Jangan Berbuat Zalim, Balasannya Bisa 7 Kali Lipat di Akhirat

Sabtu, 03 April 2021 - 17:33 WIB
loading...
Jangan Berbuat Zalim, Balasannya Bisa 7 Kali Lipat di Akhirat
Jauhi perbuatan zallim karena kezaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat. Foto/Ist
A A A
Islam sangat mengharamkan perbuatan zalim atau meletakkan sesuatu perkara bukan pada tempatnya. Lawan dari zalim adalah adil. Dalam bahasa Arab bermakna gelap dan bisa dimaknai sebagai perbuatan melanggar hak orang lain.

Zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, tidak berperikemanusiaan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, ketidakadilan dan lain-lain. Berikut peringatan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sabdanya:

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اقْتَطَعَ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ ظُلْمًا طَوَّقَهُ اللَّهُ إِيَّاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ (رواه مسلم)

Dari Sa'id bin Zaid bin Amru bin Nufail ra berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa mengambil sejengkal tanah orang lain dengan zalim, maka niscaya Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat." (HR Muslim No. 3020)

Dai Lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Rikza Maulan menjelaskan makna hadis di atas. Setiap manusia diharamkan untuk berlaku zalim dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam aspek muamalah.

Di antara bentuk kezaliman dalam muamalah adalah mengambil hak orang lain, mencurangi milik orang lain, mengurangi takaran dan timbangan, mengklaim kepemilikan suatu barang yg bukan miliknya, menggeser patok (batas) tanah, mengambil alih tanah milik orang lain, baik secara penguasaan maupun secara kepemilikan melalui dokumen surat-suratnya.

"Orang yang berlaku zalim dalam muamalah memiliki konsekuensi sangat berat di Akhirat. Dalam kasus sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas, bahwa orang yang mengambil 'sejengkal' saja tanah milik orang lain secara zalim, maka kelak di akhirat tanah tersebut akan ditimpakan di atas punggungnya hingga menghimpitnya sedemikian rupa, sebagai balasan dan siksa atas perbuatannya semasa di dunia," terang Ustaz Rikza.

Selain balasan di akhirat, di dunia pun bisa jadi Allah membalas kezaliman yang diperbuatnya. Dalam riwayat disebutkan dari Sa'id bin Zaid bin Amru bin Nufail, bahwa Arwa menuduhnya telah mengambil sebagian dari tanah miliknya, maka Sa'id berkata, "Tinggalkanlah dia dan biarkan ia mengambil tanahnya, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa mengambil sejengkal tanah tanpa hak, maka Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi dihari Kiamat kelak.

(Sa'id berdo'a)Ya Allah…jika dia berdusta, butakanlah matanya dan jadikanlah tanahnya (rumahnya) sebagai kuburannya." Ayah Umar melanjutkan, "Tidak lama kemudian, saya melihatnya buta dan berjalan sambil meraba-raba dinding, dia berkata, 'Saya terkena doanya Sa'id bin Zaid.' Tatkala ia berjalan dari rumahnya menuju sumur, dia terjatuh ke dalamnya, maka itu sebagai kuburannya." (HR. Muslim). Na'udzubillahi min dzalik.

Dalam hadis lain, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menerangkan perbuatan zalim. Beliau bersabda: "Di antara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya." (HR Ibnu Sirin)

Dari Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah mendapat wahyu dari Allah bahwa Allah berfirman: "Wahai hamba-Ku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim." (HR Imam Muslim)

Dari Jabir bin Abdullah, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Takutlah kalian akan kezaliman karena kezaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat." (HR Muslim)



Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1287 seconds (0.1#10.140)