Kapan Kiamat Tiba? Begini Jawaban Nashruddin
loading...
A
A
A
Berikut Canda Ala Sufi terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.
Kapan Kiamat Tiba?
Orang-orang bertanya pada Nashruddin, "Kapan kiamat tiba?"
Nashruddin menjawab, "Kiamat apa yang kalian maksudkan?"
Mereka menjawab, "Apakah kiamat itu bermacam-macam?"
Nashruddin menjawab, "Ya, jika istriku meninggal, itu kiamat kecil, dan jika aku yang meninggal, itu kiamat besar..."
Mengapa Harus Memainkan Jemari?
Ketika Nashruddin sedang duduk santai bersama teman-temannya, mereka menyodorkan padanya sebuah gitar gambus.
Lalu, Nashruddin mengambilnya dan langsung memetiknya dari bawah ke atas dengan suara yang keras dan tak enak didengar.
Mereka berkata padanya, "Bukan begitu memetik gitar gambus... Engkau harus memainkan jemarimu di atas senarnya sesuai not!"
Nashruddin menjawab, "Jika tak ada notnya, mengapa aku harus susah-susah menciptakan lagu dan memainkan jemariku?"
Kalau Menungganginya, Aku Hilang
Suatu ketika, keledai Nashruddin hilang, namun dia mengucapkan alhamdulillah dan bersyukur pada Allah. Maka orang-orang bertanya padanya, "Mengapa engkau bersyukur kepada Allah?"
Baca Juga: Cara Menjaga Keistiqamahan
Nashruddin menjawab, "Aku bersyukur pada-Nya karena aku tidak menungganginya. Coba kalau aku menungganginya, pasti aku akan hilang bersamanya."
Kapan Kiamat Tiba?
Orang-orang bertanya pada Nashruddin, "Kapan kiamat tiba?"
Nashruddin menjawab, "Kiamat apa yang kalian maksudkan?"
Mereka menjawab, "Apakah kiamat itu bermacam-macam?"
Nashruddin menjawab, "Ya, jika istriku meninggal, itu kiamat kecil, dan jika aku yang meninggal, itu kiamat besar..."
Mengapa Harus Memainkan Jemari?
Ketika Nashruddin sedang duduk santai bersama teman-temannya, mereka menyodorkan padanya sebuah gitar gambus.
Lalu, Nashruddin mengambilnya dan langsung memetiknya dari bawah ke atas dengan suara yang keras dan tak enak didengar.
Mereka berkata padanya, "Bukan begitu memetik gitar gambus... Engkau harus memainkan jemarimu di atas senarnya sesuai not!"
Nashruddin menjawab, "Jika tak ada notnya, mengapa aku harus susah-susah menciptakan lagu dan memainkan jemariku?"
Kalau Menungganginya, Aku Hilang
Suatu ketika, keledai Nashruddin hilang, namun dia mengucapkan alhamdulillah dan bersyukur pada Allah. Maka orang-orang bertanya padanya, "Mengapa engkau bersyukur kepada Allah?"
Baca Juga: Cara Menjaga Keistiqamahan
Nashruddin menjawab, "Aku bersyukur pada-Nya karena aku tidak menungganginya. Coba kalau aku menungganginya, pasti aku akan hilang bersamanya."
(mhy)