Sayyidah Shafiyah binti Huyai, Istri Rasulullah Keturunan Nabi Harun

Kamis, 21 Mei 2020 - 14:43 WIB
loading...
A A A
Sayyidah Shafiyah telah berpindah ke rumah Rasulullah untuk mengambil tempat di antara para istri Rasulullah lainnya. Sabar dan diam menjadi ciri khas bagi Sayyidah Shafiyah r.a. karena Allah telah memberinya kemuliaan dengan hidup di bawah naungan suami yang paling mulia. Terlebih ketika ia mendengar sindiran Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Hafshah yang mengatakan dengan suara keras bahwa dirinya adalah seorang wanita berdarah Yahudi yang di dalam urat nadinya mengalir darah Yahudi.

Para istri Rasulullah itu membanggakan diri di hadapan Sayyidah Shafiyah karena mereka adalah para wanita Quraisy atau orang Arab, sedangkan Shafiyah adalah wanita Yahudi non-Arab yang memasuki rumah mereka.

Suatu hari Shafiyah merasa tertekan atas hal yang ia dengar. Ia pun duduk sambil menangis tersedu-sedu lalu Rasulullah SAW menanyakan apa sebabnya ia menangis. Sayyidah Shafiyah menceritakan tentang hal yang dikatakan terhadap dirinya. Karena itu, Rasulullah pun bersabda, "Katakanlah kepada mereka: 'Bagaimana kalian bisa lebih baik daripada aku sementara suamiku adalah Muhammad, ayahku adalah Harun, dan pamanku adalah Musa'."

Kata-kata Rasulullah ini menjadi penyejuk bagi Shafiyah. Kata-kata yang mampu menghilangkan rasa tersiksa dan semakin memupuk kesabarannya.



Kisah lain menyebut, suatu hari, sampai di telinga Sayyidah Shafiyah bahwa istri nabi, Sayyidah Hafshah binti Umar, menyebutnya dengan putri seorang Yahudi. Beliau menangis. Saat bersamaan Rasulullah SAW datang menemuinya dan melihatnya menangis.

Beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”

Ia menjawab, “Hafshah binti Umar berkata padaku bahwa aku adalah putri seorang Yahudi.”

Nabi berkata padanya, “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi. Pamanmu pun seorang nabi. Dan engkau dalam naungan seorang nabi. Bagaimana kau tidak bangga dengan hal itu.”

Kemudian beliau berkata pada Sayyidah Hafsha, “Wahai Hafshah, bertakwalah kepada Allah.” (Muhibbuddin ath-Thabari: as-Shimthu ats-Tsamin Hal 207).

Maksud bahwa Sayyidah Shafiyah putri seorang nabi adalah nasabnya yang sampai Nabi Harun. Sehingga Nabi Harun terhitung sebagai ayahnya. Dan Nabi Harun merupakan saudara Nabi Musa. Sehingga ia memiliki paman seorang nabi juga. Tentang di bawah naungan nabi. Maksudnya suamimu yang menaungimu pun nabi.

Ada juga kisah, suatu hari Nabi SAW beri’tikaf di masjid. Nabi bersama istri-istrinya. Saat mereka pergi, Nabi berkata kepada Sayyidah Shafiyah binti Huyay, “Jangan tergesa-gesa pulang. Akan kuantar engkau.”

Rumah Sayyidah Shafiyah berada di tempat Usamah. Nabi SAW keluar bersama Sayyidah Shafiyah. Di jalan, Nabi bertemu dua orang Anshar. Keduanya memandang Nabi SAW sesaat lalu terus berjalan. Beliau SAW berkata pada keduanya, “Kemarilah kalian, ini adalah Sayyidah Shafiyah binti Huyay”.

Maka keduanya berkata, “Maha suci Allah, wahai Rasulullah”. Lalu Beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya setan berjalan pada diri manusia lewat aliran darah dan aku khawatir telah timbul suatu perasaan pada diri kalian berdua.” (HR. Al-Bukhari No. 1897 Kitab I’tikaf)



Pasca Wafatnya Rasulullah
Sayyidah Shafiyah menyaksikan wafatnya Rasulullah SAW karena ia merupakan salah seorang Ummahatul Mukminin yang berkerumun di sekeliling alas tidur Rasulullah saat beliau sakit. Sayyidah Shafiyah berbicara kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, demi Allah aku ingin jika apa yang engkau alami ini menimpa diriku."

Para istri Rasulullah yang lain hanya memejamkan mata. Tidak ada yang membuat mereka bergetar selain sabda beliau : "Bertobatlah!" Mereka pun menjawab, "Dari apa, wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW bersabda, "Dari perbuatan kalian yang meremehkan Shafiyah. Demi Allah, ia telah berkata jujur."

Setelah Rasulullah wafat, Sayyidah Shafiyah duduk untuk beribadah dan memahami situasi, ia berusaha ikut andil dalam membangun masyarakat Islam sementara berbagai provokasi tetap menghadangnya dari segala arah. Kecemburuan masih menghantui hati para wanita terhadap dirinya.

Diriwayatkan bahwa seorang budak wanita miliknya datang menghadap kepada Amirul Mukminin Umar ibn Khaththab dan berbicara, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Shafiyah mencintai hari Sabtu dan berhubungan dengan Yahudi."

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1512 seconds (0.1#10.140)