Sebelum Diturunkan ke Bumi, Dimanakah Surga yang Ditinggali Nabi Adam dan Hawa?

Rabu, 10 Maret 2021 - 14:50 WIB
loading...
Sebelum Diturunkan ke Bumi, Dimanakah Surga yang Ditinggali Nabi Adam dan Hawa?
Nabi Adam dan Hawa sebelum diturunkan ke bumi adalah tinggal di surga. Di manakah surga yang ditinggali manusia pertama ini, di langit atau di bumi? Foto ilustrasi/ist
A A A
Sebelum diturunkan Allah Subhanahu wa ta'ala, Nabi Adam dan Siti Hawa adalah tinggal di surga. Karena memakan buah khuldi, maka Adam dan Hawa dihukum Allah untuk tinggal di bumi. Kisah Nabi Adam dan Hawa ini sudah sering kita dengar, namun pernahkah kita bertanya, di surga manakah sebenarnya Adam dan Hawa tinggal sebelum diturunkan ke bumi?

Menurut Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya 'Kisah Para Nabi', ada perbedaan pendapat ulama terutama mengenai surga yang ditinggali oleh Nabi Adam, apakah berada di langit ataukah di bumi.



Jumhur ulama berpendapat bahwa surga yang ditinggali oleh Nabi Adam adalah surga yang ada di langit, yaitu Surga Ma'wa, surga keabadian. Pasalnya ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi menunjukkan hal itu. Contohnya firman Allah,

وَيٰۤاٰدَمُ اسۡكُنۡ اَنۡتَ وَزَوۡجُكَ الۡجَـنَّةَ فَـكُلَا مِنۡ حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوۡنَا مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ

"Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zhalim."(QS Al A'raf : 19)

Yang mana alif lam pada kata "al-jannah" (surga) tidak menunjukkan untuk makna umum dan tidak juga dikenali secara lafazhh, namun dikenali secara akal yakni Surga Ma'wa yang sering digunakan dalam syariat.



Pembuktian lainnya adalah perkataan Nabi Musa kepada Nabi Adam, "Apa motivasi yang membuatmu mengeluarkan dirimu sendiri dan kami semua dari surga?."

Imam Muslim juga meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya, dari Abu Malik Al-Asyja'i (nama aslinya adalah Saad bin Thariq), dari Abu Hazim Salamah bin Dinar, dan diriwayatkan pula dari Abu Hurairah dan Abu Malik, dari Rib'i, dari Hudzaifah, mereka berkata, Rasulullah bersabda,

"Hari itu Allah akan mengumpulkan seluruh manusia. Kemudian orang-orang yang beriman berdiri ketika surga sudah semakin menjauh dari mereka lalu mereka datang kepasa Nabi Adam dan berkata, "Wahai bapak kami, mintalah agar pintu surga dibuka untuk kami." Lalu Nabi Adam berkata, "Apakah kalian dikeluarkan dari surga hanya karena kesalahan bapak kalian saja?" (HR.Muslim)



Hadis ini sangat jelas menunjukkan bahwa surga yang dimaksud adalah Surga Ma'wa, namun tidak terlalu kuat untuk tidak diperdebatkan.

Ulama lain mengatakan, bahwa surga yang ditinggali oleh Adam ketika itu bukanlah surga keabadian, karena di sana ia masih mendapat pelarangan, yaitu untuk tidak mendekati pohon terlarang. Nabi Adam juga tidur di sana dan dikeluarkan dari sana, bahkan iblis pun masuk ke dalamnya. Ini semua menunjukan bahwa surga yang dimaksud bukanlah surga keabadian atau Surga Ma'wa.



Penafsiran ini disampaikan oleh Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Abbas, Wahab bin Munabbih, Sufyan bin Uyainah dan diunggulkan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya "Al-Ma'arif", juga oleh Al-Qadhi Mundzir bin Said Al-Baluthi dalam kitab tafsirnya, bahkan dibahas secara terpisah. Penafisran ini juga menjadi pendapat dari Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya.

Abu Abdillah Muhammad bin Umar Ar-Razi bin khatib Ar-Ray juga menukilkan penafsiran ini dalam kitab tafsirnya dari Abul Qasim Al-Balkhi dan Abu Muslim Al-Asfahani dan dinukilkan pula oleh Qurthubi dalam kitab tafirnya dari kelompok Mu'tazilah dan Qadariyah.



Perbedaan pendapat mengenai permasalahan ini juga dituliskan secara lengkap oleh Abu Muhammad bin Hazm dalam kitabnya "Al-Milal wa An-Nihal", juga oleh Abu muhammad bin Athiyah dalam kitab tafsirnya, juga oleh Abu Isa Ar-Rummami dalam kitab tafsirnya, serta Abul Qasim Ar-Ragib dan Al-Qadhi Al-Mawardi dalam kitab tafsirnya.

Al-Mawardi mengatakan " Ada dua pendapat berbeda dari para ulama mengenai surga yang ditempati oleh Nabi Adam dan Hawa. Pertama menyatakan bahwa itu adalah surga keabadian, sedangkan yang kedua menyatakan bahwa itu adalah surga yang diperuntukkan bagi keduanya sebagai tempat ujian, bukan surga keabadian yang telah dikhususkan oleh Allah sebagai tempat ganjaran."



Para ulama yang berpendapat kedua juga terbagi lagi menjadi dua pendapat yang berbeda, yang pertama menyatakan bahwa surga yang diperuntukan bagi Adam dan Hawa terletak di atas langit, sebab ketika mereka dikeluarkan dari sana mereka diperintahkan untuk "turun". Pendapat ini disampaikan oleh Hasan.

Sedangkan yang kedua menyatakan bahwa surga itu ada di muka bumi, sebab mereka berdua masih diberi taklif (pembenaran) untuk tidak mendekati pohon terlarang. Dan pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Jubair. Ia menambahkan, mereka menempatinya setelah iblis menolak untuk bersujud kepada Adam."



Al-Mawardi menyimpulkan kembali dari apa yang diungkapkannya. Ia menyebutkan ada tiga pendapat dari para ulama, dan dari perkataannya terasa bahwa ia tidak memiliki pendapat sendiri tentang hal itu.

Oleh karena itu, Abu Abdillah Ar-Razi dalam kitab tafsirnya menyebutkan ada empat kelompok ulama terkait perbedaan pendapat dlam masalah ini, tiga diantaranya sama seperti disebutkan Al-Mawardi, dan yang keempat adalah para ulama yang tidak mengungkapkan pendapatnya. Lalu Abu Abdillah memilih pendapat pertama yang diunggulkannya.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2225 seconds (0.1#10.140)