Ini Dia, Pencuri dan Pengkhianat Sejati dalam Sholat Berjamaah

Selasa, 23 Maret 2021 - 18:28 WIB
loading...
Ini Dia, Pencuri dan Pengkhianat Sejati  dalam Sholat Berjamaah
Ilustrasi/Ist
A A A
Ibnu Hajar pernah bercerita tentang salah seorang ahli hadis bahwa dia pernah pergi ke Damaskus untuk menimba ilmu dari seorang syaikh yang masyhur di sana. Dia pun belajar beberapa hadis darinya. Namun, sang guru membuat membuat hijab (penghalang) antara dirinya dan murid sehingga murid tidak pernah melihat wajah sang guru.



Tatkala sudah lama belajar hadis dan melihat semangat murid dalam belajar hadis, maka sang guru membuka penutup wajahnya, ternyata wajahnya adalah wajah keledai, lantas mengatakan, “Wahai anakku, janganlah sekali-kali engkau mendahului imam, karena tatkala saya mendapati hadis tentang larangannya, saya menganggap mustahil kejadian tersebut, saya pun mendahului imam, maka wajah saya seperti yang engkau lihat sekarang.” (Fathul Mulhim Syarh Shahih Muslim 2/64)

Kisah ini dipopulerkan oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam kitabnya, al-Qaulul Mubin fi Akhtha’il Mushallin hlm. 261.

Namun, jangan tergesa-gesa dahulu mempercayainya, karena penulisnya telah meralat dalam kitabnya yang lain Qashashun La Tatsbut 8/263–267 setelah mendapatkan manuskrip asli kitab alIjazah fi Ilmi Hadits karya Ibnu Hajar al-Haitami dan ternyata sang pencerita adalah Ibnu Hajar al-Haitami bukan Ibnu Hajar al-Asqalani !



Al-Hajjaj bin Yusuf
Lain lagi kisah yang disampaikan Imam Ibnu Katsir tentang Al-Hajjaj bin Yusuf (661 M/40 H – 714 M/95 H). Al-Hajjaj adalah penguasa, politisi, dan menteri pertahanan dari kekhilafahan Umayyah. Dia merupakan sosok yang kontroversial dan pelik dalam sejarah awal umat Islam. Al-Hajjaj dikenal sebagai seorang penguasa yang cerdas namun keras dan kejam.

Dia terkait atas kematian ribuan jiwa. Namun ia juga dikenal sebagai orang yang menghormati Al-Qur'an dan berjasa dalam perluasan wilayah dinasti Umayyah .

Al-Hajjaj meyakinkan Khalifah Abdul Malik bin Marwan untuk menggunakan mata uang khusus bagi dunia Islam. Hal yang memicu perang dengan Kekaisaran Byzantium di bawah kekuasaan Yustinianus II. Pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Leontios secara meyakinkan dapat dikalahkan pada pertempuran Sebastopolis tahun 692.

Suatu saat, jauh sebelum menjadi pejabat tinggi, Al-Hajjaj bin Yusuf pernah salat di samping Sa’id bin Musayyib . Lalu dia berdiri sebelum imam dan turun sujud sebelum imam.

Tatkala selesai salat, maka Sa’id sembari berdzikir menarik bajunya dan Hajjaj pun menarik juga tak mau kalah. Setelah selesai berdzikir maka Sa’id mengatakan kepadanya, ‘Wahai pencuri! Wahai pengkhianat! Kamu salat seperti ini modelnya. Sungguh, ingin sekali aku menampar wajahmu dengan sandalku ini."

Hajjaj tidak membalas sedikit pun lalu pergi haji kemudian kembali ke Syam, lalu menjadi gubernur kota Hijaz. Pada saat usai membunuh Ibnu Zubair, dia pulang ke Madinah.



Tatkala dia masuk masjid, dia mendapati majelis Sa’id bin Musayyib, dia pun lalu menuju majelis Sa’id. Orang-orang ketakutan karena khawatir terjadi apa-apa pada Sa’id. Dia datang ke majelis sampai dekat dengannya lalu bertanya, ‘Anda guru di majelis ini?’

Jawab Sa’id dengan tegas, ‘Benar saya.’

Hajjaj mengatakan, ‘Semoga Allah membalas kebaikan kepada Guru, karena saya tidak salat setelah itu kecuali teringat dengan ucapan Anda.’ Setelah itu Hajjaj pergi.” (al-Bidāyah wan Nihāyah 9/119–120)

Sekadar mengingatkan, Said bin al-Musayyib bin Hazn bin Abi Wahb al-Makhzumi al-Quraisy (15 H/636-94 H/715 M) adalah salah seorang ulama ahli hadis dan ahli fiqih dari Madinah. Beliau termasuk golongan tabi'in, dan merupakan salah seorang dari Tujuh Fuqaha Madinah.

Di antara ketujuh tokoh Madinah tersebut, Said sering dianggap sebagai yang paling berpengaruh.

Said dikenal sangat tekun beribadah, telah melakukan haji lebih dari tiga puluh kali, dan selama empat puluh tahun tidak pernah meninggalkan salat berjemaah di baris (shaf) pertama di masjid.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9766 seconds (0.1#10.140)