosa-dosa manusia , bukan hanya sebatas karena cuaca, bukan hanya sebatas karena ini dan itu daripada fenomena alam.
Sungguh mereka-mereka yang kurang beriman kepada Allah selalu menisbatkan itu kepada fenomena alam. Sementara kita kaum muslimin meyakini bahwasanya itu adalah akibat dosa-dosa manusia. Karena itu yang Allah firmankan dalam Al-Qur’anul Karim. Sebab kalaulah suatu negeri itu penduduknya beriman dan bertakwa, pasti Allah akan bukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Karena itulah janji Allah. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Kalaulah penduduk negeri itu beriman dan bertakwa kepada Allah, Kami pasti bukakan keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan-perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf: 96)
Ustadz Abu Yahya mengisahkan, bagaimana kaum-kaum yang lebih kuat, bahkan negerinya lebih hebat daripada negeri-negeri kita. Kaum ‘Ad yang badannya luar biasa, diberikan kenikmatan pun banyak sekali. Akibat kemaksiatan mereka, Allah hancurkan.
Lihatlah Firaun, mereka Subhanallah diberikan oleh Allah kenikmatan yang banyak berupa taman-taman yang indah. Demikian pula harta yang melimpah ruah. Ternyata Allah hancurkan mereka kaum-kaum yang senantiasa memaksiati Allah, yang telah Allah ceritakan dalam Al-Qur’an. Itu semua akibat dosa-dosa mereka kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Sengaja Allah ceritakan agar kita bisa mengambil pelajaran. Akan tetapi yang bisa mengambil pelajaran hanyalah orang-orang berakal saja.
Adapun orang-orang yang tidak berakal dan tidak beriman kepada Rabbul ‘Izzati wal Jalalah, kepada Allah Jalla wa ‘Ala, mereka selalu menisbatkan ini katanya fenomena alam, katanya bumi sudah tua, katanya cuaca sedang tidak bersahabat dan yang lainnya. Padahal semua itu makhluk-makhluk Allah, mereka hanya tunduk kepada Allah, mereka adalah pasukan-pasukan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagi Allah mudah untuk menahan langit dan bumi ini, bagi Allah sangat mudah sekali untuk menjadikan suatu negara itu aman ataupun kemudian tidak aman, bagi Allah itu mudah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah Jalla wa ‘Ala. Karena Allah عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Maka kewajiban kita sebagai mukmin, kita bertaubat kepada Allah, kita minta ampun kepada Allah, kita istighfar kepada Allah. Karena dengan banyak istighfar itulah Allah akan menahan bencana dari kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Tidak mungkin Allah mengadzab mereka selama masih istighfar (masih minta ampun) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Anfal : 33)
Itu menunjukkan -Ya Akhal Islam- selama penduduk negeri terus minta ampun kepada Allah, mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, selama itu Allah tidak akan timpakan adzab kepada mereka.
Namun banyak di antara kita ternyata sombong kepada Allah. Kita lihat banyak kaum muslimin tidak mau sujud dan meletakkan dahi mereka di atas tanah untuk sujud kepada pencipta alam semesta ini. Betapa sombongnya mereka, sampai-sampai untuk untuk salat saja, untuk sujud saja, mereka tidak mau. Subhanallah..
Maka kewajiban kita kaum mukminin di zaman sekarang adalah kita berusaha untuk mengingatkan saudara-saudara kita agar kita banyak beristighfar kepada Allah, agar kita kembali kepada Allah, agar kita minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar dengan itu Allah menahan adzabNya dari kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat sayang kepada hamba-hambaNya. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
“Sesungguhnya kasih sayangKu telah mendahului kemurkaanKu.” (HR. Bukhari)
Dalam satu riwayat yang lain:
إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي
“Sesungguhnya kasih sayangKu mengalahkan kemurkaanKu.” (HR. Bukhari)
Sebab kalau lah murka Allah mendahului kasih sayangNya, tidak akan ada lagi tersisa di muka bumi orang-orang yang bermaksiat kepadaNya. Pasti Allah akan segerakan siksaNya. Tapi Allah masih memberikan kepada kita kesempatan demi kesempatan agar kita mau bertaubat kepada Allah.
Maka kewajiban kita, mari kita kembali kepada Allah. Allah berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
“Kembalilah kalian kepada Rabb kalian dan Islam lah (serahkan diri kalian) kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. Az-Zumar : 54)
Kalian ini hamba, kita semua hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang membutuhkan karunia dari Allah Jalla wa ‘Ala. Maka kita kembali kepada Allah, memohon ampun kepada Allah akan dosa-dosa kita. Dan senantiasa kita istighfar kepadaNya.
Wallahu A'lam
Dalama ceramahnya, pimpinan kanal dakwah Islam Jaringan Rodja,Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, mengemukakan, selain sebagai sebuah peringatan dari Allah, bencana juga terjadi akibat perbuatan-perbuatan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa kalian kecuali karena akibat tangan-tangan kalian (akibat dosa-dosa kalian kata para ulama), namun Allah masih memaafkan banyak lagi yang lainnya.” (QS. Asy-Syura: 30)
Baca Juga
Allah juga berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ…
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan oleh perbuatan-perbuatan manusia.” (QS. Ar-Rum : 41)
Kata Ibnu Abbas artinya dengan maksiat-maksiat mereka.
Sebagai muslim kita meyakini, tidak mungkin terjadi gempa kecuali dengan perintah Allah, tidak mungkin terjadi tsunami kecuali dengan izin Allah, tidak mungkin terjadi meletusnya gunung berapi kecuali dengan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka semua adalah hamba-hamba Allah yang tunduk kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Sesungguhnya semua itu terjadi dengan perintah Allah akibat dosa-dosa manusia , bukan hanya sebatas karena cuaca, bukan hanya sebatas karena ini dan itu daripada fenomena alam.
Sungguh mereka-mereka yang kurang beriman kepada Allah selalu menisbatkan itu kepada fenomena alam. Sementara kita kaum muslimin meyakini bahwasanya itu adalah akibat dosa-dosa manusia. Karena itu yang Allah firmankan dalam Al-Qur’anul Karim. Sebab kalaulah suatu negeri itu penduduknya beriman dan bertakwa, pasti Allah akan bukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Karena itulah janji Allah. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Kalaulah penduduk negeri itu beriman dan bertakwa kepada Allah, Kami pasti bukakan keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan-perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf: 96)
Ustadz Abu Yahya mengisahkan, bagaimana kaum-kaum yang lebih kuat, bahkan negerinya lebih hebat daripada negeri-negeri kita. Kaum ‘Ad yang badannya luar biasa, diberikan kenikmatan pun banyak sekali. Akibat kemaksiatan mereka, Allah hancurkan.
Baca Juga
Lihatlah Firaun, mereka Subhanallah diberikan oleh Allah kenikmatan yang banyak berupa taman-taman yang indah. Demikian pula harta yang melimpah ruah. Ternyata Allah hancurkan mereka kaum-kaum yang senantiasa memaksiati Allah, yang telah Allah ceritakan dalam Al-Qur’an. Itu semua akibat dosa-dosa mereka kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Sengaja Allah ceritakan agar kita bisa mengambil pelajaran. Akan tetapi yang bisa mengambil pelajaran hanyalah orang-orang berakal saja.
Adapun orang-orang yang tidak berakal dan tidak beriman kepada Rabbul ‘Izzati wal Jalalah, kepada Allah Jalla wa ‘Ala, mereka selalu menisbatkan ini katanya fenomena alam, katanya bumi sudah tua, katanya cuaca sedang tidak bersahabat dan yang lainnya. Padahal semua itu makhluk-makhluk Allah, mereka hanya tunduk kepada Allah, mereka adalah pasukan-pasukan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagi Allah mudah untuk menahan langit dan bumi ini, bagi Allah sangat mudah sekali untuk menjadikan suatu negara itu aman ataupun kemudian tidak aman, bagi Allah itu mudah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah Jalla wa ‘Ala. Karena Allah عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Maka kewajiban kita sebagai mukmin, kita bertaubat kepada Allah, kita minta ampun kepada Allah, kita istighfar kepada Allah. Karena dengan banyak istighfar itulah Allah akan menahan bencana dari kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Tidak mungkin Allah mengadzab mereka selama masih istighfar (masih minta ampun) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Anfal : 33)
Itu menunjukkan -Ya Akhal Islam- selama penduduk negeri terus minta ampun kepada Allah, mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, selama itu Allah tidak akan timpakan adzab kepada mereka.
Namun banyak di antara kita ternyata sombong kepada Allah. Kita lihat banyak kaum muslimin tidak mau sujud dan meletakkan dahi mereka di atas tanah untuk sujud kepada pencipta alam semesta ini. Betapa sombongnya mereka, sampai-sampai untuk untuk salat saja, untuk sujud saja, mereka tidak mau. Subhanallah..
Maka kewajiban kita kaum mukminin di zaman sekarang adalah kita berusaha untuk mengingatkan saudara-saudara kita agar kita banyak beristighfar kepada Allah, agar kita kembali kepada Allah, agar kita minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar dengan itu Allah menahan adzabNya dari kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat sayang kepada hamba-hambaNya. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
“Sesungguhnya kasih sayangKu telah mendahului kemurkaanKu.” (HR. Bukhari)
Dalam satu riwayat yang lain:
إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي
“Sesungguhnya kasih sayangKu mengalahkan kemurkaanKu.” (HR. Bukhari)
Sebab kalau lah murka Allah mendahului kasih sayangNya, tidak akan ada lagi tersisa di muka bumi orang-orang yang bermaksiat kepadaNya. Pasti Allah akan segerakan siksaNya. Tapi Allah masih memberikan kepada kita kesempatan demi kesempatan agar kita mau bertaubat kepada Allah.
Maka kewajiban kita, mari kita kembali kepada Allah. Allah berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
“Kembalilah kalian kepada Rabb kalian dan Islam lah (serahkan diri kalian) kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. Az-Zumar : 54)
Kalian ini hamba, kita semua hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang membutuhkan karunia dari Allah Jalla wa ‘Ala. Maka kita kembali kepada Allah, memohon ampun kepada Allah akan dosa-dosa kita. Dan senantiasa kita istighfar kepadaNya.
Wallahu A'lam
(wid)