Harga, Gelar, dan Tempat Timur Lenk di Akherat, Menurut Nasruddin
loading...

Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Firaun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan. Ilustrasi/Ist
A
A
A
Nasruddin Hoja adalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol di bawah panglima Timur Lenk yang kejam. Timur Lenk banyak sekali melakukan penghancuran kebudayaan, tetapi dengan berbagai kecerdikan, Nasruddin dapat melewati masa suram itu. (
)
TIMUR LENK mulai mempercayai Nasruddin, sehingga kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya.
"Nasrudin," katanya suatu hari, "Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil 'Alallah, Al-Mu'tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku?"
Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. "Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Naudzu-Billah saja."
Timur Lenk masih meneruskan perbincangan dengan Nasrudin soal kekuasaannya.
"Nasrudin! Kalau setiap benda yang ada di dunia ini ada harganya, berapakah hargaku ?"
Kali ini Nasrudin menjawab sekenanya, tanpa banyak berpikir. "Saya taksir, sekitar 100 dinar saja"
Timur Lenk membentak Nasrudin, "Keterlaluan! Apa kau tahu bahwa ikat pinggangku saja harganya sudah 100 dinar."
"Tepat sekali," kata Nasrudin. "Memang yang saya nilai dari Anda hanya sebatas ikat pinggang itu saja."
Timur Lenk masih meneruskan perbincangan. "Di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina?"
Bukan Nasrudin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan 'semudah' ini.
"Raja penakluk seperti Anda," jawab Nasrudin, "Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah."
Timur Lenk benar-benar puas dan gembira. "Betulkah itu, Nasrudin ?"
"Tentu," kata Nasrudin dengan mantap. "Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir'aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan."
Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban itu.
TIMUR LENK mulai mempercayai Nasruddin, sehingga kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya.
"Nasrudin," katanya suatu hari, "Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil 'Alallah, Al-Mu'tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku?"
Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. "Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Naudzu-Billah saja."
Timur Lenk masih meneruskan perbincangan dengan Nasrudin soal kekuasaannya.
"Nasrudin! Kalau setiap benda yang ada di dunia ini ada harganya, berapakah hargaku ?"
Kali ini Nasrudin menjawab sekenanya, tanpa banyak berpikir. "Saya taksir, sekitar 100 dinar saja"
Baca Juga
Timur Lenk membentak Nasrudin, "Keterlaluan! Apa kau tahu bahwa ikat pinggangku saja harganya sudah 100 dinar."
"Tepat sekali," kata Nasrudin. "Memang yang saya nilai dari Anda hanya sebatas ikat pinggang itu saja."
Timur Lenk masih meneruskan perbincangan. "Di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina?"
Bukan Nasrudin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan 'semudah' ini.
"Raja penakluk seperti Anda," jawab Nasrudin, "Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah."
Baca Juga
Timur Lenk benar-benar puas dan gembira. "Betulkah itu, Nasrudin ?"
"Tentu," kata Nasrudin dengan mantap. "Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir'aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan."
Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban itu.
(mhy)