Madrasah Ramadhan sebagai Bulan Kesabaran

Minggu, 25 April 2021 - 08:43 WIB
loading...
Madrasah Ramadhan sebagai Bulan Kesabaran
Ramadhan adalah madrasah untuk menguatkan kesabaran kita, sehingga, setiap kali Ramadhan selesai, kita menjadi orang yang lebih sabar dari sebelumnya. Foto ilutrasu/SINDOnews
A A A
Sebagai bulan yang istimewa , banyak predikat yang disematkan pada bulan Ramadhan, salah satunya adalah madrasah Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Kenapa disebut bulan kesabaran? Imam Ibnu Rajab al-Hanbali (w. 795 H) menyebut Ramadhan sebagai bulan kesabaran, karena didalamnya ada kewajiban berpuasa, sedangkan puasa adalah bagian dari sabar, atau pelatihan kesabaran.



Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الصومُ نِصْفُ الصَّبْرِ

“Puasa itu separuh (dari) sabar.” (HR at-Tirmidzi)

Dalam kitab 'Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsîm al-‘Âm min al-Wadhâ’if," Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, seperti dilansir NU Online, menjelaskan bahwa pahala berpuasa di bulan Ramadhan berlipat ganda, dan kelipatannya tidak terbatas di angka tertentu (adl’âfan katsîratan bi ghairi hashr ‘adad). Hal ini terkait dengan predikat Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa pahala orang-orang yang bersabar tidak dibatasi di bilangan tertentu.

Baca juga; Bacaan Zikir Bagi Perempuan Haid yang Pahalanya Luar Biasa

Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” ((QS. Az-Zumar: 10)

Riwayat lain yang mengatakan Ramadhan sebagai bulan kesabaran adalah riwayat Imam Ahmad bin Hanbal. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ

“Berpuasa (di) bulan kesabaran (Ramadhan) dan (berpuasa) tiga hari dari tiap-tiap bulan adalah (seperti) puasa satu tahun” (Imam Abdurra’uf al-Munawi, Faidl al-Qadîr Syarh al-Jâmi’ al-Shaghîr, Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1972, juz 4, h. 211).



Itu artinya, Ramadhan adalah momen yang tepat untuk menyadarkan kembali kesabaran kita, agar kita bisa mendapatkan pahala berlipat sekaligus menjadi pribadi yang lebih baik setelah bulan Ramadhan berlalu. Untuk itu, kita perlu memahami makna sabar itu sendiri. Menurut Imam Majduddin Muhammad al-Fairuzzabadi, sabar secara bahasa berarti “al-habsu” (menahan/mencegah), atau “al-kaffu fî dlayyiqi” (bertahan dalam keadaan sempit/susah).

Sedangkan secara istilah, dia mengatakan, “Sabar adalah menahan diri dari ketidasabaran (cemas) dan ketidakpuasaan, menahan lisan dari mengeluh (komplain), dan menahan (seluruh) anggota tubuh dari mengacau.”

Sabar adalah perilaku aktif. Membutuhkan inisiatif dari pelakunya. Sebagaimana yang diuraikan Imam Majduddin al-Fairuzzabadi, bahwa sabar adalah aktivitas menahan diri, lisan, dan seluruh anggota tubuh dari ketidakpuasaan, komplain, dan berbuat kekacauan.



3 Macam Sabar

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali membagi sabar dalam tiga macam, yakni (1) Sabar atas ketaatan kepada Allah, (2) Sabar atas (menjauhi) hal-hal yang diharamkan Allah, dan (3) Sabar atas ketetapan Allah yang pahit (atau susah).”

Menurutnya, dalam puasa terkumpul pendidikan dari tiga kesabaran sekaligus (tajtami’uts tsalâtsah fîsh shaum). “Karena sesungguhnya di dalam puasa (dapat memunculkan) kesabaran atas ketaatan kepada Allah, kesabaran atas apa yang diharamkan Allah kepada orang yang berpuasa yaitu nafsu syahwat, dan kesabaran atas sesuatu yang dihasilkan orang puasa (dari puasanya) yaitu kesusahan lapar, haus, lemahnya diri dan badan. Kesusahan (semacam) ini, yang lahir dari perilaku taat (kepada Allah), pengamalnya akan mendapatkan pahala.”



Menyengaja untuk lapar dan haus, karena menaati perintah Allah, menghindari larangan-Nya, dan bersiap diri untuk merasakan kesusahannya, merupakan tindakan yang dapat mempertajam kesabaran manusia. Dengan kata lain, kita menyengaja untuk menguji diri kita sendiri, dengan menahan lapar, haus dan syahwat di sekian waktu. Hal-hal yang biasanya mudah kita dapatkan, kita sengaja menghindarinya, meski hal-hal tersebut ada di sekitar kita.

Apalagi, penyengajaan ini berpengaruh langsung kepada ketahanan fisik kita seperti lapar dan haus. Oleh karena itu, penyengajaan ini harus disadari sebagai proses pendidikan kesabaran. Menguatkan kesabaran kita dengan menyengaja untuk lapar dan haus.

Baca juga: Kapolri Kerahkan Kekuatan Terbaik Bantu Cari KRI Nanggala 402

Dan Ramadhan adalah madrasah untuk menguatkan kesabaran kita, sehingga, setiap kali Ramadhan selesai, kita menjadi orang yang lebih sabar dari sebelumnya. Semoga.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1996 seconds (0.1#10.140)